Bagian 8. Kenapa?

46.6K 3.3K 115
                                        

Instagram : unianhar

Arum menunduk mendengar papanya mengobrol dengan Elang. Papanya tidak mengizinkan Elang membawa Arum ke Jepang sedangkan Elang bersikukuh untuk tetap membawanya kesana meski papanya tidak menginzinkannya.
Setelah makan malam, mereka berkumpul bersama diruang keluarga. Elang mengatakan pada papa dan mamanya jika ia akan ke Jepang untuk menonton pertandingan Marcel minggu ini dan ia akan membawa Arum kesana.
Papanya langsung menolak rencananya, Elang boleh pergi tapi tidak membawa Arum.

"Aku akan tetap ke Jepang bersama Arum." Tegas Elang tak ingin lagi berdebat dengan papanya

"Kamu boleh pergi tapi tidak membawa putriku!" Kukuh Edwin merasa khawatir jika Elang membawa Arum pergi. Edwin tidak masalah jika Elang pergi keluar negeri karena dia seorang pria, pria harus lebih mengenal kehidupan diluar sana dibanding wanita meski wanita juga berhak.

"Jika papa lupa Arum juga adikku. Aku bisa menjaganya"
Alasan papanya tidak membiarkan Arum karena ini, papanya takut terjadi apapa pada Arum meski ada Elang yang bersiap menjaganya

"Ya ampun Lang pah! Kalian nggak usah debat gitu dong! Tanyakan ke Arumnya!" Jengah Kanaya mendengar perdebatan anak dan suaminya itu. Semuanya tidak mau mengalah dan Elang orangnya keras, Elang tidak pernah mau merubah apa yang telah menjadi keinginannya. Jika Elang bilang Ya berarti ya meski Edwin sang papa berusaha mengubah keputusannya.

"Arum nggak usaha ikut ya sama kak Elang, nanti papa akan ajak Arum ke jalan-jalan ke Amerika"
Bujuk Edwin

"Katanya Arum mau liat Marcel bertanding pa, bukan cuma sekedar jalan-jalan aja. Iyakan sayang?" Elang kukuh membawa Arum ke Jepang hari jumat, selain ingin melihat pertandingan Marcel, Arum juga ingin melihat bunga sakura

"Tidak Lang, adikmu masih kecil. Nanti kalau ada apapa gimana? Kamu mau tanggung jawab?!"

"Nggak akan aku biarin terjadi sesuatu padanya!" Tegas Elang membuat Edwin menghela napas panjang "Arum akan ikut bersamaku, aku udah minta om Erwin urus pasportnya" lanjut Elang membuat Edwin pasrah. Sampai kapanpun mungkin Edwin tidak akan pernah bisa melawan Elang dalam berdebat

"Arum mau ikut kak Elang ke Jepang?" Tanya Kanaya lembut. Arum mengangkat kepalanya melihat senyuman lembut Kanaya

"Kalau mama sama papa ngizinin ak,"

"Mereka ngizinin, sayang. Percaya sama kakak!" Potong Elang

Edwin dan Kanaya menggeleng melihat Elang, sifat anaknya begitu keras.

* * *

Arum melihat satu persatu teman barunya. Diana, Ruth, Megan dan Mirah duduk bersamanya dikantin sekolah. Arum senang dan ada rasa takut yang menghantuinya, bagaimana jika nanti mereka akan berubah? Bagaimana kalau mereka menjauhi dan membullynya? Bagaimana jik,

"Kok nggak di makan sih Rum?" Arum tersentak tangannya dipegang oleh Diana. Diana yang terkenal pencicilan itu menunggu Arum menjawab "Kamu nggak suka somay? Mau aku pesanin yang lain?"

"Ng,nggak usah! Aku suka kok" Diana tersenyum, dia kira Arum tidak suka somay hampir saja ia menangis karena membuat teman barunya kecewa. Terlepas Arum adiknya Elang dan pemilik sekolah, Diana benar-benar ingin berteman dengan Arum.

"Kalian beneran mau ke Jepang besok?"

"Iya, mau ikut?!"
Ruth langsung cemberut, jangankan ikut ke Jepang, keluar kota saja Ruth tidak dibiarkan oleh orang tuanya apalagi ke luar negeri.

"Nggak usah nanya Ruth! Ke wc aja harus punya izin dulu dari maminya baru bisa" ledek Megan membuat Ruth semakin kesal

"Oh iya kenapa aku lupa?!" Mirah menepuk jidatnya "Ruth kan putri dalam sangkar" sambungnya membuat Ruth merengek memukul lengan Diana

Sister Complex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang