Bagian 3. Bisakan

78.1K 4.7K 94
                                    

Instagram : unianhar

"Ini semua punya siapa?"
Arum menatap berbagai macam barang di walk in closetnya, baju-baju tertata rapi, sepatu, dan berbagai macam aksesoris membuatnya takjub. Sungguh beruntung pemiliknya itu

"Ini semua milik Anda, nona" jawab Widya membantu Arum membersihkan diri dan menunjukkan barang-barang yang ada disana

Arum mengulurkan tangannya kearah Widya sembari tersenyum.
"Kita belum kenalan jadi tante pasti nggak tau namaku. Aku Arum bukan nona."
Widya tersenyum, betapa polosnya anak angkat tuannya ini? Widya sudah tau namanya Arum tapi sebagai maid tidak mungkin Widya memanggilnya hanya dengan namanya.

"Panggil saja Bibi Widya, nona." Ucap Widya meraih tangan kecil Arum

"Arum, bibi!" Perjelas Arum, dia sudah memberitahu namanya tapi kenapa masih memanggilnya nona? Apa bibi Widya lupa? Masa sih? Pikir Arum

"Maaf, nona. Saya tau namanya adalah Arum tapi saya tidak bisa memanggil Anda demikian. Anda adalah majikan saya jadi sudah seharusnya saya memanggilnya Anda nona." Perjelas Widya berharap Arum mengerti. Dulu tuan mudanya juga meminta dirinya untuk memanggil nama saja dan sekarang nona barunya? Widya tau dimana posisinya, dia tidak mungkin selancang itu.

"Oh gitu" ujar Arum mengerti
"Tapi, bi? Apa dulu mama Kanaya punya anak perempuan?" Arum tidak tau apapun tentang keluarga ini kecuali nama sepasang suami istri yang meminta dirinya untuk memanggil mereka papa dan mama serta anak mereka yang juga meminta dirinya untuk dipanggil kakak.

"Tidak, nona. Kenapa nona bertanya seperti itu?"

"Lalu ini semua punya siapa?" Tunjuknya pada barang-barang mewah yang ada diruangan itu

"Punya Anda nona"

"Punya aku? Kok bisa?"
Arum kemari tidak membawa apa-apa selain sepasang baju yang ia kenakan semalam jadi mana mungkin semuanya miliknya.

"Nyonya Kanaya yang mempersiapkan untuk Anda nona, semua barang-barang yang ada disini khusus dibeli oleh beliau. Sebagai putri dari keluarga Abraham, nyonya ingin memberikan yang terbaik untuk nona."
Tanpa menghilangkan senyumnya, Widya tetap sabar menjelaskan apapun mengenai pertanyaan Arum.

Setelah mamakai baju, Arum berjalan dibelakang Widya sembari melihat-lihat rumah yang ia tempati sekarang.  Ini sungguh menakjubkan, Arum tak pernah melihat rumah seindah ini bahkan ditv sekalipun. Ini lebih layak disebut istana daripada rumah. Sepanjang lorong, Arum selalu mendapati orang-orang yang berpakain sama selalu menunduk memberinya salam. Seperti yang dikatakan Widya, jika mereka adalah maid yang bertugas didalam rumah jadi Arum tidak perlu merasa tidak enak jika mereka memberinya salam karena itu memang tugas mereka.

Mendengar suara seseorang mengaduh, Arum dan Widya berhenti untuk berbalik kebelakang.
Seorang yang baru saja menyapa mereka duduk selonjoran dilantai memegang pinggangnya

"Sini aku bantu?" Arum mengulurkan tangannya sembari tersenyum, tanpa menunggu lama maid itu meraih tangannya dan berdiri dari sana

"Terima kasih, nona." Ucapnya sembari menunduk, tidak sopan jika seorang maid lama menatap majikannya

"Sama-sama" balas Arum sumringah. Saat akan berbalik, Arum langsung memundurkan langkahnya melihat seseorang berdiri tak jauh darinya. Mata tajam seperti itu memaksa Arum kembali mengingat kekejadian itu, Arum meremas kedua tangannya menunduk dalam, Arum nggak salah! Batinnya

"Arum," orang itu melangkah mendekati Arum yang terlihat gelisah

"Aku nggak jahat," cicit Arum menggigit bibir bawahnya, apa dia akan menyakitinya sama sepertinya?

Sister Complex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang