Chapter 21

284 26 0
                                    

Sekali benci, gue bakal selamanya benci sama orang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekali benci, gue bakal selamanya benci sama orang itu. Jangan harap bisa berubah pikiran, ini adalah hal sakral tentang prinsip di hidup gue!

Theresa Arvie
•••

Sesampainya di UKS Ressa langsung ditangani oleh petugas PMR.

Nathan sungguh tak tega melihat wanita itu yang kini sedang terbaring lemah. Jujur, ia sangat merasa bersalah kepada Ressa.

Setengah jam telah berlalu, tapi ia masih tak sadarkan diri. Setelah petugas PMR mengobati Ressa, Nathan dengan setia menjaganya di sana. Sampai beberapa saat kemudian Rena datang terbirit- birit dengan wajah yang sangat khawatir.

"Res lo kenapa?" tanyanya lirih

Rena belum menyadari orang yang ada di samping Ressa. Ia sunggguh terkejut saat mendapati Nathan duduk disamping ranjang itu.

"Apa yang lo lakuin lagi sama Ressa?"

"Gue? Gue gak lakuin apa- apa sama dia!"

"Alah udah gak usah bohong. Bacot mulu yang di gedein!" ucapnya dengan penuh kebencian

Sebenarnya apa yang terjadi di antara mereka berdua. Mengapa Rena sangat membenci Nathan?

"Gue gak lakuin apa apa sama dia!" jawabnya dengan nada tinggi, emosi Nathan sudah terpancing, sepertinya akan ada perang lagi diantara keduanya

Namun semesta tak mengijinkan mereka berperang kembali karena geng Nathan satu persatu masuk dan menghampirinya ke UKS.

"Than si Ressa kenapa?"

"Lu apain dia?"

"Jangan bilang lu macem macemin dia nyet."

"Cukup gue aja yang dipanggil ke BP, lu mah jangan Than."

"Bego lu. Si Nathan udah langganan masuk BP tiap bulan setan!"

"Apaan sih, gue gak ngelakuin apa apa sama dia!" timpal Nathan tak terima dengan tuduhan mereka

Tiba- tiba mata Ressa mulai terbuka, kepalanya bergerak ke kanan ke kiri, dan tangannya pun tak tinggal diam memegang keningnya yang terasa panas.

"Ressa akhirnya lu sadar juga." ucap Rena

"Akhirnya lo sadar, daritadi gue nungguin di sini. Gue khawatir banget sam-"

"Keluar!" sekat Ressa

"Gue bilang keluar sekarang!" lanjutnya

"Kenapa harus keluar?" tanya Nathan

"Karena gue gak mau ada lo disini!"

"Tapi gue mau tetep disini!"

"Keluar!"

"Nggak!"

"Keluar!"

"Gak bakal!"

"Keluar sekarang!"

"Gak mau!"

"Yaudah kalo gak mau keluar, biar gue aja yang keluar."

Ressa bangkit dan hendak turun dari ranjang UKS, tapi dengan gerakan secepat kilat Nathan pun menahannya.

"Eh oke oke biar gue yang keluar, lo istirahat di sini!"

"Gue minta maaf sama lo Ressa." lanjutnya diiringi senyuman manis di akhir kalimatnya

Nathan pun beranjak keluar, tapi herannya semua teman- teman Nathan malah tetap berdiam diri di tempat tanpa berkutik sedikit pun.

"Heh ayo keluar, lo semua ngapain malah melongo budak!"

Akhirnya mereka tersadar dari lamunannya dan langsung menyusul Nathan keluar ruangan.

•••


"Ressa!" teriak seseorang dari kejauhan

Yang merasa di panggil pun akhirnya menoleh. Ia kaget saat mengetahui siapa yang telah berteriak memanggil namanya itu.

"Res-"

"Gue sibuk!" Ressa berusaha menghiraukan Nathan dan berjalan lebih dulu

Lagi lagi Nathan menahannya, ia menarik pergelangan tangan Ressa.

"Lepasin!"

"Res gue minta maaf."

"Gue bilang lepasin!"

"Gue gak akan lepasin sebelum lo maafin gue."

"Tapi gue gak akan pernah maafin lo. Sampai kapan pun gak akan pernah!"

"Kenapa?"

"Karena gue benci sama lo!"

"Apa lo sebenci itu sama gue?"

"Lebih dari sekedar rasa benci. Udahlah gue muak sama lo!"

"Plis maafin gue Res. Jangan benci sama gue. Lupain kejadian yang waktu itu terjadi antara lo sama gue."

"Gak akan pernah gue lupain walau sampai mati sekali pun!"

"Dan perlu lo tahu sekali rasa benci itu muncul, gue bakal selamanya benci sama orang itu. Jangan pernah harap gue bisa berubah pikiran!" lanjutnya

"Kenapa?"

"Karena ini adalah hal yang sakral tentang prinsip dalam hidup gue!"

Deg! Akhirnya genggaman Nathan di lengan Ressa sedikit demi sedikit mulai terlepas. Tentu Ressa tak menyia nyiakan kesempatan ini, ia langsung berjalan cepat meninggalkan Nathan yang masih diam terpaku sendirian.

"Gue bakal rubah prinsip yang sekarang lo pegang itu." batinnya penuh ambisi

•••


~alapyuuuuuuu 😘😘. Makasih juga yang selalu setia ngasih bintang. Aku sayang banget sama kaliannnnnnn aaaaaa jangan bosen baca terus yaaaa mmuachh❤😍😘😘😘

The Cogans Maniac [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang