Instagram : unianhar
Elang Trinarenra Abraham terpaku menatap kedua orang berbeda jenis kelamin didepannya.
Melihat mereka saling menjahili membuatnya Elang juga menginginkannya. Andai saja mamanya tidak keguguran waktu itu pasti Elang telah memiliki seorang adik seperti adiknya Marcel.Elang bukan tipe orang yang suka iri pada apa yang dimiliki orang lain karena ia telah memiliki semuanya. Tampan, cerdas, kaya dan digilai banyak gadis diluar sana membuat pria sebayanya iri padanya. Tapi satu hal yang membuat rasa iri didalam dirinya muncul, memiliki seorang adik.
Mendengar cerita Marcel yang selalu membicarakan adiknya yang katanya nakal, membangkang dan suka mencari masalah padanya. Marcel berbicara seakan ia kesal tapi melihat raut wajahnya Elang tau jika Marcel menikmatinya.
Elang ingin merasakan bagaimana rasanya punya adik meski kadang Marcel mengatakan jika punya adik itu tidak enak, itu tidak membuat keinginan Elang meluap, bahkan keinginannya itu semakin besar."MAMA! MIRAH BUANG CDKU DICLOSET!"
Teriak Marcel membuyarkan lamunannya Elang.
Elang tersentak tangan Mirah memegang ujung kaosnya meminta perlindungan. Elang hanya menatap Mirah, tak peduli dia adiknya Marcel atau bukan tetap saja Elang tak suka ikut campur."Dasar nakal kamu ya?!"
Omel Marcel menarik Mirah kearahnya lalu menyentil-nyentil kening adiknya itu berkali-kali. Mirah mengadu sambil meminta bantuan pada Elang namun Elang hanya mengedikkan bahunya. Toh mereka kakak adik."Abang tuh yang nakal, masa nyimpan poto cewek nggak pake baju?!" Balas Mirah membuat mata Marcel melotot. Adiknya itu memang kurang ajar, dia telah membongkar laci dimana tempat ia menyimpan foto-foto itu. Padahal Marcel telah menyimpannya serapi mungkin agar tak seorangpun yang melihatnya tapi adik setannya itu berhasil mendapatkannya? Apa mungkin adiknya itu punya sinar lazer dimatanya hingga bisa menemukan benda apa saja?
"Aku aduin ke mama!"
Marcel gelagapan, kalau Mirah mengadu sudah pasti mamanya akan marah dan akibat kemarahannya Marcel akan hidup melarat selama sebulan, ia hanya akan mengandalkan belas kasih Elang dan Ben atau temannya yang lain untuk mentraktirnya. Itu pun dapatnya setelah kedua telinganya dapat wejangan dari mereka, kadang Marcel berpikir mereka mentraktirnya makan ikhlas apa tidak? Kalau tidak, Marcel akan mengembalikan makanan itu dengan bentuk yang berbeda.
Elang meraih tasnya untuk beranjak dari sana membiarkan Marcel dan Mirah berdebat. Menunggu mereka akur sama saja menunggu tom dan Jerry salaman.
"Kak Elang mau pulang?"
Elang berbalik mengangguki pertanyaan Mirah
"Mirah antar ya kak!" Lanjut Mirah melingkarkan tangannya dilengan Elang. Tanpa bicara apapun, Elang melepaskan tangan Mirah darinya."Nggak usah! Aku pulang dulu!" Pamit Elang pada Marcel yang berjalan menghampirinya. Marcel dan Mirah mengantar Elang kedepan dimana mobilnya sudah terparkir disana.
"Hati-hati! Perasaanku nggak enak" ujar Marcel
"Makanya jangan nahan boker!"
"Iya kali ya"
"Ihhh kalian jorok!" Elang tersenyum tipis dan Marcel tertawa melihat wajah merenggut adiknya.
Seorang adik bisa menjadi teman dan sahabat dalam bersamaan tapi seorang adik tidak akan pernah menjadi musuh.
* * *
"Bagaimana sekolahnya?"
Elang menghentikan makannya lalu menoleh kearah pria paruhbaya yang masih terlihat tampan diusianya sekarang ini"Baik."
"Kalau kamu butuh sesuatu bilang sama papa dan mama, okey?!" Meski Edwin sangat sibuk dengan perushaannya ia tidak akan lupa jika ia memiliki anak yang harus ia perhatikan. Kasih sayang dan perhatian Kanaya istrinya belum cukup untuk Elang makanya Edwin juga sangat memperhatikan kehidupan putranya mulai dari lingkungan pergaulannya di sekolah dan diluar sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Elang Trinarenra Abraham ingin seorang adik. Bukan adik kandung tapi adik angkat, Elang tau jika mamanya sudah tidak bisa mengandung lagi makanya ia meminta adik angkat pada kedua orang tuanya. Elang tidak memikirkan sama s...