Bagian 18. Sahabat

31K 2.3K 64
                                    

Instagram : unianhar

Arum memegang sealtbeltnya erat lalu menoleh pada Elang disampingnya. Ada apa dengan kakaknya itu? Kenapa dia terlihat marah sekali. Arum menutup matanya saat Elang menyalip mobil-mobil didepannya.

"KAKAK HENTIKAN!" Teriak Arum menutup matanya

Ciiiiiiiitttttttttt

Arum menghela napas lega setelah mobil berhenti. Arum pikir ia akan mati gara-gara jantungan.
"Ka," Arum menutup mulutnya melihat cengkraman Elang distir mobilnya mengeras. Arum juga bisa merasakan deru napas Elang yang tak beraturan, dari samping Arum melihat rahang kokoh Elang mengeras dan itu membuatnya ngeri.

"Kakak kenapa?" Tanya Arum memegang lembut lengan Elang.
Elang menghela napas panjang dan mengusap wajahnya kasar. Elang menatap tangan Arum dilengannya kemudian beralih menatap Arum yang terlihat takut. Elang melepaskan sealtbeltnya dan meraih tangan Arum. Elang memeluk Arum sambil mengucapkan kata maaf karena membuatnya ketakutan.

"Kakak ada masalah?" Tanya Arum membiarkan Elang memeluknya

"Kamu adiknya kakak, Arum. Sampai kapanpun itu kamu adikku" ujar Elang mengusap kapala Arum "Jadi jangan memikirkan apapun selain Arum adalah adiknya Elang!" Lanjut Elang gelisah.

"Kakak kenapa sih?"

"Jangan dengarkan ucapannya!"

Arum melepaskan pelukan Elang lalu tersenyum. Pasti karena ucapan adik sepupu Elang yang bernama Fey.
Arum memegang tangan Elang dan memilin-milin jari-jarinya.
"Jangan khawatir kakak. Nggak apapa kalau dia bilang gitu, yang pentingkan bukan kakak yang bilang"

"Arum,"

"Cukup kakak disampingku aku udah senang kok" ucap Arum tanpa menghilangkan senyum cerianya. Elang menghela napas panjang, ia kira Arum akan sedih dan memikirkan ucapan Fey tapi faktanya tidak. Rasanya Elang ingin sekali melempar Fey keluar dari rumah saat itu. Tapi demi menghargai tantanya Dewina dan suaminya, Elang menahan diri hingga ia melampiaskannya dijalanan hingga ia tak sadar sama sekali jika adiknya ketakutan karena ulahnya.

* * *

"Udah." Ucap Elang memperhatikan hasil ikatannya disepatu Arum. Merasa sudah aman, Elang berdiri menyarankan Arum agar ia memperhatikan tali sepatunya supaya tidak lepas lagi.

"Yaudah! Sana masuk!" Seru Elang yang dituruti Arum. Didepan gedung, ketiga teman Arum sudah menunggunya.

Mereka berempat berjalan menuju kelas sambil bercanda. Sesekali mereka membalas sapaan teman-temannya yang lewat.

BUUUKKK

Arum terpelenting kearah Diana saat seseorang menabraknya.
"Jalan pake mata dong!" Kesalnya emosi menunjuk Arum

"Dasar bodoh! Dimana-mana jalan itu pake kaki!" Ucap Mirah dari kejauhan. Mereka menoleh pada Mirah yang baru datang. Mirah melihat Arum yang diam membeku lalu kembali menatap orang asing yang menabrak Arum. Mirah lihat jelas kalau Arum ditabrak, bukan dia yang menabrak.

"Aku nggak ada urusan sama kamu!" Tunjuk pada Mirah

"Tapi aku ada urusan sama kamu!" Mirah balas menunjuk orang didepannya "Kamu udah ganggu teman aku dan aku nggak akan biarin itu!" Lanjut Mirah mendorong orang itu menjauh

"Kau,"

"Mau apa?!" Lantang Ruth maju kedepan Mirah, sedangkan Diana dan Megan masih setia berdiri disamping Arum

"Vido!" Seseorang datang menarik Vido menjauh dari mereka
"Kamu apa-apaan sih? Ayo kesana!" Lanjutnya. Sebelum mereka pergi, orang itu meminta maaf karena kelancangan temannya.

Sister Complex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang