Bagian 6. Sekolah

48.1K 3.6K 122
                                    

Instagram : unianhar

"Sayang?"

Arum tersentak mendengar suara Kanaya, Arum menatap Kanaya dari pantulan cermin didepannya. Kanaya tersenyum memegang kedua bahunya. Arum menghela napas panjang lalu tersenyum.

"Arum nggak apapakan?"
Kanaya sungguh khawatir. Baru saja Widya datang melapor padanya jika Arum cuma diam tak ingin bergerak dari tempatnya

"Mama"

"Jangan takut! Nggak akan ada yang berani menyentuhmu sayang, percaya sama mama!"
Arum menatap Kanaya mencari kesungguhan disana. Sebelum menginjakkan kaki kerumah ini, Kanaya juga mengucapkan kalimat itu.

"Mama seriuskan?"
Kanaya memeluk Arum dari belakang, Kanaya menitikan air matanya. Kenapa? Kenapa Arum harus mengalami ketakutan seperti sekarang?

"Mama, teman-teman disana nggak jahatkan? Teman-teman disana nggak seperti teman aku yang dulu kan? Mereka nggak akan bully aku kan? Mama aku tak,"

Hahahhahahaa

"Lihat dia!"

"Kata ibuku dia anak haram"

"Dia nggak punya ayah? Terus, yang tinggal di rumahnya itu siapa kalau bukan ayahnya?"

"Kata ibuku, ibunya dia perempuan murahan jadi bisa tinggal bersama laki-laki mana aja"

"Perempuan murahan itu apa?"

"Nggak tau! Yang Shafa tau kalau murahan itu murah"

"Berarti ibunya murah? Hahhahahaha"

"Berarti Arum juga murah dong?"

"AKU NGGAK MURAH! IBUKU JUGA NGGAK MURAH! KAMI NGGAK MURAH! KALIAN SALAH!"
Teriaknya meremas ujung bajunya, Arum melangkah mundur melihat kedua orang didepannya berjalan kearahnya

"Kamu teriak?"

"Ng, nggak. Aku cum arrrgghhhhhh sakit hiks. . ."
Tangisnya menahan tangan salah satu dari mereka yang menarik rambutnya.
"Lep, lepasin hiks. . . Shafa sakit" pintanya berusaha melepaskan tangan Shafa dari rambutnya. Anak yang bernama Shafa semakin menarik rambutnya tak peduli dengan tangisan Arum bahkan Shafa meminta temannya itu membantu memberi Arum pelajaran

"Berani sekali kau teriak padaku?! Minta maaf sekarang!"

"Aku nggak salah, kenapa minta maaf?"

Arum terduduk dikoridor saat Shafa mendorongnya. Sakit, hati dan fisiknya sakit menerima perlakuan seperti sekarang. Arum tidak tau kenapa kakak kelasnya yang bernama Shafa benci padanya, saking bencinya Shafa dan teman-temannya menyebarkan gosip tentang ibunya hingga tidak ada seorangpun yang mau berteman dengan Arum karena Arum anak haram.

"MINTA MAAF!" Bentak Shafa menjambak rambut Arum tak peduli seluruh pasang mata di koridor menatapnya

"MINTA MAAF ANAK HARAM!"

"Hiks. . .Aku bukan anak haram Shafa"

"Dasar tidak tau diri!"

"Minta maaflah pada Shafa!"

"Jambak aja nggak cukup,"

"Pukul aja dia!"

Arum semakin menangis merasakan jambakan Shafa semakin kencang. Mau tidak mau Arum harus minta maaf jika tidak Shafa tidak akan menghentikan perlakuannya.

"Maaf hiks. . ."

BUUGGH

"Dari tadi kek!"
Ucap Shafa setelah menendang kaki Arum. Setelah kepergian Shafa dan temannya itu, Arum menangis mendengarkan caci maki siswa lain padanya.

Sister Complex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang