Instagram : unianhar
"Kamu harus dateng! Nggak mau tau"
Tegas Ruth memberikan selembar undangan berwarna pink pada Arum. Besok Ruth akan merayakan ulang tahunnya tepat ke empat belas tahun jadi dia mengundang seluruh teman-temannya termasuk keempat sahabatnya."Aku nggak jan,"
"Harus dateng Arum!" Potong Ruth tak ingin tau alasan Arum.
"Jadi kita nggak perlu datang nih? Cuma Arum aja?"
"Ya nggak gitu juga!"
Sentak Ruth pada Diana. Ruth ingin keempat sahabatnya datang, Ruth tau tanpa memaksa Mirah, Diana dan Megan mereka pasti datang, beda dengan Arum."Arum datang ya! Ruth nggak akan diam kalau kamu nggak iyain." Saran Mirah melepaskan headset yang dari tadi terpasang ditelinganya
"Pelase!" Rengek Ruth
"Iya deh, aku bilang mama sama papa dulu" pasrah Arum membuat Ruth bersorak kegirangan.
Arum tersenyum melihat Ruth tersenyum lebar padanya. Arum ingin pergi tapi apakah ia akan diperbolehkan? Arum harap begitu.* * *
Setelah mengganti seragamnya. Arum turun kelantai dasar mencari mamanya. Setelah bertanya pada maid, Arum menghampiri mamanya namun langkahnya terhenti saat mamanya bersama oma Putri. Arum ingin berbalik untuk pergi dari sana karena Arum takut bertemu dengan oma Putri.
"Arum?"
Arum berhenti dan berbalik melihat mamanya. Arum tersenyum dan melangkah ragu menghampiri mereka.
"Ada apa sayang?" Tanya Kanaya setelah Arum sampai didepannya
"Aku,aku mau ngasih ini ma" Arum mengulurkan undangan pemberian Ruth pada Kanaya.
"Birthday party?" Kanaya membuka undangan itu dan membacanya
"Anak mama mau kesana?" Arum mengangguk antusias saat Kanaya bertanya diselingi senyuman lembut untuknya. Meski Arum tidak tau seperti apa mamanya sekarang ini, Arum tetap berharap jika mamanya akan baik padanya seperti sebelum-sebelumnya."Anak gadis harusnya didalam rumah terus, tidak pantas keluar keluyuran."
Arum menoleh pada Oma Putri yang sibuk memainkan segelas tehnya ditangan. Arum menunduk dan meneguk salivanya dengan kasar."Ibu, ini kan cuma birthday party jadi aku rasa tidak masalah jika Arum mengha,"
"Kamu jangan belain dia! Kalau ngelunjak siapa juga yang repot? Kamu kan?!" Potong oma Putri menatap menantunya tajam. Arum meremas kedua tangan didepannya, Kanaya memegang tangan Arum lembut lalu tersenyum penuh sesal.
"Nggak apapa, mama." Ucap Arum tak ingin mamanya menyesal seperti itu
"Emang nggak apapa anak mama nggak pergi?"
Ada apapa. Kalau Arum tidak pergi Ruth akan marah padanya apalagi Arum sudah berjanji. Arum tidak ingin ingkar janji pada sahabat-sahabatnya."Iya nggak apapa ma. Kalau oma Putri nggak ngizinin aku,"
"Siapa yang tidak mengizinkamu, saya kan cuma bilang kalau anak gadis harus tetap di rumah terus. Jangan sembarang bicara kamu? Memangnya kamu siapa hingga saya melarang-larang kam,"
"Ibu hentik,"
"Berani sekali kau memotong ucapan ibu Kanaya?!" Sentak oma Putri tidak suka seseorang memotong ucapannya. Selama ini tak seorang pun yang boleh melakukannya dan hari ini Kanaya menantunya sendiri yang melakukan itu? Padahal Kanaya tau itu hal yang ia benci, dan ini semua gara-gara anak didepannya.
"Arum kamu masuk ya!" Pinta Kanaya yang diangguki Arum
"Maaf mama, maaf oma Putri" ucap Arum sebelum pergi dari sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Genç Kurgu(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Elang Trinarenra Abraham ingin seorang adik. Bukan adik kandung tapi adik angkat, Elang tau jika mamanya sudah tidak bisa mengandung lagi makanya ia meminta adik angkat pada kedua orang tuanya. Elang tidak memikirkan sama s...