Chapter 54

248 19 11
                                    

Bel istirahat telah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, dan selama 5 menit itu pula kini Rena tak membuka sepatah kata pun. Ya semenjak kepergian Lucas Rena memang menjadi berubah, apalagi saat semua orang terus berusaha untuk menjatuhkan Rena juga ikut ikutan menjauh dari Ressa. Jujur Ressa sangat sedih, mengapa dari banyaknya orang harus sahabat satu-satunya yang bersikap seperti itu.

Ressa kira ia hanya tak akan bertegur sapa saja dengan Rena, tapi ternyata Rena dengan tega pindah bangku bersama orang lain. Sejak saat itu tak ada saling ngobrol, tak ada saling sapa, atau bahkan saling melempar senyum pun tak bisa mereka lakukan.

Namun sekarang Rena tiba-tiba duduk di sebelah Ressa dan melarangnya pergi ke kantin. Sudah bermenit-menit menunggu tapi Rena tak kunjung membuka suaranya barang sedikit pun.

"Gak ada yang perlu di omongin kan? Yaudah biarin gue pergi dari sini!" ucap Ressa seraya berdiri, namun lagi-lagi tangannya ditahan oleh Rena agar ia kembali duduk.

"Mau lo apa sih Ren, bukannya lo yang jauh-"

Ressa yang tadinya sedang berapi-api merasa sangat terkejut karena Rena langsung memeluknya. Pelukan ini, pelukan dari seorang sahabat yang dulu selalu ada untuk menyemangatinya disaat terjatuh bisa ia rasakan kembali.

"Maafin gue Ressa tolong maafin gue. Gue tahu kalo gue emang jahat banget sama lo. Disaat semua orang jatuhin lo, caci maki lo, ngehina lo sana-sini, harusnya gue ada di sisi lo buat terus nyemangatin. Tapi yang gue lakuin malah apa? Gue ikut jauhin lo kayak yang lain, lalu apa bedanya gue sama mereka yang jahat sama lo? Lantas apa masih cocok seorang jahat kayak gue masih dianggap sahabat? Ahh tentu aja jawabannya nggak." Rena mengucapkannya dengan cepat dan bahunya ikut bergetar, bisa Ressa tebak bahwa ia sedang menangis.

"Lo boleh benci sama gue Res, lo boleh marah sama gue, tapi plis lo maafin gue. Gue gak mau kayak gini terus, kita udah sahabatan sejak pertama masuk SMP Res, gak seharusnya gue bersikap gini terus sama lo. Tolong maafin gue, gue mohon." Saat dirasa tak ada pergerakan apapun dari Ressa, Rena sedikit bingung apa iya salah bicara atau salah memeluk seseorang? Rena mulai melepaskan pelukannya perlahan-lahan dan menatap wajah Ressa begitu intens.

"Res lo dengerin gue kan? Lo selama jauh dari gue gak berubah jadi budek kan? Ayo dong Res maafin gue, sekarang gue janji gak akan pernah lakuin yang kayak gitu lagi sama lo. Gue gak akan pernah biarin lo sendirian hadapin masalah. Bahkan kalo bisa gue gak akan biarin lo pergi kemana-mana sendirian, kalo perlu ke dalam kamar mandi sekalipun gue temenin Res. Gue gak akan biarin orang-orang jahat kayak mereka berani nyentuh lo lagi sedikit pun." Rena berucap sambil terus mengeluarkan air matanya, dan berkali-kali juga menghapusnya

Sedangkan Ressa, ya ia merasa sangat bingung harus bereaksi seperti apa, ia hanya bisa menaikkan salah satu alisnya, "Lo kapan gak gila sih Ren?"

Rena yang disebut gila pun merasa tak terima, namun ia tak bisa berontak sekarang, yang ada bukannya Ressa memaafkan malah makin benci dengannya, dan alhasil ia hanya bisa mengerucutkan bibirnya kesal.

"Udah deh gak usah mewek, cengeng banget sih. Denger ya, gue emang kesel sama lo, emang marah sama lo, dan emang kecewa banget sama lo. Tapi gue gak bisa benci sedikit pun sama lo Rena. Kita itu sahabatan bukan cuma seminggu dua minggu, tapi udah lebih dari empat tahun Ren. Jadi gue anggap lo cuma sekedar menghilangkan rasa penat aja karena bosen selalu ada di deket gue."

Rena semakin mengerucutkan bibirnya ke depan, membuat siapa saja yang melihat merasa gemas saking lucunya, mungkin jika Lexi yang melihatnya tak akan bisa menahan untuk tertawa bahkan mencubit hidung mungilnya. "Tapi lo maafin gue kan?"

Ressa menarik napasnya panjang, "Gue udah maafin dari jauh-jauh hari sebelum lo ngucapin kata maaf ini. Karena gue rasa gak ada manfaatnya buat berlama-lama marah. Justru gue yang harusnya minta maaf karena udah buat lo kecewa dan bikin persahabatan kita jadi renggang. Harusnya gue yang minta maaf karena udah malu-maluin jadi sahabat lo Ren."

The Cogans Maniac [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang