Bagian 13. Fandom

34.4K 2.7K 219
                                    

Instagram : unianhar

"Selamat pagi mama, papa, kak Elang" 
Arum duduk disamping Elang dan menerima roti dari Kanaya. Arum berterima kasih dan memakan rotinya, sekali-kali Arum menjawab pertanyaan Edwin dan Kanaya tentang Jepang. Semalam Arum, Elang dan yang lainnya telah tiba di Jakarta saat tengah malam. Arum tidak sadar semalam, pagi ini Arum  bangun dan dia sudah ada di kamarnya. Arum yakin jika kakaknya yang menggendongnya semalam.

"Kakak kita berangkat sekarang ya!" Hari ini senin jadi Arum harus cepat ke sekolah agar tidak telat untuk ikut upacara.

"Ayo!"

Elang tersenyum menahan tawanya melihat Arum bersenandung sambil memaju mundurkan kepalanya mengikuti irama lagu yang Elang putar. Elang melepaskan sebelah tangannya dari stir mobil untuk menutup mulutnya agar tidak tertawa melihat Arum menggerak kepalanya seperti Tina Toon.

"Kakak kenapa mulutnya ditutup?"

"Oh?"
Elang langsung melepaskan tangan dari mulutnya "Nggak apapa" jawabnya sebelum berdehem.

"Kenapa diganti?"
Tanya Elang setelah Arum mengganti lagunya

"Kenapa? Kakak nggak suka?"

"Bukan gitu. Kamu suka?"

"Suka."

"Yaudah!"

"Yaudah apa?"

"Yaudah, itu aja lagunya" perjelas Elang yang diangguki Arum.
Arum terkekeh memandangi ponsel miliknya lalu memperbaiki posisi duduknya memandangi kakaknya dari samping. Merasa dipandangi, Elang mengalihkan matanya dari jalanan kearah Arum. Elang menaikkan alisnya menunggu Arum bicara sedangkan Arum memicingkan matanya lalu berdecak.
"Ini siapa?"
Elang menaikkan alisnya melihat gambar yang ada pada layar ponselnya yang ditunjukkan Arum padanya. Di gambar itu memperlihatkan seorang gadis tertidur pulas dikursi pesawat dengan caption "Always cute when sleeping" disalah satu medsos miliknya.

"Menurut Arum siapa?"

"Nggak tau, wajahnya nggak jelas."
Digambar itu wajah gadis itu tidak jelas karena wajahnya tertutupi dengan rambutnya.
"Oh? Ini Mirah!" Lanjut Arum memperhatikan sweater yang dipakai gadis itu. Elang menarik napas dalam-dalam mendengar suara heboh adiknya, bagaimana bisa ia berpikir itu Mirah?

"Itu,"

"Kakak suka Mirah ya?!"

Ciiiiiiiiiiitttttttttttt

Elang merem mendadak mendengar pertanyaan Arum yang lebih menjuruh kepernyataan. Untung saja Elang dan Arum menggunakan seatbeltnya jadi tubuhnya tidak membentur daskboard mobil.
Arum masih memegang seatbelt sambil mengerjap-erjapkan matanya meredakan debaran jantungnya yang ingin melompat keluar.

"Apa?" Tanya Elang menatap Arum tajam "Arum ngomong apa tadi?" Lanjutnya merasa apa yang didengarnya adalah kesalahan

"Ng?"

"Bukan ng Arum!"
Arum menjauhkan tubuhnya dari Elang tanpa melepaskan tangannya dari sealbelt, kenapa wajah kakaknya  berubah seperti banteng yang sedang bersiap untuk mengamuk.

"Kenapa kakak marah?"

"Kakak nggak marah!" Bantah Elang cepat

"Iya, kakak marah!" Tuduh Arum jika apa yang dilihatnya memang benar, kakaknya marah

"Nggak Arum!"

"Iya kakak!"

"Nggak!"

"Terus apa kalau nggak mar,"

"Kakak cuma kesal."

"Kesal kenapa?"

"Karena Arum nuduh kakak suka sama Mirah."

Sister Complex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang