Bagian 40. Kesalahan

34.1K 2.8K 758
                                    

Instagram : unianhar

Gadis berkuncir kuda itu meremas kedua tangannya sesekali menghela napas panjang seolah ia tidak nyaman dengan suasana disekitarnya. Ia meraih segelas air di depannya dan menghabiskan air itu sampai tandas.
"Dedek cantik haus ya?" Tanya Marcel melihat gelas Arum sudah kosong, Arum mengangguk resah sesekali milirik gadis di depannya. Ya, gadis itu akhirnya duduk bersama mereka dan sialnya dia duduk berhadapan dengan Arum.

"Makan ini!" Mirah meletakkan beberapa potong daging kedalam piring Arum berisi spaggeti "Dagingnya enak, empuk dan lembut" sambung Mirah sebelum memanggil waitres untuk mengisi air pada gelas Arum

"Aku gak nafsu, Rah"

"Loh? Makanannya kurang enak ya? Mau aku pesankan yang lain?"

"Gak usah, bukan makanannya yang gak enak tapi kayaknya perutku udah penuh deh"

"Abang pesankan pencuci mulut aja ya?"

"Makasih bang" Marcel memanggil waitres memesan pencuci mulut yang terkenal disana. Disamping menunggu, Arum berusaha untuk mengalihkan pendengarannya dari pembicaraan kedua orang di depannya.

"Oyah? Sebenarnya aku sedih karena kak Marcel sempat lupa sama aku"

"Gak lah, mana mungkin aku lupa gadis secantik kamu" bantah Marcel disela-sela makannya "Meski kebersamaan kita terbilang singkat tetap aja aku gak mudah lupa sama orang yang sempat singgah dalam hidupku" sambung Marcel membuat Mirah bertingkah seakan muntah

"Dasar pembual sejati" gumam Mirah bergidik ngeri

"Kakak bisa aja" kekeh gadis itu mengelus hidungnya "Oyah, kak Hasa sama kak Elang kabarnya gimana?"

"Mereka baik, kapan-kapan kita makan bareng, gimana?"

"Bol--"

"Kalian kenal dimana? Kenapa bisa kamu tau kak Hasa dan kak Elang?" Potong Mirah melipat kedua tangan didada tanpa mengalihkan matanya pada gadis disamping Marcel.

"Oh, 2 tahun lalu aku dan temanku ke London liburan terus kami gak sengaja ketemu dengan kak Marcel, kak Elang sama kak Hasa. Karena kebetulan kami sebangsa mereka berbaik hati menjadi teman jalan kami selama di London" perjelasnya yang dibenarkan oleh Marcel. Waktu itu mereka bertiga keluar refreshing, saat mereka di pusat kota tak sengaja telinga lebar Hasa mendengar 4 orang gadis mengobrol menggunakan bahasa Indonesia, Hasa memberitahu Marcel, karena kebetulan Marcel ramah, baik dan tidak sombong ia menghampiri mereka untuk berkenalan. Tau jika mereka baru di London, Marcel akhir menawarkan diri untuk menemani mereka selama seminggu meski keputusannya di tantang oleh Elang dan Hasa.

"Oyah, kamu tau Shafa ini suka sekali sama si burung" tunjuk Marcel membuat Shafa menutup wajahnya karena malu

"Ih kak Marcel gak usah dibocorin juga kali" Marcel terkekeh sesekali melirik Arum. Tampaknya pembicaraan mereka tentang Elang tidak terpengaruh pada Arum, apa mungkin cinta sahabatnya itu hanya sepihak?

"Pembicaraan gak berfaedah" desis Mirah mendongak pada Arum yang berdiri. Arum meminta izin untuk ke toilet lalu meninggalkan ketiganya menatap kepergiannya.

"Akhir-akhir ini Arum kayaknya gak sehat deh"

"Kenapa?"
Kedua kakak beradik itu mengobrol berbeda dengan Shafa yang masih menatap tembok dimana Arum menghilang.

* * *

Arum mengunci pintu bilik toilet lalu bersandar disana menempatkan kedua tangannya dibelakang. Napas Arum menderuh, ia menurunkan kedua tangannya lalu meremas ujung roknya kuat-kuat. Tak ada rasa takut yang Arum rasakan maupun rasa takut yang selama ini menghantuinya jika bertemu dengan Shafa. Arum lega karena tidak merasakannya lagi meski perlakuan Shafa masih terlintas dipikirannya. Tak masalah yang jelas Arum tidak jadi pengecut lagi jika bertemu dengannya. Mungkin ini semua karena bantuan Miss Maria selama ini.

Sister Complex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang