Bagian 23. Cake

30.8K 2.4K 182
                                        

Instagram : unianhar

"Hei gadis nakal!"
Arum menepis tangan Elang yang mencubit hidungnya. Arum mengantuk, Arum ingin tidur tapi kakaknya terus memintanya untuk membuka mata. Elang kembali mencubit hidung dan pipi Arum, kesal dengan tingkah kakaknya Arum duduk baik-baik melihat buku-buku yang bertebaran didepannya, Arum menggeleng tak suka melihat buku-buku itu. Tanpa bicara apapun, Arum langsung berdiri dan merebahkan tubuhnya di ranjang King size kakaknya.

Sejam yang lalu, Elang memintanya untuk belajar tapi Arum menolak dan mengatakan jika ia tidak suka belajar di rumah. Elang mengerti membiarkan Arum melakukan apa yang ia mau. Elang meminta Arum untuk menemaninya belajar dengan alasan supaya Elang semangat, awalnya Arum tidak mau karena takut Elang memaksanya. Elang berjanji jika dia cuma minta ditemani.

Baru saja beberapa menit belajar, Arum yang duduk disampingnya langsung meletakkan kepalanya dimeja belajar Elang dan menutup mata. Bukannya belajar, Elang malah memperhatikan wajah menggemaskan Arum tanpa sadar jika ia senyum-senyum sendiri. Merasa ada yang aneh, Elang langsung membangunkan Arum hingga sekarang ini Arum sudah terbaring di ranjangnya.

"Posisi tidurnya salah sayang" Elang berdiri mengangkat tubuh Arum untuk memperbaiki posisi tidurnya. Elang menaikkan selimut sampai batas dada Arum. Elang duduk disamping Arum dan memperhatikan wajah adiknya lekat-lekat. Ingat dengan ucapan Ben sebelumnya, Elang langsung merubah posisi untuk berbaring. Ya, lebih baik seperti ini sebentar daripada harus duduk disamping Arum, takutnya Arum akan trauma lagi jika melihatnya dalam posisi duduk disampingnya.

"Ibu"

"Ibu"

"Jangan"

Elang langsung memeluk Arum dan menepuk-nepuk punggung Arum.
"Huushhh" Elang mengelus kepala Arum lembut. Ada rasa khawatir dimata Elang mendengar igauan Arum. Elang menutup tubuh mereka dengan selimut, Elang menempatkan sebelah tangannya dibawah leher Arum dan melingkarkannya dipunggung Arum. Elang memeluk Arum dan mencium keningnya.

"Tidur yang nyenyak! Kakak ada disini sayang" ucapnya pelan sampai Elang menutup mata memeluk Arum.

* * *

Hari demi hari berlalu, ujian semesterpun sudah berjalan beberapa hari yang lalu. Seperti sebelum-sebelumnya, Arum tidak pernah mau belajar di rumah dan Elangpun memiliki ide untuk membawa Arum ke taman atau ke perpustakan kota untuk belajar ketika mereka pulang sekolah. Tanpa memaksa, Arum langsung mau belajar yang jelas bukan di rumah. Arum tidak suka belajar di rumah karena itu sama saja membawa ingatan Arum pada beberapa tahun yang lalu. Jika mereka melihat Arum belajar maka mereka akan memukul tangan Arum atau membakar buku-bukunya, itu sangat mengerikan baginya.

* * *

"Maaf tuan, tuan besar menunggu Anda di ruang keluarga" ucap Widya menunduk didepan Elang yang baru saja keluar dari kamar Arum.
Akhir-akhir ini Elang punya kebiasaan menemani Arum sampai tertidur. Itu karena Elang ingin melihat Arum menutup mata didepannya.

"Baiklah, bi." Ujar Elang meninggalkan Widya untuk turun kelantai bawah dimana ruang keluarga berada. Elang langsung duduk didepan papanya dimana mama sama omanya sudah duduk, sepertinya mereka menunggu dirinya. Tanpa menunggu lama, Elang langsung bertanya kenapa papanya itu memintanya kesini.

"Arum udah tidur, nak?" Tanya Kanaya yang diangguki Elang.

"Begini, Elang" Edwin memperbaiki posisi duduknya menatap anaknya baik-baik
"Besok hari terakhir ujian semester, kan? Kamu pasti sudah tau kalau sebentar lagi kamu lulus. Papa mau tanya tentang pendidikanmu selanjutnya, kamu mau kuliah dimana? Amerika atau Inggris?"

Sister Complex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang