Instagram : unianhar
Mirah menangis membekap mulutnya melihat sahabatnya menangis. Mirah berjongkok menghapus air mata sahabatnya yang turun kepelipisnya. Tubuhya tetap diam namun kepalanya ia geleng-gelengkan dan bibir kecilnya terus mengucapkan kalimat itu, kalimat yang mampu membuat Mirah sebagai sahabat tak bisa memikirkan kehidupan kejam yang dialami sahabatnya itu.
"Jangan!"
"Jangan!"
"Jangan sentuh!"
"Jangan sentuh om aku mohon hiks!"
"Ibu tolong Arum ibu tolong!"
"Arum tenanglah! Tenang!" Seru miss Maria melihat tubuh Arum terguncang hebat. Tubuh Arum kembali relax berbeda dengan matanya yang tak henti-hentinya mengeluarkan air. Mirah tetap setia menghapusnya mendengar isak Arum yang tertahan meski saat ini Arum berkelana di alam bawah sadarnya.
"Arum kamu bilang semuanya tidak apa-apa, kamu bilang kamu baik, lalu kenapa kamu histeris seperti ini?"
"Aku takut" gumam Arum
"Dia tidak melakukan itu jadi tidak perlu ada yang kamu takuti"
"Aku jijik" ucap Arum tanpa sadar karena sekarang ini ia ada dalam pengaruh miss Maria "Aku jijik, dia megang aku hiks. ." Arum kembali menangis, miss Maria memintanya untuk tenang. Kenangan buruk Arum dimasa kecil sangat banyak hingga sampai sekarang Arum masih trauma. Selama 2 tahun konsultasi padanya, perlahan trauma Arum menghilang. Tapi itu tidak sepenuhnya, karena buktinya Arum masih sehisteris sekarang ketika miss Maria menanyakan kembali masa kecil Arum.
"Arum tenanglah!" Miss Maria memegang tangan Arum dan meremasnya "Lupakan apa yang terjadi sebelumnya, jangan mengingatnya dan jangan pernah berusaha mengingatnya! Kamu bisa, kan?" Miss Maria dan Mirah tersenyum melihat Arum mengangguk "Setelah ini semuanya akan baik-baik saja. Kamu akan baik-baik saja. Rilex Arum, relax" Miss Maria mengode Mirah untuk menjauh meninggalkan Arum sendiri.
"Gimana miss?" Tanya Mirah mengusap kedua matanya, Miss Maria menghela napas panjang melirik Arum yang rebahan di kursi santai.
"Apa Arum benar akan berhenti?" Mirah mengangguk, Arum ingin berhenti karena merasa sudah membaik, Arum tidak pernah merasakan trauma itu lagi jadi ia memutuskan untuk berhenti.
"Kamu tadi liatkan reaksinya? Itu reaksi yang kita lihat saat pertama kali Arum kemari, reaksi yang sebelum-sebelumnya juga sama. Arum tidak pernah tenang Mirah"
"Miss"
"Arum akan membaik Mirah tapi aku tidak bisa menjamin kedepannya."
"Maksud miss?"
"Bukan tidak mungkin trauma itu kembali, aku bisa menjamin jika Arum baik-baik saja saat ini tapi kedepannya aku tidak tau. Orang yang membuat Arum seperti ini bisa saja muncul kembali, aku khawatir trauma Arum kembali dan akan lebih parah dari ini" Mirah menoleh melihat Arum, apa yang bisa ia lakukan untuk membantunya?
"Ayo!" Miss Maria memegang bahu Mirah lalu menghampiri Arum. Miss Maria kembali memegang tangan Arum "Arum? Apa kamu bisa mendengarku?"
"Ya"
"Sekarang buka matamu!" Titahnya. Perlahan Arum membuka mata melihat siluit sinar lampu didepannya. Arum menghapus sesuatu yang keluar dari matanya "Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Miss Maria tersenyum lembut pada Arum
"Ya, aku baik-baik aja miss" ucap Arum berusaha turun dari kursi, Arum menghampiri Mirah yang masih berdiri ditempatnya
"Aku capek, Rah. Aku mau pulang" ucap Arum membuat Mirah mengangguk. Mirah menyalami miss Maria begitupun Arum yang berterima kasih atas bantuan miss Maria selama ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/157998515-288-k760264.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Fiksi Remaja(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Elang Trinarenra Abraham ingin seorang adik. Bukan adik kandung tapi adik angkat, Elang tau jika mamanya sudah tidak bisa mengandung lagi makanya ia meminta adik angkat pada kedua orang tuanya. Elang tidak memikirkan sama s...