Part 17

451 60 9
                                    

Suara musik terdengar mengalun dengan lembut dari salah satu butik ternama di pusat kota.

Deretan berbagai gaun pesta dan setelan jas terlihat berjajar rapi di beberapa sudut. Tak banyak pengunjung yang berada disana, hanya segelintir orang saja.

"Ehm~yang mana, ya?!", gumam seorang pria berkulit hitam sambil menyusuri deretan rak beberapa jas.

Sesekali ia mengambil satu dan mengamati sejenak, tapi dikembalikan lagi.

" permisi, Mr Zabini! Apakah anda sudah menentukan pilihan?", tanya Mr Zayyen.

"Entahlah! Aku masih bingung. Semua bagus, tapi tak ada yang menarik perhatianku", desah Blaise dengan tak enak hati.

" tenang saja, Mr Zabini! Anda punya banyak waktu disini. Jadi silahkan kembali melihat-lihat", ucap Mr Zayyen dengan senyuman.

"Terima kasih, Mr Zayyen!", balas Blaise kembali beranjak ke rak sebelah kanan.

Beruntung sekali Blaise mengenal Mr Zayyen, yang notabene adalah pemilik butik tersebut. Dan lagipula butik ini adalah butik langganan keluarganya.

Tringgg

Bunyi bel pintu terdengar, menandakan ada seseorang masuk.

" selamat datang!", sapa wanita yang berada di meja resepsionis.

"Maaf, apa kau punya koleksi baju pesta yang mempunyai model seksi?", tanya orang yang baru masuk tadi yang ternyata wanita.

" ada, nona! Ada di sebelah sana!", tunjuk wanita resepsionis di sisi kanan butik.

Setelah menggumamkan terima kasih, wanita yang mempunyai surai pirang panjang itu kemudian beranjak.

Ia terlihat melihat-lihat dengan sangat teliti. Karena saking seriusnya, ia tak sadar ia menabrak punggung seseorang.

Brughhh

"Auch!", ringis wanita itu pelan.

" ups, maafkan aku nona! Apa kau tak apa-apa?", tanya Blaise khawatir.

"Aku baik-baik saja!", jawab wanita itu pelan sambil mengelus pelan dahinya.

Blaise tampak tak enak hati. Tapi ia bingung harus melakukan apa sehingga ia hanya bisa berdiri mematung.

" tenanglah! Aku tak apa", ulang wanita itu menatap Blaise.

Seketika Blaise terpaku dengan wajah cantiknya. Mata yang besar dan bibir mungil yang memerah sangat pas di wajah mungilnya.

"Cantik sekali", gumam Blaise pelan.

" maaf! Kau mengatakan apa?", tanyanya.

"Ah~bukan apa-apa! Ehm, sekali lagi aku minta maaf", ucap Blaise lagi.

Wanita itu hanya tersenyum simpul seraya beranjak pergi meninggalkan Blaise.

Dan karena hal itu, jantung Blaise tiba-tiba berdebar kencang. Ia sampai memegang dada bagian kirinya.

Ada apa denganku? Kenapa jantungku tiba-tiba begini hanya karena bertemu wanita itu, batin Blaise.

" nona! Tunggu!", seru Blaise.

"Ada apa?", balas wanita itu datar.

" bolehkah~ehm, bolehkah aku berkenalan denganmu?", ijin Blaise.

"Tentu! Aku Luna!", ujarnya sambil mengulurkan tangan.

" Luna? Nama yang cantik! Aku Blaise".

"Senang berkenalan denganmu, Blaise!", ucap Luna dengan senyum simpulnya.

***

Ratu Narcissa tampak sibuk hari ini. Ia terlihat beberapa kali berdikusi dengan beberapa orang di ruang santai di istana pada siang itu.

" Jessy! Aku ingin cemilannya yang enak tapi sehat, ya!", katanya pada salah satu pelayan.

"Baik, Yang Mulia!", jawabnya.

" Frank!", panggil Ratu pada pelayan pribadi putranya.

Dengan sigap, pria itu menghampiri Sang Ratu.

"Ya, Yang Mulia!".

" kau harus pastikan, minuman yang disediakan tidak memiliki kadar alkohol lebih dari 20%".

"Baik, Yang Mulia! Saya sudah mengkonfirmasi masalah itu pada pihak hotel, Yang Mulia!", ungkap Frank.

" baik, terima kasih!", ucap Ratu.

Tak berapa lama, Draco pulang dan langsung menuju ruang santai. Dengan riang, ia menghampiri ibunya dan menyapanya.

"Hai, bu!", sapa Draco sambil memeluk ibunya dari belakang.

" auch! Sayang! Ada apa, hem? Kau tampak senang sekali hari ini", tanya Narcissa lembut.

Draco melepas pelukannya dan beralih duduk disamping kanan ibunya.

"Aku akan berencana melamar Hermione besok,bu", ujar Draco.

Narcissa tampak terkejut sesaat. Tapi dengan segera mengatasinya. Ia memandang sang putra dengan rona bahagia.

" benarkah? Apa Hermione tahu akan hal itu?", tanyanya.

"Tentu tidak, bu! Ini kejutan untuknya. Apa ibu setuju?", balas Draco.

Dengan senyum keibuan dan raut wajah senang, Narcissa menjawab Draco sambil mengelus pelan wajahnya.

" ibu setuju, sayang! Dia wanita yang baik. Dan ibu akan mendukung apapun asal pangeran kecil ibu ini bahagia".

"Aku susah besar, bu!", protes Draco sambil mempoutkan bibirnya.

" kau tetap kecil di mata ibu", jawab Sang Ratu sambil terkekeh.

"Terima kasih, bu! Aku mencintaimu".

" ibu lebih mencintaimu, sayang".

***

Di sebuah kafe sederhana terlihat dua orang dengan warna kulit yang kontras sedang duduk berdua di salah satu sudut.

Kopi panas telah tersaji di depan mereka.

"Maafkan aku, Luna! Dengan lancangnya aku mengajakmu minum kopi, padahal mungkin saja kau sedang sibuk", kata Blaise.

" aku suka kopi, dan aku hanya sedang belanja gaun untuk pesta ulang tahun sepupuku", terangnya.

"Ulang tahun? Kapan?".

" besok! Dan di adakan di salah satu hotel. Dan masalahnya ia menetapkan tema malam yang liar di pestanya. Jadi aku bingung mencari gaunnya", jelasnya panjang lebar.

"Malam yang liar?! Apa tempatnya di hotel Shangri-La?", tebak Blaise.

" iya, disana!", jawab Luna singkat.

"Apa kau sepupu Draco?", ujar Blaise.

" kau kenal Draco? Iya aku sepupunya", jawab Luna.

Blaise tersenyum sumringah mendengar jawaban Luna. Ia teringat ucapan Draco, ia bilang ia punya sepupu perempuan bernama Luna.

"Draco sahabatku di kampus. Dan hubungan kami sangat dekat seperti saudara", terang Blaise.

" oh, begitu!", respon Luna.

"Ehm, kalau boleh~ besok aku jemput, bagaimana?", tawar Blaise.

" apa tak merepotkan?", tanya Luna sungkan.

"Tidak merepotkan apalagi untuk wanita secantik kamu", goda Blaise.

Luna hanya mengangguk mengiyakan sambil tersenyum manis.





Ughhh!!! Ada yang lagi modus tuhhh....

Semoga acaranya besok lancar ya...
Gak da halangan apa pun deh!!!!

Untuk kalian, selamat menikmati ya!!!

Bagai Sebuah DongengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang