Bagian 4. Bioskop

67.2K 4.4K 85
                                    

Instagram : unianhar

Seminggu telah berlalu, berkat pembicaraan mereka waktu itu akhirnya apa yang mereka inginkan terjadi. Arum tidak mempersoalkan lagi siapa dirinya, Arum hanya menikmati menjadi Arum Anggana Abraham yang baru kemarin ia sandang diakhir namanya. Abraham? Terdengar berkelas memang.
Arum penasaran apa yang dikerjakan papanya hingga bisa memiliki istana, mobil-mobil mewah berjejeran di garasi, dan puluhan maid bekerja disana.

CUP

Arum tersentak merasakan benda kenyal menempel dipelipisnya.
Arum menoleh melihat siapa pelakunya, Arum menghela napas panjang kemudian tersenyum membalas senyumnya

"Kakak cari Arum dimana-mana tapi ternyata Arum disini"
Elang duduk disamping Arum dengan posisi membelakangi kolam renang sedangkan Arum menghadap kolam dan menjatuhkan kakinya disana

"Kakak kapan pulang?"

"Baru aja"
Elang menghela napas panjang sebelum menatap Arum dari samping. Elang tersenyum tipis, melihatnya saja rasa lelah Elang menguap entah kemana

"Arumku mau jalan?"

Arum menoleh melihat Elang. Arumku? Ahkir-akhir ini kakaknya itu selalu memanggilnya seperti itu, awalnya terdengar aneh tapi sekarang Arum sudah biasa, lagipula Elang sudah menjelaskan jika tak masalah jika ia memanggil Arum seperti itu karena Arum adiknya.

"Mau tapi apa kakak nggak capek?"
Tentu saja tidak, Elang bahkan semakin semangat melakukannya. Rasa lelahnya hilang setelah melihat Arum dan semangatnya kembali saat Arum mengatakan mau. Tak ingin menunggu lama, Elang mengulurkan tangan membantu Arum berdiri dari kolam dan mengajaknya untuk bersiap-siap.

* * *

Setelah bermain ditime zone, Elang mengajak Arum mencari tempat makan. Dan pilihannya jatuh pada restoran jepang yang ada disana.
"Arum pernah coba makanan Jepang?" Tanyanya sambil menunggu pesanan mereka datang

"Nggak"

"Kenapa?"

"Karena makanannya mahal"
Arum tersenyum melihat tatapan Elang padanya. Arum tidak tau itu tatapan seperti apa tapi intinya Arum yakin jika kakaknya itu pasti kasihan padanya. Memang benar, Arum tidak pernah memakannya. Jangan makanan Jepang, makanan indonesia yang cukup terkenal sama sekali tak pernah Arum coba. Makan dengan lauk seadanya sudah sangat Arum syukuri daripada tidak dikasih makan selama 24 jam.

"Kak Elang kenapa liatin aku kayak gitu? Jangan kasihani aku, aku merasa nggak enak."
Elang meraih tangan Arum dan menggenggamnya.

"Kalau Arum mau makan sesuatu Arum tinggal bilang sama kakak ya?!"

"Kakak mau beliin?"

"Tentu aja!"
Jika selama ini Arum tidak pernah makan makanan enak maka Elang akan membelikan makanan enak untuknya. Elang ingin Arum menikmati hidupnya sebagai adik dari seorang Elang.

Setelah pesanan mereka datang, Elang menyuruh Arum memakannya tapi Arum hanya diam menatap makanan di depannya.
Apa makanannya terlihat aneh hingga Arum tidak memakannya?

"A,aku nggak bisa pake sumpit, kak." Guman Arum menunduk tak ingin melihat wajah Elang, pasti kakaknya itu menertawai dirinya.

Elang meletakkan sumpitnya kemudian pindah kesamping Arum. Elang meminta Arum menatapnya lalu Elang mengatakan jika Arum tak perlu menunduk jika bicara dengannya.

"Arum malu" cicit Arum kembali menunduk. Pasti Elang malu punya adik sepertinya, menggunakan sumpit saja tidak tau

"Malu kenapa?"

Sister Complex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang