Part 9

691 80 8
                                        

Hari ini cuacanya sangat cerah. Waktu yang paling menyenangkan untuk bercengkrama bersama orang terdekat.

Tapi nyatanya tidak dengan dua orang pria itu. Mereka terlihat mendiskusikan sesuatu dengan sangat serius.

"Jadi kau tiba-tiba menyatakan cinta pada Hermione, begitu?!", tanya Blaise dengan nada serius.

" iya", lesu Draco.

"Memang kau benar-benar menyukainya ya?!", cecarnya lagi.

" oh, Blaise! Mana ada pria yang tidak suka padanya?! Dia cantik, cerdas dan sangat mandiri", ungkap Draco frustasi.

"Dasar bodoh!", olok Blaise.

" apa maksudmu?!", bentak Draco tersinggung.

"Iya, kau itu bodoh! Yang aku tanya itu kau, bukan para pria! Jangan kau menilai dia seperti pria pada umumnya", nasehat pria berkulit hitam itu.

" baiklah, maaf! Ya bagiku dia sangat berbeda dengan wanita pada umumnya. Ia begitu berprinsip dan sempurna", ujar Draco dengan pandangan menerawang.

"Lalu apakah dia menjawab pertanyaanmu?", tanya Blaise.

***

" tidak!", jawab Hermione santai.

"APA?!!! Oh, Mione! Kenapa kau tidak jawab saja? Asal kau tahu, banyak wanita di luar sana yang ingin berada di posisimu", sembur Ginny gregetan.

" maka dari itu, aku tak mau ia memperlakukan aku seperti wanita yang mudah di rayunya, Ginny!", kata Hermione kalem.

Ginny menghembuskan napasnya kasar. Ia merasa tak mengerti maksud perkataan sahabatnya itu.

"Maksudmu?", tanya nya.

" maksudku, bila dia memang menyukaiku, dia harus berusaha membuatku terkesan. Dengan itu, aku bisa mengetahui bahwa aku memang istimewa untuknya", jelas Hermione panjang lebar.

"Oh, begitu! Tapi apa kau tidak terkesan padanya selama ini?", tanya Ginny lagi.

Beruntung kedua gadis itu sedang sendiri sekarang, karena kelas sudah selesai sekitar 10 menit yang lalu. Jadi tak ada orang yang mendengar.

" aku terkesan, tapi masih sedikit", jawab Hermione seraya tersenyum penuh arti.

Ginny pun mau tak mau ikut tersenyum melihatnya.

"Hermione?!", panggil seseorang dari arah pintu kelas.

Hermione dan Ginny pun menoleh secara serempak ke sumber suara.

" oh, hai Kate! Ada apa?", tanya Hermione.

" di depan ada seorang wanita yang mencarimu!", ujarnya Katie memberi tahu.

"Wanita? Siapa?", ganti Ginny yang bertanya.

" aduh! Aku lupa tanya namanya. Tapi dia memakai pakaian mahal dan warna rambutnya pirang begitu lah", kata Katie lagi.

"Baiklah, terima kasih ya, Kate!", kata Hermione.

"Apa kau kenal dengannya, Mione?", selidik Ginny beralih kepada sahabatnya.

Hermione hanya mengangkat bahunya tanda tak kenal sambil membereskan semua buku-bukunya.

Di area depan universitas Oxford, ada seorang wanita cantik berkulit putih bersurai pirang tampak seperti menunggu seseorang.

Penampilannya yang anggun seperti putri kerajaan membuat ia menjadi pusat perhatian, khususnya kaum adam.

"Eh, Mione! Sepertinya dia orangnya!", tunjuk Ginny.

" apa kau yakin?!", kata Hermione mengikuti telunjuk sahabatnya itu.

"Kita coba saja!", ajak Ginny.

Akhirnya mereka mendekati wanita itu. Ketika sudah dekat, Hermione kemudian berdeham.

" ekhem! Maaf apa kau mencariku?", tanya Hermione.

Wanita itu menoleh dan tersenyum simpul saat melihat Hermione dan Ginny.

"Iya! Apa kau yang bernama Miss Granger?", dia balik bertanya.

" iya, aku Granger. Hermione Granger!", jawab Hermione dengan wajah penasaran.

"Aku Luna Lovegood! Sepupu dari kekasihmu", ucapnya datar.

" kekasih?! Maaf siapa maksudmu?".

"Tentu saja Draco, Miss Granger!", balasnya.

"Dia bukan kekasihku~",

" tepatnya belum, namaku Ginny!", sahut Ginny

Luna lagi-lagi tersenyum simpul merespon perkataan Ginny. Ia melihat sekeliling sebentar sebelum kembali beralih kepada Ginny dan Hermione.

"Bagaimana kalau kita mengobrol?! Saat perjalanan kesini aku melihat ada kafe bagus di ujung jalan sana", tawar Luna.

Hermione dan Ginny hanya berpandangan satu sama lain.

Dalam Kafe

" jadi, sejak kapan kau menjadi kekasih sepupuku itu?", tanya Luna dengan nada datar.

"Ehm, maaf! Tapi aku bukan kekasih Draco. Kami hanya berteman", jujur Hermione.

Gadis bermata biru itu memandang Hermione dengan tatapan penuh arti.

" tak mungkin teman biasa bisa membuat sepupuku itu selalu galau setiap hari", kata Luna.

"Apa?!".

"Dia selalu curhat tentangmu kepadaku ketika kami mengobrol di telepon", lanjutnya.

" mungkin kau salah paham, Luna! Tapi ngomong-ngomong, aku tak tahu kalau Draco punya sepupu perempuan", ungkap Hermione.

"Karena keluargaku tidak tinggal di istana. Kami menetap di Yunani selama 24 tahun. Dan aku kesini dalam rangka liburan dan sekalian ingin berkenalan denganmu, Hermione!", terangnya.

" pantas ia sangat cantik seperti dewi Yunani", pikir Hermione.

"Kau melamun?!", tebak Luna.

Hermione tersipu malu ketika ketahuan melamun. Ia hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Tapi Hermione, aku berterima kasih karena dirimu Draco bisa kembali ceria lagi. Dan yang terpenting ia bisa menjadi pribadi yang bertanggung jawab", ujar Luna.

" ah jangan begitu, aku sungguh tak melakukan apa pun padanya. Ini semua karena kerja kerasnya saja", elaknya tak enak hati.

"Aku sungguh-sungguh, Hermione! Dia tidak seperti ini saat bersama Astoria dulu", ceritanya.

" Astoria?!", tanya Hermione penasaran.

"Iya, Astoria! Kau tidak tahu?!",

Hermione menggeleng.

" dia adalah mantan kekasih Draco. Mereka telah berpisah 2 tahun yang lalu", lanjut Luna sambil menyesap jus nya.

"Aku tidak tahu, karena dia hanya cerita bila mereka dipaksa berpisah oleh Yang Mulia Ratu", kata Hermione.

" benar! Bibi Cissy tak suka padanya karena menurutnya Astoria bukan wanita baik-baik. Tapi entah kenapa Draco sangat mencintainya", balasnya

"Memang apa yang ia lakukan pada Draco?", tanya Hermione semakin penasaran.

" entahlah, aku juga tak tahu. Tapi yang ku tahu Draco sangat kacau saat itu, ia sampai membenci Bibi Cissy", kata Luna tetap dengan nada datar.

Hermione pun hanya terdiam sambil memandang keluar jendela. Ia tak tahu harus merespon apa, lagipula dia bukan siapa-siapa bagi Draco.

"Apa pernyataan cintanya tempo hari hanya pelariannya saja padaku?!", pikir Hermione.

Bagai Sebuah DongengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang