Instagram : unianhar
Elang meremas beberapa lembar kertas yang telah dibacanya. Matanya menatap tajam kedepan, rahangnya mengeras, napasnya menderuh menahan sesuatu yang ingin keluar, dan remasannya pada kertas itu memperlihatkan urat-urat tangannya.
"Untuk saat ini orang itu tidak ada di Indonesia jadi kita tidak bisa melakukan apapun padanya"
Elang berbalik menatap Erwin dengan tatapan tajam. Dia tidak ada di Indonesia? Lalu? Jika dia tidak ada apa ia akan melepaskannya?"Kita bisa mencarinya dinegara lain om, Lelaki brengsek itu harus diberi pelajaran kar,"
"Tidak segampang itu, Lang." Potong Erwin, orang itu bukan orang biasa yang mudah untuk mereka temui. Sebelum memberikan Elang informasinya, Erwin lebih dulu meminta orang-orang ahli dalam bidang itu untuk mencarinya. Tapi hasilnya tetap sama, mereka tidak menemukan apapun tentangnya.
"Jadi aku harus bagaimana?!" Lantang Elang melempar kertas itu kesegala arah, saat ini Elang begitu marah. Seandainya saja Elang tau orang itu dimana, maka dia akan langsung menemui dan membunuhnya.
"Tunggu saja! Saat ini mereka sedang mencarinya, memang akan butuh waktu banyak tapi kita harus bersabar."
"Sabar? Om,"
"Semuanya butuh proses, Lang." Erwin tau bagaimana sifat Elang. Elang adalah anak pertama laki-laki dalam keluarga besarnya, lebih tepatnya anak dari kakaknya, Edwin Abraham. Diantara anak dan keponakannya yang lain, Elang yang paling berkuasa. Tidak ada yang bisa membantahnya hingga apapun yang ia inginkan selalu terpenuhi. Hal itu menjadikan Elang lebih keras dan tegas, Elang tidak akan pernah berhenti sampai apa yang ia inginkan bisa tercapai. Jadi Erwin tau, seperti apa Elang sebenarnya.
"Yang harus kamu lakuin menjaga Arum! Hindari apapun yang buat dia trauma. Kamu tau, kan apa yang buat dia trauma?"
Elang duduk mengusap wajahnya. Beberapa kali Elang melihat Arum trauma membuatnya takut. Sebelumnya Ben pernah bilang kalau Arum takut pada orang yang duduk disampingnya saat tertidur dan argumen itu diperkuat oleh informasi dari omnya."In semua karena orang itu." Desisnya mengepalkan kedua tangannya "Awas kau!" Lanjutnya menatap selembar foto sepasang suami-istri yang terletak dimeja.
* * *
Arum tersenyum miris menatap Kanaya dari cermin didepannya. Kanaya bukan ibu kandungnya tapi dia begitu peduli padanya, sedangkan ibu kandung malah sebaliknya. Tidak, Arum menggeleng keras menghilangkan bayang-bayang ibunya saat menangis melihat Kanaya dan Edwin membawa dirinya pergi dari sana.
"Ibu jahat" cicitnya menahan air matanya
"Nah, sebentar lagi bekas lukanya menghilang sayang. Kalau sering dikasih salep pasti hilang cepat" ucap Kanaya menurunkan gaun malam Arum setelah memberi salep pada bagian punggung bawahnya. Arum cepat-cepat merubah ekpresi wajahnya melihat Kanaya tersenyum tulus padanya
"Makasih mama"
"Sama-sama sayang" balas Kanaya memeluk Arum dari belakang "Oh? Rupanya anak mama sudah besar" lanjut Kanaya tak sadar menyentuh bagian depan Arum
"Mama" rengek Arum yang ditertawai Kanaya. Selama hampir 2 bulan bersama Arum, Kanaya sadar jika Arum sekarang sudah tumbuh sebagai gadis remaja pada umumnya.
"Duuuhhh ada berita heboh nih" goda Kanaya semakin membuat Arum merengek agar mamanya itu tidak bilang kesiapapun.
Arum terkekeh melihat wajah Kanaya yang selalu menggodanya, Arum ingin pura-pura kesal tapi tidak bisa.
"Mama udah dong! Kan aku malu" pinta Arum agar mamanya itu tidak menggoda dirinya karena pertumbuhannya yang semakin terlihat. Kanaya menyerah dan meminta Arum tidur agar besok bangun tidak telat.
![](https://img.wattpad.com/cover/157998515-288-k760264.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Novela Juvenil(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Elang Trinarenra Abraham ingin seorang adik. Bukan adik kandung tapi adik angkat, Elang tau jika mamanya sudah tidak bisa mengandung lagi makanya ia meminta adik angkat pada kedua orang tuanya. Elang tidak memikirkan sama s...