Arum menoleh pada Mirah, sejak tadi sahabatnya itu mengajaknya mengobrol namun tampaknya Arum lebih tertarik melihat Elang, Hasa dan Marcel mengobrol bersama Shafa. Entah apa yang mereka bicarakan hingga mereka tertawa tanpa henti.
"Arum kamu denger aku gak sih?"
"Denger kok" Arum menoleh pada Mirah disampingnya, bahkan tangannya terus melingkar dilengan Arum. Mirah mengajaknya mencari makanan tapi mereka malah berhenti memperhatikan orang-orang yang hadir dipesta itu.
"Kamu liat itu!" Mirah menunjuk seorang pria memakai tuxedo hitam, dilapisi dengan kemeja putih serta dilehernya terdapat dasi pita yang sama dengan beberapa pria didekatnya. Arum melihat kearah telunjuk Mirah "Namanya Saka, dia dokter terkenal di Jakarta, tampan kan?" Arum mengangguk setuju, pria bernama Saka tertawa sembari mengelus hidungnya
Selain Saka, Mirah juga membicarakan pria didepan Saka yang bernama Leon dan Hero, Arum mendengarkan Mirah namun matanya mengarah dimana sang kakak berada, Arum mengigit bibir bawahnya melihat Shafa memegang lengan kakaknya, tidak tau kenapa ia tidak menyukainya.
"Rum!"
"Eh?" Arum kaget dengan pekikan Mirah hingga ia terperangah melihat pria didepannya tersenyum ramah, Arum menoleh pada Mirah yang menatap pria itu seakan terkesima.
"Kalian perlu sesuatu?"
Arum menggeleng berbeda dengan Mirah mengangguk cepat, melihat itu Arum langsung mengangguk membuat kening pria itu yang awalnya berkerut kini lurus seperti semula.
"Kalian butuh apa?"
"Kami butuh makan,"
"Kan makanannya ada disana, Rah" Arum menunjuk dimana tempat hidangan dipesta itu berada, Mirah menarik tangan Arum turun sembari tertawa hambar. Arum menatap Mirah bingung, jelas-jelas makanannya ada disana, harusnya mereka pergi kesana kalau memang butuh makanan bukan bertanya pada orang asing didepannya.
"Gadis cantik ini udah tau tempatnya jadi kalian bisa kesana," katanya melihat seorang gadis lewat dibelakang Mirah dan Arum "Selamat bersenang-senang" sambungnya meninggalkan kedua gadis itu. Mirah mengikuti kemana pria itu pergi berbeda dengan Arum yang menatap Mirah
"Kamu suka?"
"Siapa yang gak suka sama pria seperti kak Saka"
"Beneran suka?"
"Iyalah, ayo!" Mirah menarik tangan Arum kembali ketempat mereka sebelumnya. Arum menahan tangan Mirah menanyakan niat awal mereka mencari makan namun Mirah mengatakan jika dia tidak punya mood makan melihat iblis ada disekitar abangnya.
* * *
Mirah duduk di kursi samping Marcel berbeda dengan Arum yang masih berdiri melihat tak ada kursi kosong lagi disana. Disamping Marcel ada Hasa bersama kekasihnya dan juga Shafa yang duduk dikursi dekat Elang.
Tak ada yang mengira jika mereka akan bertemu disana, mereka menjelaskan jika perusahaan keluarga mereka menjalin kerjasama dengan pihak Thomas maupun Dirgantara jadi mereka sekeluarga datang kesana dan kebetulan kedua orang tua mereka memisahkan diri.
"Udah makan?" Arum merasakan tangan lembut dan hangat kakaknya itu menggenggam tangannya
"Gak jadi"
"Kenapa?"
"It--"
"Kak Elang udah makan? Gimana kalau kita barengan ambil makanannya" Arum melihat Shafa memegang lengan kakak itu sambil tersenyum, Elang menoleh sekilas pada Shafa lalu kembali mendongak melihat Arum
"Sayang?"
"Aku mau makan bareng kakak" ucap Arum mengalihkan matanya pada Elang tak peduli dengan lirikan Shafa padanya. Selain karena Arum ingin kakaknya tidak dekat-dekat dengan Shafa, Arum jauh lebih ingin makan bersama kakaknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/157998515-288-k760264.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Genç Kurgu(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Elang Trinarenra Abraham ingin seorang adik. Bukan adik kandung tapi adik angkat, Elang tau jika mamanya sudah tidak bisa mengandung lagi makanya ia meminta adik angkat pada kedua orang tuanya. Elang tidak memikirkan sama s...