Bagian 32. Kembali

30.6K 2.9K 137
                                        

Instagram : unianhar

"Jadi apa maumu? Mengusir ibu?" Tanya Oma Putri menatap anaknya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Saat oma Putri menikmati sarapan paginya Edwin datang menegur ibunya yang menurutnya sudah keterlaluan. Selama ini Edwin membiarkan ibunya melakukan apapun tapi kali ini tidak, ibunya sudah melakuan hal diluar batas. Mencelakai istrinya dan menunduh Arum yang melakukannya. Edwin tidak menyangka jika ibunya akan melakukan hal sekejam itu demi memenuhi keinginannya untuk mengusir Arum dari rumah.

"Bu aku mohon! Jangan melakukannya lagi!" Edwin duduk dikursi depan ibunya "Arum anakku bu, meski dia bukan darah dagingku aku tetap menyayanginya"

"Dia bukan anakmu Edwin! Dia cuma orang lain yang tiba-tiba saja masuk kedalam keluarga kita."

"Hukum sudah mengakui Arum adalah anakku bu jadi ibu atau siapapun tidak bisa menggugat itu!"

"Jangan bodoh Edwin! Hukum bisa diatur jadi batalkan pengangkatannya! Dan ya, kemarin ibu kandung anak itu datang memintanya kembali. Itu sangat bagus, kamu dan Kanaya tinggal mengembalikan anak itu padanya!"

"Ibu kandung Arum?" Tanya Edwin memperjelasnya, Edwin tidak tau tentang itu

"Iya ibu kandung, apa Kanaya tidak memberitahumu?" Tanya oma Putri tersenyum tipis "Mungkin Kanaya lupa memberitahumu jika ibu kandung anak itu berniat untuk menuntut hak pada anak itu. Sebelum kamu berurusan dengan hukum maka berikan anak itu pada--"

"Tidak akan. Sampai kapanpun aku tidak akan memberikan Arum pada siapapun"

"Edwin!"

"Jika ibu tetap bersikukuh maka dengan terpaksa aku akan meminta Dewina menjemput ibu"

"Kamu mengusir ibu?!" Lantang oma Putri tak percaya dengan apa yang barusan anaknya itu katakan. Hanya karena Arum anaknya itu mengusirnya? Selama ini Edwin tidak pernah bicara demikian yang bisa menyakiti ibunya tapi sekarang?
"KAMU MENGUSIR IBU DEMI ANAK ITU?!" Ulang oma Putri penuh dengan kemarahan

"Bu!"

"Ka--dadaku"

"Ibu kenapa?!" Panik Edwin melihat ibunya kesakitan memegang dadanya, tangannya melambai seakan ingin meraih sesuatu. Edwin meraih tangan ibunya dan membawanya duduk.

"BI WIDYA!" Panggil Edwin membuat Widya berlari kearahnya "Panggil ambulance sekarang!" Titah Edwin yang langsung dipatuhi Widya

"Ibu bertahanlah!" Edwin memeluk ibunya, Edwin khawatir mengingat ibunya punya riwayat jantung. Oma Putri terus menggeliat memegang dadanya sampai beberapa orang masuk ke rumah memberikan pertolongan pertama. Mereka membawa oma Putri ke rumah sakit disusul Edwin yang berlari di belakang mereka. Edwin berharap ibunya akan baik-baik saja.

* * *

"Mama punya berapa jahitan?" Arum memegang tangan Kanaya tanpa mau melepaskannya. Arum benar-benar takut terjadi apa-apa pada mamanya, jika itu terjadi Arum akan menyalahkan dirinya seumur hidup.

"Kata dokter 5"

"5? Pasti sakit banget ya ma?" Arum meringis membayangkan kepala mamanya dijahit

"Tidak juga sayang" Kanaya mengelus wajah cantik Arum "Kamu bagaimana? Yang mana yang sakit? Apa oma sering kasar padamu?" Tanya Kanaya beruntun. Kemarin pertama kali Kanaya melihat ibu mertuanya kasar pada Arum. Selama ini Kanaya kira cuma mulutnya saja yang kasar tapi perlakuannya juga sama. Cukup sudah Kanaya bersabar pada mertuanya itu, Kanaya tidak akan membiarkan ibu mertuanya itu menyakiti fisik dan batin Arum, putrinya.

"Nggak apapa ma, nggak usah khawatirin aku. Aku akan baik-baik aja"

"Bagaimana mama tidak khawatir melihat putri mama disakiti?" Kanaya menunduk meremas tangan Arum "Maafkan mama, selama ini mama belum bisa jadi mama yang baik untukmu. Maafkan mama Arum. Maaf" Arum menggeleng beralih memeluk Kanaya. Arum memutar bola matanya saat matanya panas dan berkabut.

Sister Complex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang