Instagram : unianhar
"Mau pake yang mana?"
Kanaya berdiri tepat dibelakang Arum yang terlihat memperhatikan gaun-gaun yang bejejeran dilemarinya. Mendengar suara mamanya, Arum sedikit menjauh dan menunduk."Mama yang pilih ya gaunnya."
Arum mengangguk membiarkan Kanaya mencarikan gaun untuknya. Arum mengangkat wajahnya melihat Kanaya sibuk memilih-milih gaun untuknya. Arum menoleh kesamping dengan mata berkaca-kaca.
Nggak apapa mama, tetaplah seperti ini, kalaupun mama juga nggak menyukaiku senggaknya mama nggak nunjukin secara langsung.
"Bagaimana kalau ini?"
Arum melihat gaun yang ditunjukin kanaya padanya. Arum tersenyum melihat gaun berwarna dusty yang kira-kira selutut ditubuhnya.
"Baguskan?"
"Iya mama." jawab Arum membiarkan Kanaya menariknya keluar dari walk in closet.
Kanaya menyuruh Arum untuk membersihkan diri sebelum Kanaya memoles Arum untuk bersiap-siap ke pesta ulang tahun Ruth malam ini.
Tadi sekolah, Ruth terus merengek meminta Arum datang karena Mirah, Diana dan Megan mengerjainya dengan mengatakan jika Arum dan keluarganya akan keluar kota jadi dia tidak bisa hadir di birthday partynya.
Untungnya ada kakaknya, Elang. Kalau tidak, sudah pasti Arum akan merasa bersalah karena tidak bisa hadir di acara Ruth setelah oma Putri tidak mengizinkannya.Setelah membersihkan diri, Kanaya menarik Arum kedepan meja rias dan mulai memberikan sentuhan-sentuhan tipis pada wajah cantik Arum.
"Waaww cantiknya anak mama" ujar Kanaya memperhatikan setiap inci wajah Arum "Buka matamu!" Titahnya yang dituruti Arum. Kanaya tersenyum lebar melihat reaksi Arum pada cermin didepannya. Arum mengerjap-erjapkan mata kemudian beralih menatap pantulan Kanaya pada cermin didepan.
"Sekarang kamu pake gaunya!" Kanaya memberikan gaun yang langsung dipakai Arum. Kanaya membantu memasang resleting gaun itu dan membantu Arum memilih sepatu yang cocok untuk remaja seusianya.
"Perfect" ucap Kanaya merengkuh kedua bahu Arum.
"Makasih, ma" ujar Arum tulus. Kanaya menarik Arum kedalam pelukannya dan memeluknya erat. Arum membalas pelukan Kanaya dan berharap dalam hati jika nantinya mamanya akan terus memeluknya seperti ini. Bukan karena Elang, tapi karena Arum adalah memang putri angkat yang ia sayangi.
Maafkan mama, Arum.
Kanaya menghela napas panjang lalu melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Arum. Kanaya tersenyum mengatakan jika Arum harus bersenang-senang disana. Arum tidak perlu khawatir karena Elang akan selalu menjaganya.
* * *
"Kamu kenapa harus pergi juga? Kenapa tidak tinggal di rumah aja? Lagi pula yang ulang tahunkan bukan teman kamu Elang"
Oma Putri terus membujuk cucunya itu untuk tetap tingal di rumah. Kenapa Elang harus pergi kesana sedangkan yang ulang tahun bukan siapa-siapanya? Dia cuma teman Arum yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan Elang.
Elang harusnya tidak kesana membuang-buang waktu."Elang dengerin oma, kan?"
"Sampai kapan oma bicara seperti ini?" Elang yang memainkan ponselnya kini beralih menatap omanya yang duduk didepannya. Saat ini mereka duduk sofa dekat tangga, Elang menunggu mamanya mendandani Arum, Oma Putri terus membujuk Elang agar tidak pergi bersama Arum dan Edwin papa Elang cuma duduk membiarkan ibunya bicara pada Elang meski ia ingin sekali meminta ibunya untuk diam dan membiarkan Elang pergi.
"Ruth itu temannya Arum dan,""Kalau begitu suruh saja Arum pergi sendiri!" Potong oma Putri cepat
"Aku belum selesai bicara oma. Aku nggak suka siapapun yang menyela ucapanku." Oma Putri menghela napas melihat tatapan cucunya itu. Elang sama seperti dirinya, Elang tidak suka pembicaraannya disela siapapun termasuk omanya
"Dan ya, aku nggak mungkin biarin adikku pergi sendiri." Lanjut Elang kembali memainkan ponselnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Fiksi Remaja(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Elang Trinarenra Abraham ingin seorang adik. Bukan adik kandung tapi adik angkat, Elang tau jika mamanya sudah tidak bisa mengandung lagi makanya ia meminta adik angkat pada kedua orang tuanya. Elang tidak memikirkan sama s...