Chapter 29

277 21 0
                                    

Cinta itu tak memandang fisik ataupun materi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cinta itu tak memandang fisik ataupun materi. Cinta juga mampu mengubah segalanya. Bahkan karena rasa cinta juga kita bisa menghilangkan rasa sakit yang telah lama dipendam sendirian

Theressa Arvie

•••

Ressa terenyuh dengan pengutaraan hati Nathan, lalu ia tersenyum ingin menganggukan kepala tapi tiba- tiba saja memori pahit tentang kejadian di kantin dulu bersama Nathan membuat dirinya kembali merasakan sakit, ia enggan untuk menerima Nathan.

Ressa melepaskan genggaman Nathan di tangannya.

"Cewek jalang kayak gue gak pantes buat jadi pacar lo. Cewek jalang kayak gue sama sekali bukan tipe lo. Gue cuma cewek murahan yang haus akan belaian cowok dan selalu godain semua cowok. Gue cuma cewek yang gak punya harga diri di mata lo. Itu kan kata- kata yang pernah lo bilang sama gue!"

"Ressa plis maafin gue waktu itu gak tahu kenapa gue sampe ngomong bahkan nampar lo. Mohon banget maafin gue." ia berlutut di hadapan Ressa dan lagi- lagi membuat yang melihatnya terkejut bukan main, itu bukan Nathan yang mereka kenal.

Sudah dasarnya hati Ressa baik, ia tak tega melihat Nathan sampai seperti itu, lalu ia berusaha membangunkannya dan membantu berdiri di hadapan Ressa.

"Than lo itu cowok, gak seharusnya ngerendahin diri lo di depan orang lain apalagi cewek." Ressa menepuk pelan bahu Nathan, "Gue harap lo gak lakuin hal kayak barusan lagi, jaga harga diri lo sebagai seorang laki- laki."

"Maafin gue Res, gue bener- bener nyesel dulu udah lakuin hal kayak gitu sama lo."

"Udah gak usah dipikirin, gue udah maafin lo kok."

"Serius?"

"Lima rius!" ucapnya tersenyum lebar

"Makasih banyak Res." tiba tiba Nathan kembali menggemgam tangan Ressa, "Jadi lo mau jadi pacar gue kan?"

Suara riuh dari orang orang menggema meneriaki kata "terima". Tuhan apa yang harus Ressa lakukan???

"Udahlah terima aja Res, gue juga udah jadian sama si Rena!" teriak Lexi

Rena tak terima dan langsung menoyor kepala Lexi "Enak aja lu ngemeng, kita belum jadian kok!"

"Belum? Berarti bakal dong? Wah kode keras nih!"

"Apaan sih lo!"

"Udah terima aja Res!"

"Terima Nathan, kalo gak mau buat gue aja sini!"

"Terima lah lama amat elah nunggu apalagi sih mau balik nih!"

"Lo mau kan jadi pacar gue?" tanyanya kembali

Dengan senyum yang mengembang Ressa menganggukan kepalanya dengan antusias, "Iya."

"Iya apa?"

"Iya gue mau jadi pacar lo Nathan Alfonzo Salvatore!" teriaknya, tanpa disangka Nathan langsung memeluk Ressa erat mengucapkan banyak terimakasih karena ia mau menerima dan memaafkan dirinya. Nathan berjanji dia tak akan menyakiti Ressa lagi.

•••

~Ressa POV

Sekarang hari pertama gue pacaran sama Nathan, dan hari ini juga dia bakal jemput gue ke sekolah. Huh sungguh hari yang indah dan bikin gue semangat banget.

Bener aja abis gue pake sepatu tiba- tiba suara motor Nathan terdengar. Oiya btw lupa soal Nathan tahu rumah gue soalnya semalem dia juga yang anterin gue ke sini, bahkan sebelum pulang kita sempet makan dulu terus jalan jalan, eh apasih back to topic.

~Authors POV

"Pagi cantik." sapanya sambil membuka helm full face

"Pagi pacar."

"Cantik alias cacar bintik- bintik, hahaha." ejeknya sambil mencubit hidung pesek Ressa

"Ih jahat! Pacar, hmm apa yaa pacar alias pasangan cacar- cacar, wlee." ia menjulurkan lidahnya

"Apaan gak nyambung ih!"

"Duli amat ahh. Ih ayo berangkat udah siang nanti telat."

"Asal sama kamu aku rela telat kok, sayang."

Blush. Pipi Ressa sudah memerah padahal baru dibilang sayang sekali, apalagi jika berkali- kali.

"Suka deh lihat kamu blushing."

Ressa tak menghiraukan perkataan Nathan, ia langsung menaiki motor dan memakai helm yang diberikan Nathan.

"Aku mau ngebut nih, gak mau pegangan? Peluk aja deh nanti kamu nyusruk."

"Huuu modus amat sih lu, udah ayo cepetan jalan entar telat!"

"Iyaiyaa bawel, ma lampir!"

Akhirnya mereka pun berangkat dengan kecepatan rata- rata. Tahu kan Nathan jahilnya seperti apa? Tiba-tiba tiba saja ia menarik gas dengan kecepatan penuh dan hal itu membuat Ressa terkejut setengah mati sampai ia hampir tersungkur ke belakang. Dan refleks tangannya langsung memeluk pinggang Nathan -ralat jaket Nathan.

"Than jangan ngebut ngapa!"

"Apaan gak kedenger nih."

Ressa berdecak kesal, ini adalah modus basi dari seorang Nathaniel, "Nathan sayang, jangan ngebut ya aku takut jatuh, nanti kalo kita celaka gimana terus aku mati, masa kamu mau jadi jomblo lagi sih." ucapnya lembut sambil terus memeluk

Benar saja, Nathan langsung memelankan kecepatan motornya, wah ternyata ia luluh.

Setelah 15 menit menempuh perjalanan mereka sampai juga di parkiran sekolah. Ressa turun lebih dulu menyerahkan helm dan merapikan rambutnya yang berantakan. Namun lagi-lagi malah tangan Nathan yang merapikan rambutnya, lalu ia mengusap pelan dan mengecup puncak kepala Ressa.

Saat mereka berdua melewati koridor utama, banyak pasang mata yang terkejut melihat kedekatan keduanya.

"Wah si Nathan kok deket lagi sama cewek ini sih!"

"Loh kak Nathan udah jadian?"

"Iya pas acara prom night semalem katanya kak Nathan nembak kak Ressa sweet banget, ah gue nyesel gak dateng!"

"Pengen dong jadi ceweknya yang dirangkul gitu sama Nathan."

"Kak Nathan beneran udah jadian??? Ah potek hati dedek."

"Kak Nathannnnn, asli udah pacaran?"

"Iya nih kenalin cewek di samping gue itu ya pacar gue. Jangan pernah ada yang gangguin dia, kalo ada yang berani macam-macam macam berarti urusannya sama gue!" ucap Nathan mempertegas

Saat sampai di depan kelas Ressa IPA 2, ia bilang istirahat nanti akan jemput ke sini, Ressa sih setuju saja toh hari ini hari pertama mereka jadian. Sebelum Nathan pergi ke kelasnya, Ressa membantu merapikan rambut Nathan yang acak acakan.

"Aku tahu kamu emang ganteng, tapi seenggaknya kalo ke sekolah harus rada rapi sedikit ya." ucapnya sambil menyisir rambut Nathan menggunakan jarinya, lalu ia tersenyum manis

"Makasih cantik." ia mencubit kedua pipi Ressa, habis itu dia kabur masuk ke kelasnya

"Gila nih yang baru taken bahagia banget!" teriak Rena

"Apaan sih lo sirik aja, kapan si Lexi nembak?"

"Kagak tahu lah, gak akan pernah kali!"

"Yael-"

"Ada Rena?" tanya seseorang

•••

The Cogans Maniac [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang