Instagram : unianhar
Arum menatap punggung oma Putri yang menjauh dari pandangannya lalu kini beralih menatap kantongan yang tergeletak dilantai. Saat ingin meraihnya Widya lebih dulu mengambilnya dan meminta Arum untuk istirahat ke kamar. Arum mengangguk sebelum berjalan meninggalkan ruang tamu dengan perasaan pedih. Arum sudah berjalan jauh untuk mencarinya dan merepotkan Vido untuk mengantarnya mencari martabak kesukaan oma. Tanpa rasa kasihan sedikitpun oma Putri langsung membuang kantongan yang Arum berikan. Tanpa melihat ataupun mencicipinya.
"Kenapa lama sekali? Sengaja kamu ya? Udah ah! Saya sudah tidak berselera lagi sebaiknya buang saja itu!"
Arum membaringkan tubuhnya menyamping melihat foto yang terletak diatas nakasnya. Arum tersenyum tipis lalu menutup matanya perlahan hingga ia sudah sampai kealam mimpinya, hari ini Arum benar-benar lelah.
* * *
"Aku nggak apapa kak" ucap Arum menunduk memperhatikan kukunya yang beberapa hari yang lalu dipotong oleh Ruth
"Sykurlah sayang, kakak kira terjadi sesuatu padamu." Arum tersenyum miris mendengar helaan napas dari seberang sana. Arum semakin menempelkan benda pipih itu ditelinganya untuk mendengar baik-baik kakaknya dari seberang. Kalaupun ia tidak baik-baik saja apa yang akan kakaknya itu lakukan? Pulang? Arum rasa itu tidak mungkin.
"Kak udah dulu ya, gurunya udah mau masuk." Setelah itu Arum langsung mematikan sambungan telfonnya. Arum menatap riwayat panggilan Elang diponselnya dengan perasaan sedih.
"Mana gurunya?" Tanya Mirah menoleh kearah pintu untuk melihat guru yang Arum maksud. Guru mana sih yang rajinnya kebangettan masuk mengajar dijam istirahat? Pikir Mirah
"Kenapa kamu boong? Dosa tau!" Sembur Diana mendengar alasan Arum mematikan ponselnya "Itukan kak Elang, kenapa kamu matiin cepat? Bukannya kamu kangen kak Elang?" Sambung Diana yang disenyumi Arum. Benar, Arum merindukan kakaknya itu, meski mereka sering berkomunikasi lewat telfon atau medsos tetap saja Arum merindukannya. Tapi Arum punya alasan melakukannya, Arum takut ia tidak bisa mengontrol mulutnya untuk tidak menangis dan meminta kakaknya pulang.
"Aku rindu tapi aku bisa apa? Lebih baik kayak gini, bicara seadanya aja."
"Arum," cicit Megan yang duduk disebelah Ruth
"Nggak tau kenapa mendengar suaranya aku semakin rindu, makanya aku nggak mau bicara lama-lama" sambung Arum memasukkan kembali ponselnya kedalam sakunya.
"Kok kamu beda sih, Rum? Kalau kamu Rah gimana?" Tanya Diana beralih menatap Mirah yang duduk didepan Arum, Mirah menatap Diana tidak mengerti. Tadi Mirah asik memainkan ponselnya jadi ia tidak mendengar pembicaraan sahabatnya. Dengan gemas ingin menampol Mirah, Ruth mengulang pertanyaan Diana tentang perasaannya sebagai adik ditinggal kakaknya keluar negeri.
"Biasa aja tuh, malahan aku seneng kembarnya monyet yang ada diragunan itu pergi." Jawab Mirah santai "Dia sering nelfon aku tapi aku tolak bosan aku dengar suaranya mulu, setiap aku posting sesuatu di medsos dia selalu nyempil ikut komentar" sambung Mirah jujur jika Marcel selalu menghubunginya tapi si Mirah nya saja jadi adik durhaka, dia selalu mengomeli abangnya itu untuk tidak menelfonnya jika tidak ada yang penting.
"Kamu bales dong komentnya?!" Tebak Diana yang antusias sekali jika mengenai Marcel
"Idiihh ngapain? Mending bales komentnya tokek daripada dia. Nggak berfaedah sama sekali."
Ruth, Diana dan Megan geleng-geleng kepala mendengar ucapan Mirah, adakah adik selaknat Mirah di dunia ini? Sedangkan Arum tersenyum miris, seandainya ia bisa bersikap seperti Mirah jika dirinya baik-baik saja sekarang ini."Ohhh itu kak Yayat sama Kak Vido!" Tunjuk Ruth berdiri menghampiri mereka yang berdiri diluar kelas, tak lama setelah itu Ruth memanggil mereka untuk ikut bersama Yayat dan Vido. Hubungan mereka perlahan akrab karena Ruth tetanggan dengan Vido. Mereka yang awalnya benci kedua laki-laki itu perlahan menerima mereka karena pada awalnya cuma Megan yang punya masalah dengan Yayat hingga mengharuskan mereka putus dan kejadian dimana Vido membentak Arum hingga ketakutan membuat mereka semakin benci kedua laki-laki itu. Tapi perlahan semuanya membaik apalagi disaat Arum menceritakan pada mereka saat Vido menolongnya membeli martabak pesanan oma Putri. Jika Vido tidak ada Arum tidak tau apa yang akan terjadi pada kakinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/157998515-288-k760264.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Novela Juvenil(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Elang Trinarenra Abraham ingin seorang adik. Bukan adik kandung tapi adik angkat, Elang tau jika mamanya sudah tidak bisa mengandung lagi makanya ia meminta adik angkat pada kedua orang tuanya. Elang tidak memikirkan sama s...