Bagian 11. Playboy

40.8K 2.9K 114
                                    

Instagram : unianhar

"Ngapain ngikutin kami? Pergi sana!" Usir Ben setelah mereka keluar dari hotel. Hari ini mereka ingin berjalan-jalan sambil melihat bunga sakura bermekaran. Marcel ingin ikut tapi mereka melarangnya apalagi pihak official sudah meminta Marcel untuk latihan terakhir sebelum pertandingan besok siang.

"A'a kenapa usir bang Marcel, kan kasihan"
Arum kasihan dengan Marcel yang pagi ini selalu merengek pada mereka agar ia ikut, kalaupun tidak mereka yang harus tinggal dihotel menunggu latihannya selesai. Elang, Ben dan Mirah tetap kukuh ingin keluar, mereka datang bukan cuma tinggal di hotel menunggu Marcel bertanding tapi mereka juga ingin menikmati kota tokyo selama mereka disini.

"Dedek syantik" panggil Marcel merentang kedua tangannya untuk memeluk Arum. Setidaknya kali ini ia punya orang yang membelanya

Plakk

"Kalau mau dimanja minta sama Nurani!" Ucap Elang setelah memukul tangan kanan Marcel.

"Mau aku panggilin si Mayat?"

"Maya!" Ralat Marcel menahan kedua tangannya untuk tidak memelintir kepala Ben kebelakang

"Maya siapa lagi?" Tanya Mirah menatap abangnya tajam

"Calon kakak ipar kamulah" jawab Ben membuat Mirah kesal

"Ihhh abang!" Geram Mirah ingin memukul abangnya tapi Marcel memegang kepala Mirah hingga kedua tangan adiknya itu tidak bisa menyakitinya. Tidak bisa memukul badan Marcel, Mirah beralih mencubit tangan Marcel yang menahan kepalanya. Reflek Marcel melepaskan tangannya dan menerima pukulan demi pukulan yang Mirah berikan.
"Abang mau karma itu berlaku sama Mirah?! Abang mau kalau Mirah juga disakiti?! Abang kok tega sih? Mirah udah bilang jangan pacaran dulu sebel,"

"Ya makanya jangan pacaran! Kamu itu masih bocah belum tau selut belut dunia percintaan." Potong Marcel melepaskan diri dari Mirah. Adiknya itu memang berkali-kali memintanya untuk berhenti mempermainkan cewek-cewek karena Mirah percaya bahwa karma itu ada. Mirah takut balasan perlakuan Marcel terjadi padanya. Dan sebagai abang, Marcel tidak akan membiarkan itu terjadi. Tapi yang namanya kesenangan akan susah sekali untuk ia lepaskan. Marcel terlanjur menikmatinya jadi raja playboy sejagad raya.

"Lagian jangan salahin abang dong! Salahin noh!" Marcel menunjuk Ben yang juga menunjuk dirinya karena tidak mengerti maksud Marcel
"Dia yang ngajarin abang jadi playboy!" Tuduhnya membuat Mirah berbalik menatap Ben tajam. Ben tidak bergeming, lagian itu tidak benar sama sekali. Malahan kebalikannya. Sebelum bersahabat dengan Marcel, Ben anak yang baik-baik, ramah, rajin beribadah dan tidak sombong. Ben berubah karena ulah Marcel yang mengajarinya yang tidak-tidak. Tapi yang namanya Ben yang merasa dirinya masih polos, Ben ikut saja dengan Marcel. Predikat mereka sebagai playboy sudah melekat sebelum masuk sekolah menegah atas.

"Diihhh kenapa nggak sekalian aja ngelemparnya pake batu biar sreek?!"
Ujar Ben tidak terganggu sama sekali jika Mirah akan menghantamnya toh Mirah tidak akan seberani itu
"Kamu percaya sama abangmu? Setelah ini pake shampoo yang banyak! Aku yakin kepalamu udah dipenuhi kotoran dari mulut Marcel" lanjut Ben  yang dapat pelototan dari Marcel

"Mereka ngomongin apa, kak?" Tanya Arum memperhatikan pembicaraan Mirah, Marcel dan Ben tapi Arum sama sekali tidak mengerti.

"Nggak penting sayang, ayo!" Elang menggandeng Arum menjauhi ketiganya, kalau lama-lama sama mereka bukan tidak mungkin otak adiknya tidak akan polos lagi

"Tapi mereka bilang Maya, Maya itu siapanya bang Marcel?" Arum masih penasaran dengan apa yang mereka bicarakan

"Maya itu cuma persinggahan Marcel untuk beberapa hari kedepan jadi Arum nggak usah tau tentang dia."
Arum mengangguk tak bicara apa-apa lagi. Arum cuma ikut kemana Elang membawanya. Arum menoleh kebelakang setelah mendengar suara Ben meminta mereka untuk menunggunya. Ben dan Mirah berlari untuk menyamai langkah mereka. Arum meminta Elang untuk berhenti tapi Elang tetap berjalan kedepan membiarkan sahabatnya dan Mirah berlari.

Sister Complex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang