"Apa?! Kau serius untuk berdamai, begitu?!", tanya Theo pada Draco.
Draco pun mengangguk sambil memakan burgernya. Sedangkan Theo melongo tak percaya.
" kenapa?", tanya Draco balik.
"Tidak! Aku hanya heran dan takjub tepatnya. Selama 2 tahun ini kau sudah berperang dingin dengan ibumu, jadi kenapa tiba-tiba kau ingin berdamai?", ujar pria jangkung itu.
Saat ini Draco dan Theo sedang berada di kantin kampus. Mereka memutuskan makan siang berdua saja karena sahabat mereka yang lain masih mengikuti kelas masing-masing.
" ya, bagaimana ya?! Menurut Hermione, aku harus mencoba untuk sedikit dewasa", ungkapnya.
"What?! Hermione?! Teman satu fakultasnya Seam?!", Theo terkejut.
Draco hanya mengangguk.
" wah... Wah...! Sepertinya sudah terjadi sesuatu di antara kalian, ya?!", goda Theo.
"Kau ini bicara apa? Aku dan dia hanya berteman saja", elak Draco dengan pipi memerah.
" uhhhh, jangan mengelak, Putra Mahkota! Aku sangat mengenalmu", olok Theo lagi.
"Kau~", ucapan Draco terpotong ketika melihat Hermione berjalan ke mejanya.
" ada ap~", Theo juga tak melanjutkan ucapannya saat sesosok gadis cantik berdiri di hadapan mereka.
"Hai, semua!", sapa Hermione.
" Hai, Hermione!", balas Draco sedangkan Theo hanya tersenyum kikuk.
"Boleh aku bergabung?", tanya Hermione.
" tentu! Silahkan!", sahut Theo sambil memandang jail pada Draco. Dan Draco hanya bisa men-death glarenya saja.
"Terima kasih, uhm..", kata Hermione menggantung.
" Theo! Theodore Nott, tapi cukup Theo saja, ya!", balasnya.
"Tapi, maaf aku harus pergi dulu. Aku duluan ya!", pamit Theo melanjutkan sambil mengedipkan mata ke sahabatnya.
Draco dan Hermione akhirnya duduk berdua di kantin. Tampak Hermione mengeluarkan kotak makan siangnya dari dalam tas.
"Bekal?!", tanya Draco.
" ehem! Aku hanya berhemat saja!", jawab Hermione.
Mereka terdiam kembali. Draco sibuk dengan pikirannya dan Hermione dengan bekalnya.
"Ehm, Hermione? Apa akhir minggu ini kau ada acara?", tanya Draco memecah kesunyian.
Hermione terdiam sesaat, tampak sedang berpikir.
"Akhir pekan aku di minta Profesor Mcgonagall untuk mewakili kampus dalam acara pameran di museum. Katanya ada delegasi dari Perancis akan study tour disana. Kenapa?", terang gadis itu sambil memakan sandwichnya.
" pameran di museum?!Perancis?!", gumam Draco lirih.
Flashback on
"Minggu depan ada kunjungan kenegaraan dari Perancis. Dan ini mengenai kerja sama dalam hal kebudayaan. Apa kau bisa menanganinya?".
Flashback off
"OH IYA! aku ingat sekarang!", jerit Draco tiba-tiba.
" astaga, Draco! Kau ini kenapa, Hah? Kau mengagetkanku, tahu!", bentak Hermione sambil mengelus dada.
Draco hanya bisa nyengir kuda seraya menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
"Ehm, Hermione! Aku pergi dulu ya! Sampai ketemu di akhir pekan!", seru Draco sambil beranjak pergi.
" hei, kau mau kemana?", teriak Hermione.
"Dasar pria aneh, kenapa ia bisa jadi pangeran", gumam gadis itu.
***
" Frank! Frank!", seru Draco.
Pria itu memanggil pelayan pribadinya itu sambil menelusuri seluruh lorong di dalam istana.
Ia tampak terburu-buru sekali. Sampai ia melihat sekelibat bayangan yang ia kenal di koridor dekat ruang pertemuan.
"Mr Snape?!", panggil Draco.
Saat itu Snape tampak akan menaiki tangga ke lantai dua. Ia seketika berbalik dan melihat Draco berjalan mengarah padanya.
" Mr Snape?!", ucap Draco setelah berada di depannya.
"Oh, Putra Mahkota! Ada yang bisa aku bantu?", tanyanya.
" ehm.... Yang tempo hari~, ehm apa masih berlaku? Maksudku acara untuk~", ucap Draco terbata-bata.
"Kau bicara apa, Putra Mahkota! Cobalah bicara pelan-pelan!", pinta Snape.
" baiklah! Apa tugas kenegaraan atas kunjungan Perancis kemarin masih berlaku?!", tanya Draco.
"Oh itu, kalau kau bisa dan mau katakan saja pada Sang Ratu. Aku yakin penawarannya masih berlaku. Bukankah kau juga ingin berdamai dengannya?!", kata Snape.
" baiklah! Terima kasih informasinya", ujar Draco tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagai Sebuah Dongeng
RomanceDiadaptasi dari kehidupan The Royal Family.... jalan cerita tak selalu sama tapi memiliki makna yang serupa