Instagram : unianhar
Elang keluar dari ruang CCTV sekolah dengan membanting pintu secara kasar, disusul oleh Hasa, Marcel dan Ben. Ketiga sahabatnya itu langsung meluncur menghampiri Elang setelah mendengar jika Arum tidak masuk sekolah dan saat ini tak ada yang mengetahui keadaannya. Bahkan kedua orang tua mereka tidak mengetahui ini. Elang bisa saja memberitahu mereka dan meminta bantuan papanya, tapi mengingat mamanya begitu sayang pada Arum dan takut jika mamanya sedih Elang memutuskan untuk tidak mengatakan apapun. Elang bisa melakukannya sendiri dengan mengandalkan orang-orangnya dan juga ketiga sahabatnya yang ikut membantu mencari.
"Nggak salah lagi, itu Arinka ibu kandungnya Arum" Elang memegangi kepalanya yang terasa pening. Elang kira wanita itu tidak akan muncul lagi karena beberapa bulan yang lalu Elang telah memberinya uang banyak agar tidak muncul dihadapan Arum lagi tapi nyatanya dia malah muncul dan membawa Arumnya pergi.
"Apa kamu telah menemukan tempat dimana dia membawanya?" Tanya Elang dengan sorot dinginnya
"Maafkan saya tuan, tapi saat ini anak buah saya masih mencari keberadaannya" Elang mengerang frustasi. Bagaimana bisa mereka tidak bisa menemukannya? Mereka orang-orang handal tapi gagal? Elang tidak bisa percaya.
"Dasar bodoh!" Bentak Elang, Hasa langsung menahan bahu Elang ketika sahabatnya itu mendekti orang suruhannya. Hasa yakin jika Elang akan menghajarnya jika ia tak menahannya.
"Aku udah minta bantuan pada temannya papa aku jadi kita bisa nunggu informasinya" ucap Hasa, papanya punya karib yang handal melakukan pencarian orang jadi ia meminta bantuannya
"Aku bisa cari sen---"
"Jangan gegabah!" Sergah Ben kembali menutup pintu mobil Elang "Tanpa informasi kamu mau cari kemana? Jangan mempersulit keadaan!" Sambungnya lagi membuat Elang naik pitam. Mempersulit situasi? Diluar sana Arum ketakutan, Elang harus mencarinya bukan cuma menunggu informasi yang tak jelas kapan datangnya, apa itu yang namanya mempersulit?
"Arumku sedang diculik! Aku mengkhawatirkannya dan kamu bilang mempersulit?!" Geram Elang meremas leher baju kaos Ben yang pasrah. Marcel dan Hasa menjauhkan Elang dari Ben, jangan sampai Elang menghajar sahabatnya sendiri.
"Ben benar Lang, percaya pada orang nggak salah. Aku yakin mereka bisa menemukannya dan kita bisa pergi bersama-sama" Marcel tau maksud Ben. Ben cuma tak ingin Elang pergi tanpa arah, akan sulit untuk menghubunginya disaat ia seresah ini.
"SAMPAI KAPAN? SAMPAI AKU DAPAT BERITA YANG NGGAK SEHARUSNYA TENTANG DIA?!"
"MAKANYA SABAR DULU!!!" Bentak Marcel tak kalah khawatir. Hasa dan Ben juga khawatir meski mereka tidak menampakkannya. Elang terdiam memukul-mukul mobilnya sesekali melonggarkan dasinya yang seakan mencekiknya.
Sudah jam 7 malam dan sampai sekarang mereka belum menemukan Arum. Orang-orang yang mereka perintahkan masih mencari keseluruh tempat di Jakarta. Elang duduk selonjoran ditanah sambil bersandar pada mobilnya, penampilannya sudah semrautan begitu frustasi berharap Arum baik-baik saja.
Ketiga sahabatnya juga resah harap-harap cemas, berharap mereka mendapatkan informasi. Beberapa mobil kini berhenti diarea sekolah, perhatian orang-orang disana kini teralih termasuk Elang melihat siapa yang turun dari mobil.
Edwin bersama seseorang keluar dari mobil menghampiri Elang yang berdiri tanpa tenaga. Belum Elang bicara Edwin menaikkan tangannya meminta putranya untuk diam.
"Harusnya hubungi papa bodoh! Bukan malah menyembunyikannya seperti ini?!" Kesal Edwin mengetahui kabar itu dari anak buahnya. Edwin langsung tanjap gas mengajak Anggara teman sekelasnya waktu SMP untuk ikut bersamanya.Elang menunduk menyesal. Edwin mengelus punggung putranya yang bergetar, "Tidak apapa, Arum akan baik-baik saja, percaya pada papa, papa tau Arum dimana sek-----"
![](https://img.wattpad.com/cover/157998515-288-k760264.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Novela Juvenil(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Elang Trinarenra Abraham ingin seorang adik. Bukan adik kandung tapi adik angkat, Elang tau jika mamanya sudah tidak bisa mengandung lagi makanya ia meminta adik angkat pada kedua orang tuanya. Elang tidak memikirkan sama s...