"Res nanti pulangnya aku mau nye-kate dulu, kamu mau nunggu atau pulang duluan?"
"Maen skate dimana Than?"
"Di skatepark lah, bareng temen-temen."
"Ikut dong boleh? Anak skater itu kan keren- keren punya kharismatik tersendiri gitu, pasti cogans semua, lumayan bisa tepetepe manja."
"Tepetepe manja?" tanyanya mengernyitkan dahi
"Tebar pesona tebar pesona manja Nathan ku sayangggggg."
"Yang pacar kamu itu aku bukan cowok lain!" ketusnya
"Cieee cemburu, tenang aja Than aku orangnya emang gini suka tebar pesona, suka fanatik kalo lihat cowok bening, tapi ya itu semata- mata cuma buat cuci mata aja, buat iseng doang, gak ada maksud lain kok, serius." Ressa mengangkat jari telunjuk dan tengah membentuk huruf 'V'
"Terserahlah!"
"Jangan marah dong. Serius aku kayak gitu sama cowok lain ya cuma sebatas caper aja, gak nyampe ke hati Than."
"Ayo naik kalo mau ikut!" ucapnya saat sampai di parkiran
"Di hati aku cuma ada satu nama Than, yaitu kamu." lalu Ressa naik di bonceng Nathan dan segera melesat dengan kecepatan penuh
Tanpa Ressa tahu ternyata Nathan sedang menyunggingkan senyuman manis di balik helm full face nya. Ucapan Ressa membuat Nathan melayang tinggi.
Setelah menghabiskan waktu 25 menit di perjalanan, akhirnya mereka sampai di Twilo skatepark. Banyak sekali lelaki keren disana, ah Ressa bisa-bisa tergiur, eh tidak! Di hatinya hanya ada Nathan yang saat ini benar-benar ia cintai.
"Jangan jauh jauh dari aku, nanti digiwing sama mereka!" ucapnya sambil menunjuk gerombolan lelaki itu
"What's up bro? Lama gak maen ke sini!" sapa seseorang
"Widihh tumben amat bawa cewek, pacar lo Than?"
"Calon istri!" jawabnya dingin
Blush! Lagi lagi pipi Ressa merona.
"Cakep amat, buat gue aja bro gak papa kan?"
Langsung saja Ressa memelototi lelaki yang berucap barusan, memangnya Ressa itu apa? Barang?
"Heh gue bukan barang ya, jaga mulut lo tuh! Gak pernah di sekolahin atau gimana hah?" ucap Ressa emosi
"Wei weiii kagak jadi ah cewek lo cakep-cakep kayak maung!"
"Apa lo bilang? Ngomong sini sekali lagi biar sekalian gue gorok idup-idup!"
Suara tawa pun mulai pecah di tempat itu, dan yang menyebabkannya siapa lagi jika bukan Ressa.
"Galak-galak tapi jago ngelucu ya!"
"Udah deh gak usah gangguin cewek gue. Gue tuh ke sini pengen maen skate oke buat rileks in pikiran." ucapnya lalu menarik Ressa agar menjauhi lelaki di sana, jujur saja Nathan cemburu, tak lama lagi pasti akan ada teman Nathan yang menyukai Ressa
"Wih keren Than!" teriak Ressa saat Nathan berhasil melakukan Ollie
"Bisa maen skate nggak?"
Ressa hanya menggeleng lalu tersenyum lebar, membuat siapa saja gemas melihatnya.
"Kamu naik di sini!"
"Tapi Than aku gak bisa ish."
"Biar aku ajarin."
"Nanti kalo aku jatuh gimana? Terus lecet-lecet terus memar terus luka terus berdarah terus parah terus nanti harus di amputasi, ah seremmmmm gak mauuuuu!"
Nathan hanya mengulum senyum mendengar ocehan itu, "Tenang aja kan ada aku, kamu gak akan kenapa- napa, kamu aman, sayang."
Lagi lagi pipi Ressa memanas, ia yakin pasti pipinya sudah seperti kepiting rebus.
"Gausah nge fly gitu Ressa sayang, ayo naik biar aku ajarin." ucapnya menuntun Ressa menaiki skateboard
Teman-teman Nathan hanya bisa menonton adegan romantis penuh tawa mereka dari kejauhan. Sungguh terdapat rasa iri di dalam hatinya.
***
"Sayangggg entar malem nonton yu!" rengek Lexi
"Lexi jangan panggil gue sayang terus ih geli tahu gak!"
"Gak aku gelitikin juga kamu udah geli, apalagi kalo aku-"
"Apa?" sekat Rena, ia tahu arah pembicaraan Lexi akan menuju kemana
"Nggak Ren nggak."
"Nanti malem nonton ya?" lanjutnya
"Jam berapa Lex?"
"Jam gue gak tahu berapaan nih, lo mau beliin yang baru ya?"
"Maksud gue nonton nya mau jam berapa Lexiiiiiiiii bukan harga jam tangan lo! Ah lo ngeselin!" Rena melemparkan bolpoin yang daritadi ia pegang untuk mengerjakan tugas
"Tapi ngangenin!"
"Najis!"
"Tapi sayang!"
"Apaan sih lo nyebelin banget!"
"Tapi cinta! Ya kan?"
"Tahu ah!"
"Jutek gitu, entar kalo gue kenapa-kenapa lo khawatir lagi."
"Gak akan lah, pengen banget di khawatirin sama gue!"
"Yakin nih?" tanya nya sambil menaikkan kedua alis tebal itu
"Iya yakin, ah bawel! Diem deh gue lagi ngerjain tugas!"
Lexi menurut saja membiarkan kekasihnya fokus menyelesaikan tugas, ia lalu memejamkan matanya di atas sofa yang ada di rumah Rena. Sungguh hari yang sangat melelahkan, ia ingin mengistirahatkan hati bahkan pikiran juga fisiknya.
Satu jam telah berlalu, dan Rena sudah memasak dua piring spaghetti spesial untuk dirinya dan Lexi. Namun anehnya mata Lexi masih setia terpejam.
"Lex bangun, ayo makan dulu." Rena membangunkan Lexi lembut
"Lexi ih bangun kebo, molor mulu lu mah!" Rena mulai mengguncang tubuh Lexi, lagi lagi ia tak merespon apapun
"Lexi bangun, lo kenapa eh?" Rena mulai khawatir
"Lex, Alexi bangun dong."
"Ya Alloh Lexi kamu kenapa ih kok gak bangun bangun?"
"Bangun dong jangan bikin aku khawatir!"
"Maafin ucapan aku, tadi cuma becanda doang kok!"
"Lexi!" ia semakin mengguncang tubuh Lexi, namun tetap saja tak ada respon, sebenarnya Lexi kenapa?
Apa dia sakit? Atau menderita penyakit parah? Ah Rena benar benar tak tahu, ia sangat khawatir. Matanya mulai berkaca kaca, lalu ia memeluk Lexi sambil menahan air matanya agar tak keluar.
***
~Semoga kalian suka :)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cogans Maniac [COMPLETED]
Teen FictionMAAF INI CERITA YANG DIBIKIN PAS DULUUUU BANGETTTT JADI MASIH BANYAK KATA RANCU JUGA KEGAJEAN, MOHON DIMAKLUM. MAAF ❤❤ #4 in primadona (07-04-2019) Berawal dari dua remaja cantik yang selalu terobsesi ketika melihat laki-laki tampan. Entah itu diman...