Bagian 22. Siapa June?

29.7K 2.6K 186
                                    

Instagram : unianhar

Arum menatap dirinya dipantulan cermin lalu berputar-putar untuk melihat dirinya disana. Rambut panjangnya dikuncir seperti gaya rambut Ariana Grande, baju kaos putih membalut tubuh kecilnya, celana jeans berwarna biru sedikit kebesaran serta sneakers putih menambah penampilan kasualnya. Hari ini hari pertandingan Elang dan rekan setimnya. Karena kebetulan ini hari minggu, Elang mengajak Arum untuk menontonnya.

"Udah siap?" Arum berbalik tersenyum mengangguki Elang.
Elang menghampiri Arum dengan seragam basketnya sudah terpasang indah ditubuh atletisnya.

"Adik kakak kok manis banget sih" ujar Elang mencubit kedua pipi gembul Arum.
Makin hari tubuh Arum semakin berisi apalagi dengan pipinya yang chubby, keadaannya sangat berbeda jauh saat pertama kali Arum datang dengan tubuh kurus dan tidak tertawat.

"Sakit kakak!" Protes Arum melepaskan kedua tangan Elang pada pipi chubbynya. Elang terkekeh mengelus pipi Arum yang merenggut karena ulahnya.

"Sakit ya sayang?"

"Iya sakit, kakak sih pake nyubit pipi aku. Emang ini kue cubit apa"

"Emang bukan tapi mirip"

"Ihhh kakak mah"
Arum kembali melihat dirinya dicermin dan mengelus pipinya. Akhir-akhir ini kedua pipinya selalu jadi korban. Di sekolah Mirah sama Megan selalu mencubitnya dengan alasan gemas dan sekarang kakaknya yang melakukannya.

"Udah cantik kok sayang jadi nggak perlu bercermin lagi" ujar Elang mengelus kepala Arum dari belakang. Arum tersenyum lebar kemudian berbalik mendongak menatap Elang.

"Kakak juga ganteng kok" ucapnya menaikkan kedua jempolnya didepan kakaknya itu. Elang berdehem lalu mendongak keatas langit-langit kamar Arum untuk menyembunyikan senyumnya. Apa yang terjadi? Kenapa hanya dengan pujian aneh seperti itu membuatnya ingin tersenyum terus.

"Benarkah?" Tanya Elang menormalkan ekspresinya seperti tidak terjadi apapa

"Iya. Kakak ganteng banget deehh" Perjelas Arum membuat Elang gemas ingin memasukkan Arum kedalam dompetnya agar Elang bisa membawanya kemana-mana

"Tapi nggak ngalahin June oppa" lanjut Arum. Keinginan Elang untuk selalu tersenyum kini hilang seketika mendengar penuturan Arum. Bak balon yang sudah ditiup untuk mengembang malah meletus saat mendapatkan tusukan dari orang yang meniupnya. Hati Elang tiba-tiba keruh dan menatap Arum dengan tatapan datar.

"Ayooo! Kita pergi sekarang!" Seru Arum meninggalkan Elang. Arum turun kelantai bawah dan menghampiri mamanya dan juga oma Putri untuk berpamitan.

"Arum sudah mau pergi?"

"Iya, ma. Aku pergi dulu" pamit Arum mencium tangan Kanaya

"Oma aku perg,"

"Terserah! Toh bukan urusanku kalau kamu mau pergi"
Arum tersenyum mengurunkan niatnya untuk menyalami oma Putri. Kenapa dirinya ini, berkali-kali ia selalu menerima penolakan dari oma Putri tapi tetap saja dirinya ingin menyalaminya.

"Arum sayang! Ayo kita berangkat!" Tanpa bicara apapun, Elang datang dan membawa Arum pergi dari sana.

* * *

"Kakak mainnya lawan SMA apa lagi? Aku lupa." Tanya Arum menoleh pada Elang yang menyetir

"Nggak tau" jawab Elang ketus

"Kok nggak tau?"

"Ya emang nggak tau"

"Kakak ini gimana? Masa lawannya nggak tau"
Tak mendapat jawaban apapun dari Elang, Arum memutuskan untuk diam dan kembali fokus dengan pemandagan diluar sana.
Setelah sampai diparkiran ASHS, Arum melepaskan seatbeltnya dan ingin langsung turun namun Elang mengunci pintu mobilnya tak membiarkan Arum turun.

Sister Complex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang