Instagram : unianhar
Adegan aneh-aneh 17 + ✔
Selama ini Arum hanya tau jika keluarga angkatnya begitu kaya tapi hari ini Arum meralatnya ketika melihat gedung tinggi di depannya, keluarga angkatnya sangat sangat kaya.
"Ayo" Arum tersentak tangannya ditarik pelan memasuki lobi kantor, banyak pasang mata yang menatapnya bersama Elang. Tak jarang saat lewat mereka menyapa Elang. Entahlah, tapi menurut Arum kakaknya memiliki jabatan tinggi di perusahaan mengingat dia yang akan menggantikan papa Edwin.
"Kamu duduk disana, tunggu sekretarisku bawa makanan untukmu"
"Kalau ka--" Arum menggantungkan kalimatnya melihat kakaknya itu duduk di kursi kebesarannya membelakangi dinding kaca yang memperlihatkan langit biru dan pemandangan kota Jakarta dari atas. Arum membaca sekilas dask table yang bertuliskan nama Elang dan jabatannya sebagai direktur.
Arum menoleh kearah pintu yang terbuka, seorang wanita berambut pendek dan bertubuh seksi memasuki ruang kerja Elang dengan membawa nampan yang berisi makanan dari restoran terkenal.
"Ini saya simpan dimana, pak?""Di meja" jawab Elang tanpa mengalihkan matanya dari laptop di depannya. Wanita bernama Ranti itu meletakkan di meja depan Arum.
"Kalau begitu saya permisi pak, jika butuh sesuatu Anda bis--"
"Tanpa mengatakannya saya akan memintanya padamu. Memang itulah tugas sekretaris, bukan." Potong Elang membuat Ranti tersenyum kikuk "Keluarlah!" Ranti mengangguk dan keluar dari sana, ia kira bos barunya ramah dan mudah didekati tapi sayangnya perkiraan Ranti salah.
Arum masih berdiri menatap kepergian Ranti sebelum mendengar intruksi Elang untuk duduk dan makan. "Kakak nggak makan?" Tanya Arum menatap makanan di meja
"Apa kakak udah makan siang?"
Arum menoleh pada kakaknya itu tapi tampaknya dia tak punya mood menjawabnya."Aku nggak selera, kamu aja yang makan!" Arum mengangguk, Arum tidak ingin kakaknya marah jika Arum tidak menuruti kemauannya. Arum menghabiskan makanannya kemudian mengerjakan tugasnya sambil menunggu kakaknya selesai berkerja.
Sesekali Arum menoleh pada kakaknya yang terlihat sibuk. Apa kakaknya sesibuk itu? Mungkin saja karena hari ini ia pertama masuk kerja dan mungkin saja mood kakaknya jelek karena tekanan pekerjaan. Arum menghela napas pajang meredakan jantungnya yang masih berdegub kencang. Tidak ada jalan lain selain ke rumah sakit.
Dari pada bosan menunggu kakaknya selesai, Arum memutuskan mengerjakan tugasnya di sana daripada di rumah. Memang Arum sudah bisa mengerjakan tugasnya di rumah namun ia masih tidak nyaman melakukannya. Selama konsultasi pada miss Maria, Arum merasa mendingan.
"Oh? Ini kayaknya belum dijelasin" gumam Arum melihat soal matematika didepannya. Arum meraih ponselnya untuk bertanya pada Mirah.
"Mirah bilang udah tapi kenapa aku lupa" Arum merebahkan kepalanya di meja sambil berpikir "Masa aku minta jawaban sama Mirah sih?" Arum langsung berdiri meraih buku dan bolpoinnya mendekati kakaknya. Arum berdiri mengigit bibir bawahnya, kenapa ia tiba-tiba gugup begini?
"Ka-kakak" panggil Arum menunduk "Aku punya tugas tapi aku nggak tau jawabannya, aku boleh minta diajarin, nggak?" Arum memegang erat bolpoin ditangannya melirik kakaknya yang masih fokus pada laptop didepannya.
"Ka--" Arum mengatupkan bibirnya melihat kakaknya menutup laptopnya "Kakak udah ker--"
"Sini!" Elang meraih tangan Arum dan menariknya duduk keatas pangkuannya "Kita kerja tugasmu dulu baru pulang" sambung Elang memperbaiki posisi duduk Arum kedepan agar ia bisa menulis di meja kerjanya "Yang mana tugasnya?" Tanya Elang menatap Arum dari samping

KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Novela Juvenil(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Elang Trinarenra Abraham ingin seorang adik. Bukan adik kandung tapi adik angkat, Elang tau jika mamanya sudah tidak bisa mengandung lagi makanya ia meminta adik angkat pada kedua orang tuanya. Elang tidak memikirkan sama s...