Part 32

400 38 10
                                        

2 jam lebih mobil hitam bermerk Porsche itu membelah jalanan kota London bagian selatan.

Melewati beberapa pertanian dan peternakan milik warga di kanan kiri jalan.

Suasana hening dan deru mobil lebih mendominasi.

"Kau baik-baik saja?", tanya pemuda tampan itu tiba-tiba dengan raut khawatir kepada wanita disampingnya.

Hanya anggukan samar menjadi balasannya tanpa memalingkan wajahnya dari pemandangan di luar mobil.

"Tori!?", desak pemuda itu lagi.

" Tom!? Jangan ganggu aku!", desis Astoria tertahan dengan posisi yang sama.

"Siapa yang menganggumu?! Aku hanya khawatir karena dari tadi kau hanya terdiam saja".

" itu sama saja. Kau sudah mengangguku yang sedang menikmati pemandangan", rengut Tori tak mau kalah.

"Apa kau suka?", tanya Tom lagi.

Ia merasa senang bila Astoria marah ataupun kesal dengannya. Setidaknya itu suatu kemajuan daripada Astoria beberapa hari yang lalu.

" ya, aku suka! Aku seperti baru tersadar bahwa banyak pemandangan bagus disini", ujarnya sambil tersenyum.

"Kau akan lebih menyukai tempat tinggal kita nanti. Aku yakin!".

" memang kita mau kemana?".

"Ke suatu tempat yang bisa membuatmu rileks, sayang!", ucap Tom sambil menggenggam tangan kanan Tori.

" apa kau akan membawaku ke rumah sakit lagi?!", tanya Astoria dengan perasaan takut.

Tubuhnya sampai bergetar dan keringat dingin mulai bermunculan. Terlihat betapa traumanya Astoria dengan namanya rumah sakit.

Melihat respon kekasihnya, Tom pun segera memeluknya dengan hangat. Beruntung bukan ia yang menyetir, melainkan orang suruhan kerajaan bernama David.

"Tidak, tentu tidak sayang! Kau sudah sembuh, jadi jangan berpikir kalau kau akan masuk rumah sakit lagi", ucapnya.

" lalu kita mau kemana?", cicit Tori masih dalam pelukan Tom.

"Kita akan ke rumah baru kita. Kau dan aku. Disana kita akan memulai kehidupan yang baru, bagaimana?!", ujar Tom.

Seketika wanita itu melepaskan diri dari pelukan Tom, dan memandanginya dengan raut wajah bingung.

" rumah?!".

"Ya!".

" kita?!", tanya Tori lagi.

"Iya, sayang!", kekeh Tom.

" tapi dar~",

"Sudahlah, sayang! Jangan tanyakan apapun sebelum kita sampai, oke?!", pinta Tom.

" baiklah!".

"Good girl! Aku bahagia melihat Astoria yang seperti ini", ujar Tom sambil mengusak sayang kepala Tori.

" apa maksudmu, Tom?!", sahut Tori tak suka.

"Ya, karena kau sedikit lebih lembut bila berkata dan menurut padaku. Jadi kau lebih cantik daripada yang dulu", kata Tom seraya mencolek dagu wanitanya itu.

" jangan sok menggombal! Dan asal kau tahu kalau aku memang sudah cantik dari dulu", sungut Tori dengan wajah merah padam.

Tom pun hanya menanggapi sikap malu-malu kekasihnya itu dengan kekehan ringan.

***

"Apa mereka sudah keluar dari rumah sakit, Severus?", tanya Cissy sambil mengecek beberapa dokumen.

Bagai Sebuah DongengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang