Chapter 3

449 41 12
                                    

"Ressa kamu tahu gak?" tanya seorang lelaki tampan

"Nggak. Hahahaa."

"Huu dasar yaudah nih aku kasih tahu ya."

"Kasih tahu apa?"

"Dari awal kita pacaran, sebenernya aku gak pernah suka sama kamu."

"Maksudnya gimana?"

"Aku gak pernah suka sama kamu Theresa Arvie Leticia."

"Tapi kamu cinta kan sama aku?"

"Aku juga gak cinta sama kamu."

"Terus selama ini kamu pacaran sama aku karena apa? Karena rasa kasihan semata? Karena harta?"

"Bukan juga."

"Terus karena apa? Buat apa selama ini kita pacaran kalo kamu gak pernah tertarik sama aku. Buat apa kita pacaran sedangkan rasa cinta aja gak ada di hati kamu. Buat apa hah kita jalanin hubungan ini?" air mata Ressa tak dapat ditahan lagi

"Kamu tahu? Aku pacaran sama kamu itu karena rasa sayang. Aku gak suka kamu karena suka itu hanya kata lain dari sebuah kata tertarik, dan tertarik itu identik dengan kata fisik, entah itu kamu cantik ataupun menarik, dan jelas saja suka itu hanya bertahan untuk sesaat bahkan bisa berakhir hanya dalam hitungan detik."

"Tapi kamu juga gak cinta kan sama aku."

"Cinta itu hanya sekedar ungkapan kata belaka yang bisa diucap siapa saja. Cinta itu gak menjamin kenyamanan seseorang, suatu saat cinta juga bisa hilang gitu aja. Beda dengan sayang. Sayang itu timbul dari rasa nyaman, dan kenyamanan pada seseorang itu gak akan bisa hilang. Rasa sayang itu abadi, mau bagaimana pun keadaannya kalo kita sayang pasti akan setia bertahan, walaupun hati kita seringkali dilanda sakit yang terus berdatangan."

"Kamu jahattt Andrew kamu jahatttt." Ressa menangis dan memeluk lelaki itu erat, bukan menangis karena sedih tapi itu tangisan haru atas pengakuan Andrew, ya Andrew

"Syuttt udah jangan nangis, jangan sia sia in air mata kamu. Kamu tahu? Air mata kamu itu berharga, janji sama aku jangan buang buang air mata kamu untuk hal yang gak berguna." Andrew menghapus air mata Ressa

"Aku sayang banget sama kamu. Aku harap kamu gak akan pernah ninggalin aku."

"Gak akan Ressa, aku gak akan pernah ninggalin kamu, itu satu hal yang mustahil, kamu tenang aja aku milik kamu selamanya." Andrew memeluk erat tubuh Ressa

"ANDREWWWWWWWW!!!!" teriak Ressa dengan keringat dingin saat bangun dari tidurnya

"Andrew?" Ressa mencari sosok lelaki itu dari sudut matanya

"Anjir itu mimpi! Kenapa gue mimpiin dia sih? Kenapa gue mimpiin moment SHIT itu! Ih anjir gue nyesel dulu percaya sama omongan cowok bajingan kayak lo! Gue nyesel udah nyia nyiain air mata gue cuma buat cowok pengecut kek lo Andrew gue benci banget sama lo, lo jahat, gak punya hati, gak punya perasaan, gak punya otak!"

***

"Anjir kayaknya gue telat ke sekolah, ah gawat gerbang pasti udah ditutup!" gumam Ressa dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh

Cukup 10 menit ia sampai ke sekolah, dan benar saja gerbang sudah ditutup rapat oleh satpam.

"Ah Shit bener dugaan gue!" gumamnya

Tiba-tiba motor kawasaki merah mengkilap dengan bersih nya datang dan berhenti di sebelah mobil Ressa.

Dia turun dari motornya dengan rambut yang acak acakan karena memakai helm, dan jujur saja ia terlihat semakin keren, tampan, dan oh so bad boy. Tanpa sadar Ressa terus menatapnya tanpa berkedip sedikit pun.

The Cogans Maniac [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang