Part 34

199 25 8
                                    

Musim semi hampir menyapa penduduk kota terpadat di Inggris itu. Walaupun jejak salju mencair masih menghiasi jalanan maupun gang-gang disana, hal itu tak menyurutkan semangat para warga memulai aktifitas di luar.

Senyum cerah dan celotehan ringan terdengar saling bersahutan dari orang-orang yang berlalu lalang.

Dan tak dipungkiri juga senyum itu juga menghiasi wajah para mahasiswa-mahasiswi tingkat akhir Universitas Oxford.

" AKHIRNYAAA~ AKU BEBAS!", desah Neville dengan keras.

Pria berwajah bulat itu baru saja keluar dari kelas.

Hermione, Ginny dan Cho Chang hanya menanggapi dengan senyuman maklum.

Mereka tahu bahwa ujian yang mereka hadapi telah banyak menguras tenaga dan pikiran.

Ya, hampir sebulan lebih mereka berjibaku dengan kertas dan soal-soal. Dan akhir bulan depan merupakan hari dimana hidup mati mereka ditentukan.

" aku harap nilaiku memuaskan. Aku ingin cepat-cepat lepas dari penderitaan ini", gumam Neville sambil mengekori para sahabatnya.

Mereka berempat berjalan sepanjang selasar lorong kampus menuju taman.

" aku harap begitu. Kita sudah berjuang selama ini, dan aku yakin kita semua akan berhasil", timpal Hermione memberi semangat.

Drttt drttt

Bunyi getaran ponsel Cho Chang menginterupsi obrolan mereka.

" upss sorry, guys! Aku angkat dulu ya!".

Gadis peranakan cina itu pun agak sedikit menjauh dari teman-temannya. Hermione pun mengajak Ginny dan Neville duduk di bangku taman.

" kalian merasa ada yang aneh tidak pada Cho?", celetuk Ginny tiba-tiba.

" Please, Gin. Kamu satu-satunya orang di geng kita yang selalu penasaran dengan urusan orang lain", sewot Hermione.

Neville yang tak tahu apa-apa hanya memandang santai pada kedua gadis itu. Ia sudah biasa melihat Ginny yang terkadang dalam mode "bergosip".

"Aku tidak penasaran, hanya~ sedikit perhatian kepada kalian semua".

" bahasa halusnya itu", timpal Hermione lagi.

" Memang apa yang aneh, Gin?", sahut Neville akhirnya.

" Begini, akhir-akhir ini bila ia mengangkat telepon selalu menjauh dari kita. Padahal biasanya juga cuek saja", jelas Ginny.

Hermione dan Neville pun serempak menatap Cho Chang yang masih asyik berbicara.

Terlihat muka gadis berkulit kuning langsat itu bersemu hingga ke telinga.

"Lihat! Wajahnya akan bersemu seperti itu tiap ia menerima telepon", Ginny terus memprovokasi.

" betul juga, ya", gumam Neville menyetujui.

Seperti mendapat dukungan, Ginny pun sedikit bangga.

"Aku yakin ia sedang berkencan dengan seseorang", putus Ginny makin bersemangat.

" hei! Stop Ginny! Memangnya kenapa kalau ia sedang memiliki hubungan dengan seseorang?! Itukan haknya", protes Hermione.

Gadis bersurai cokelat itu agaknya tak suka dengan sikap salah satu sahabatnya.

"Aku tak keberatan, Hermione sayang! Aku juga tahu dia punya hak untuk bahagia. Tapi kita juga punya kewajiban melindungi dia dari pria yang mungkin saja ingin menyakitinya", bela Ginny.

Belum sempat Hermione membalas ucapan Ginny, Cho Chang sudah kembali bergabung dengan mereka.

" hei, girls! Ada apa? Ada masalah?", tanyanya bingung.

Bagai Sebuah DongengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang