Chapter 40

256 20 2
                                    

Mereka menuju markas Kirei menggunakan mobil Lucas, sedangkan yang mengendarainya adalah Raymond. Ia sudah sangat kesetanan, menancap gas tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri. Tak hanya itu, saat lampu merah pun ia menerobosnya dengan tampang tiada takut sama sekali.

"Rai awas entar polisi ngejar!" ucap Kennard

"Gue ambil jalan tikus biar gak dikejar polisi!"

Tiga puluh menit telah berlalu, akhirnya mereka sampai di sebuah cafe tempat Kirei dan geng nya biasa nongkrong. Raymond sengaja menabrak salah satu meja kosong yang ada di sana.

"Woy yang bener dong kalo bawa mobil!" teriak salah satu pengunjung cafe itu

Kirei dkk tak mempedulikan hal itu, mereka tetap bersorak riang memeriahkan kekalahannya Lexi.

Nathan andthechik turun dari mobil dan langsung menghampiri meja Kirei.

"Anjing maksud lo apaan?" teriak Raymond menendang perut Kirei yang saat itu sedang duduk

"Harusnya gue yang nanya apa maksud lo datang-datang maen nendang gue!" teriakan Kirei tak kalah kencang

"Lo apain temen gue hah?"

"Temen lo yang mana? Si lemah?"

"Siapa yang lo sebut lemah?"

"Hahahaa yang lemah itu si Lexi! Lo tahu dia yang nelpon gue buat ngajak fighting, eh ujung- ujungnya malah dia sendiri yang sekarat! Pengecut, cuih!" Kirei meludah tanda meremehkan

Pembicaraan mereka mengundang perhatian pengunjung cafe lainnya, meskipun Kirei nongkrong di luar tapi tetap saja hal itu menarik perhatian yang ada di sana.

Nathan menarik kerah baju Kirei dan menggusurnya ke sisi jalan. Tak lama kemudian ia melayangkan pukulan di wajahnya. Teman Kirei juga tak tinggal diam, mereka mulai menyerang Raymond, Veno, Lucas, dan Kennard. Keadaan di sana benar-benar sangat ricuh.

"Apa yang lo lakuin sampai bikin temen gue separah itu anjing?" teriak Nathan di sela sela perkelahiannya

"Adu jotos biasa, cuman pas akhir gue bener- bener ampir kehabisan tenaga, tapi gue gak mau kalah dan kelihatan lemah di depan dia. makanya gue ngambil tongkat baseball dan pukul dia habis-habisan. Hahaha keren kan gue? Bilang noh sama temen lo, kalo gak punya nyali gak usah sok manggil gue segala, dasar lemah, cow-"

"Bugh.. Bugh.. Bugh.." Nathan memukulnya habis-habisan, tanpa disadari Kirei mendorong badan Nathan dan mendudukinya, lalu tiba-tiba ia mengeluarkan sebuah belati tajam.

"Lo sama semua sampah lo gak usah kebanyakan gaya, gak usah sok kegantengan, gak usah sok jadi jagoan, dari dulu sampai sekarang tetep gue yang selalu unggul! Nih rasain!" Kirei mengangkat belati itu dengan tinggi hendak menancapkan ke arah perutnya, tak ada perlawan yang Nathan lakukan, ia sudah kehabisan terlalu banyak tenaga. Terlebih lagi tangannya mengalami cidera saat Kirei tadi berusaha melawannya.

Tak ada yang menyadari Kirei melakukan hal di luar nalarnya, teman-teman Nathan sibuk membalas tonjokan demi tonjokan terhadap geng Kirei yang jumlahnya cukup banyak.

Mungkin ini memang saat yang tepat untuk Nathan segera menyusul ibunya. Ia pun memejamkan matanya dengan pasrah dan menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, sungguh serangan Kirei kali ini terasa sangat melumpuhkan dirinya.

•••

Member Nathan andthechik menahan Lexi agar tak bangkit terlebih dahulu. Namun jangan panggil dia Lexi jika selalu menuruti perintah orang lain.

Pagi ini Lexi tetap bersikeras ingin masuk sekolah, apa alasannya? Padahal dokter sendiri bilang bahwa keadaanya belum sembuh total, bagian punggung yang masih retak juga menambah kegelisahan mereka semua.

Oh ya sampai lupa, malam kemarin member Nathan andthechik segera menuju rumah sakit kembali dengan wajah khawatir untuk melihat Lexi. Ternyata ia masih belum sadar dan dengan setianya ditemani oleh Ressa. Sebenarnya siapa yang pacarnya Lexi? Mengapa Rena tak ada di sampingnya untuk sekedar menemani Lexi.

Dengan muka bingungnya Ressa menanyakan keberadaan Nathan yang daritadi tak ia lihat, ia juga bertanya mengapa mereka semua babak belur bahkan banyak bagian tubuh yang berdarah. Malam itu pikiran Ressa tentang Nathan berkecamuk, apa yang terjadi dengan dirinya? Di mana dia sekarang? Raymond, Veno, Lucas, dan Kennard pun dengan susah payah mengucapkan apa yang sudah terjadi dengan Nathan.

"Gue bilang pengen sekolah ya pengen sekolah!" teriak Lexi

"Lex lo belum bener-bener sembuh, jangan nekat buat sekolah!" ucap Raymond

"Lo gak denger apa kata dokter hah? Di punggung lo masih ada bagian yang retak!"

"Gue gak peduli! Minggir! Biarin gue pergi sekolah!"

"Gak bisa Lex!"

"Maaf, sebaiknya anda tetap istirahat di sini dan jangan terlalu banyak bergerak, apalagi sekolah." ucap dokter berusaha menenangkan

"Gue ke sini tuh bayar, gue di rawat di rumah sakit ini bayar, jadi jangan larang gue buat lakuin hal yang emang gue pengen lakuin!" sarkasnya

"Anjing lo gak bisa banget di kasihani Lex, kita lakuin ini tuh karena peduli sama lo!"

"Bacot!"

"Baiklah jika anda tetap bersikeras untuk pergi sekolah, tapi saya mohon kepada kalian agar tak membiarkan pasien terlalu banyak melakukan aktivitas." ucap dokter itu mewanti wanti

Akhirnya mereka semua mengangguk setuju, mereka harus menjaga Lexi yang saat ini keadaanya tak stabil. Terlebih lagi saat ia mengetahui bahwa Rena pacarnya tak ada kabar sedikit pun. Siapa yang tak kecewa jika pasangan kita tak ada waktu bahkan hanya untuk sekedar menemani saja saat kita terkena musibah.

•••

Kali ini Raymond, Veno, Lucas, Kennard, dan Lexi berangkat bersama menggunakan mobil Lucas. Setelah pulang dari rumah sakit tadi, mereka segera melesat pergi mengantar satu per satu ke rumahnya, bukan untuk apa-apa melainkan hanya menyuruhnya untuk berganti baju saja.

Semalaman mereka semua bermalam di rumah sakit untuk menjaga Lexi. Bahkan saat berangkat sekolah pun mereka tak mempunyai kesempatan untuk mandi, jadi ya kalian tahu lah. Walaupun begitu yang namanya cowok ganteng mau mandi atau enggak pun ya gak bisa dipungkiri, mereka tetap ganteng seperti sedia kala.

"Kalian semua lebay banget deh, gue tuh gak kenapa-napa jadi gak perlu di kawal kek gini elah!" gerutu Lexi

"Udah gak usah banyak bacot, masih untung kita ijinin lo masuk sekolah nyet!"

"Bawel lu kek emak-emak arisan!"

Beberapa menit terpejam akhirnya Lexi menyadari sesuatu, seperti ada yang kurang namun entah apa ia pun belum menyadarinya.

"Eh dari pas tadi sadar gue kayaknya gak lihat si Nathan deh, dia ke mana kok gak ada? Gak bareng sama kalian juga, kenapa?"

Bukannya menjawab mereka semua malah diam dengan tatapan datar dan mengabaikan pertanyaan Lexi. Seperti tak punya keberanian untuk mengucapkan hal itu. Sebenarnya apa yang terjadi sama Nathan? Apa iya dia benar- benar sudah menyusul ibunya ke alam sana? Ah tak mungkin!

•••

~Nathan kenapa???

The Cogans Maniac [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang