"Apa?"
Arum menggaruk kepalanya yang tak gatal melihat tatapan Megan dan Ruth didepannya, berbeda dengan Mirah yang sibuk dengan makanannya. Arum melirik sekilas pada Mirah berharap sahabatnya itu mau membantunya tapi kali ini Mirah sepertinya memilih diam dan menginginkan Arum menjelaskan apa yang terjadi.
"Jadi kalian benar pacaran?" Ulang Ruth menyilangkan kedua tangannya didada berbeda dengan Megan yang menatapnya seakan menyelidik, Megan juga kaget mendengar kabar itu karena dibandingkan Ruth dialah yang paling dekat tapi ia tak tau sama sekali hubungan Arum dengan kakaknya.
Arum mengangguk polos masih menggigit sedotan jus didepannya merasakan kedua pipinya memanas melihat tatapan kedua sahabatnya yang syok, Megan dan Ruth saling berpandangan lalu kembali menatap Arum yang menyeruput jusnya.
"Kamu nggak becanda, kan?"
Arum kembali menggeleng
"Kok kamu pacaran sama kakak sendiri?" Tanya Ruth masih dalam mode syoknya
"Cinta?"
"Daebak!" Seru Ruth menyenderkan punggungnya di kursi, ia tak menyangka jika Arum mengatakan itu.
"Kamu bener cinta sama kak Elang?" Ulang Megan masih ragu, dan lagi-lagi Arum mengangguk mantap "Lalu bagaimana dengan kak Vido?" Sambungnya membuat Arum mengerutkan kening, apa hubungannya dengan Vido?
"Kalian nggak makan? Atau udah kenyang karena ngobrol terus?" Sindir Mirah membuat ketiga sahabatnya termangu, termasuk Arum yang melihat makanan didepannya.
"Aku makan kok tadi, nih liat makananku udah mau abis" tunjuknya pada piring didepannya, Mirah berdecak. Ia meraih tissue dan memandangi ketiga sahabatnya.
"Kamu!" Mirah menjetik kening Arum pelan "Kalau ngomong harus tegas supaya mereka nggak nanya terus sampai mulut mereka berbusa dan kalian," Mirah menatap kedua sahabatnya dengan mata melotot didepannya "Kalau udah tau nggak usah nanya lagi! Paham?!" Keduanya mengangguk singkat,
"Makan!" Titah Mirah, Megan dan Ruth langsung meraih sendok masing-masing, Arum tersenyum geli melihat keduanya patuh pada Mirah, memang diantara mereka Mirah lah yang paling tegas.
"Kenapa nggak makan?" Arum mengulum bibirnya saat Mirah menoleh padanya
"Ini juga mau makan kok" kata Arum meraih sendok dan garpunya. Arum makan dengan lahap sesekali melirik kedua sahabat didepannya yang saling curi pandang kearah Mirah yang juga sibuk dengan makanannya. Hari ini Mirah seperti emak-emak yang ngomelin anak-anaknya.
* * *
Arum memainkan ponselnya sambil menunggu Mirah didepan kafe, gadis itu meminta Arum menunggu selagi dirinya mengambil mobil di parkiran. Kedua sahabatnya pulang lebih dulu meninggalkan dirinya disana. Dengan rambut di kuncir kuda, pakaian seragam ASHS masih melekat ditubuhnya serta sepatu putih masih menambah kesannya sebagai gadis SMA yang mempesona.
Disaat dirinya menunggu, Arum masih sibuk dengan ponselnya hingga tak sadar jika tak jauh darinya seseorang sedang memperhatikannya dengan sorot mata tak terbaca.
Tiiiinnn tiinnn
Arum tersentak saat suara klakson mobil berhenti didepannya berbunyi. Arum menghela napas lega, dengan buru-buru ia meraih tas yang ia letakkan disampingnya lalu berdiri menuju Mirah yang sudah duduk manis menunggunya didalam mobil. Sebelum memasuki mobil, Arum reflek menoleh kebelakang hingga mata bulat nan indahnya kini terkunci dengan mata seseorang.
Kedua tangan Arum mengepal, napasnya tercekat, jantungnya tiba-tiba ingin meloncat dari tempatnya serta keringat dingin mulai mengalir dikeningnya. Senyuman itu?

KAMU SEDANG MEMBACA
Sister Complex
Teenfikce(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Elang Trinarenra Abraham ingin seorang adik. Bukan adik kandung tapi adik angkat, Elang tau jika mamanya sudah tidak bisa mengandung lagi makanya ia meminta adik angkat pada kedua orang tuanya. Elang tidak memikirkan sama s...