Motor kawasaki merah mengkilap itu berhenti di sebelah mobil Ressa. Sepertinya bukan Nathan yang ia maksud, sungguh perawakan yang cukup berbeda.
Pemiliknya pun membuka helm full face nya dan turun dari motor. Ternyataaaaaa
"Anjir anjir ini kak Venoooo gila gila badai bangetttt ahh gak dapet Nathan, Veno pun sikattttt mangg." teriak batinnya
"Kak Veno?" sapanya
Namun mirisnya Veno tidak menjawab, jangankan untuk menjawab menoleh sedikit saja tidak. Ia berjalan lurus dan menganggap sapaan Ressa hanya sebagai angin lalu.
Alangkah terkejutnya saat ia mendapati Veno dengan mudahnya masuk ke dalam gerbang. Apa maksud si satpam mengijinkan Veno masuk, sungguh ini ketidak adilan yang hqq.
"Loh loh om kenapa dia bisa masuk???? Padahal kan sama sama telat, wah gila pilih kasih tuh namanya, gak ngasih keadilan sama setiap orang. Nanti saya laporin ke kepala sekolah!" gerutunya yang tidak ditanggapi sedikit pun
"Ommmmmmmm ih!"
"Apa sih kamu berisik banget!"
"Bukain gerbang, saya juga pengen masuk kayak cowok tadi!"
"Buka aja sendiri!"
Ressa hanya mendengus kesal saat itu. Ia sungguh tak terima mendapati ketidakadilan yang sangat tak wajar. Ia pun terus menggerutu pelan agar satpam itu tak mendengar.
Beberapa menit kemudian seorang lelaki kembali keluar dari gerbang. Ia berjalan dan menunggu dengan setia diatas motor nya.
Ressa menautkan kedua alisnya, mengapa lelaki itu keluar lagi bukannya tadi ia sudah bisa masuk?
"Kak Veno, kok keluar lagi?"
Lagi lagi Veno hanya menatapnya malas tanpa menjawab. Sungguh Ressa sangat kesal diperlakukan seperti itu.
"Kak Venooooo."
"Ya?"
"Gue pengen nanya sam-"
"Brem Brem Bremmmmm." deru mobil itu menghentikan perkataan Ressa
Siapa yang membawa mobil dengan suara mesin berisik seperti itu. Buat apa? Ingin pamer supaya mereka tertarik dengan pemandangan itu?
"Woyyy berisik setan!" teriak Ressa berdiri di depan mobil itu
Sang pemilik mobil pun keluar, alangkah terkejutnya Ressa saat mengetahui orang itu.
"Oh ternyata lo yang punya mobil." ucapnya meremehkan
"Songong banget, bagusan juga mobil gue!" lanjutnya
Orang itu mendorong tubuh Ressa sampai ia tersungkur ke bawah "Oya? Masa?"
"Biasa aja kali gak usah maen fisik! Dasar gak pernah diajarin adab dari kecil!"
"Lo yang gak pernah diajarin sopan santun sama nyokap. Hahahaa mau diajarin gimana caranya, dianggap anak aja kagak.!" ucapnya sambil menarik rambut Ressa
"Lepasin bitch! Gue alergi sama tangan lo!"
Satpam pun berusaha melerai mereka berdua sebelum kejadian tak diinginkan terjadi. Sementara Veno, ia hanya menatap dan memerhatikan keduanya tanpa berniat memisahkan.
"Udah cukup! Kalian kayak anak kecil berantem gini tahu gak!" satpam itu melerai keduanya
"Dia yang mulai duluan om!" ucap Kathy
Yaa ternyata dia adalah Kathy, orang yang sudah menghancurkan impiannya sejak dulu, Ressa pun sudah menganggapnya sebagai musuh. Terlalu banyak perlakuan dia yang membuat hidup Ressa hancur.
"Apaan kok jadi gue? Tuh mobil lo yang berisik tahu gak!" timpal Ressa tak terima
Satpam itu akhirnya menjewer kuping Ressa dan Kathy sampai mereka meringis kesakitan. Ia membawa dua kucrit itu ke belakang sekolah untuk membersihkan halaman. Tak lupa, Veno juga ikut digiwing olehnya.
Mereka bertiga hanya mengangguk patuh.
"Sebagai satu satunya lelaki, awas ya kamu jaga mereka jangan sampai bertengkar lagi!"
Veno pun hanya menjawab dengan berdeham kecil.
"Eh bicth!" panggilnya terhadap Ressa
"Woy bitch budek ya?"
"Anjir gila tu kuping gak dibersihin berapa tahun sih!"
"Nama gue Ressa Arvie Leticia bukan bitch seperti ucapan lo! Jangan asal ngerusak nama orang, kalo kata orang sunda mah "geus di bubur beureum bubur bodas", jadi tolong jaga ucapan lo!"
Kathy pun bertepuk tangan, entah itu sebagai pujian atau bahkan ejekan.
"Gilaaaa ni anak makin ngelunjak aja! Veno!"
Yang di sebut namanya pun hanya menoleh sebentar lalu melanjutkan kembali hukumannya.
"Mimpi apa gue semalem bisa ladenin dua kucrit kayak mereka." batin Veno kesal
"Minggir, gue mau nyapu!"
"Gak usah sok rajin njing!" Kathy mendorong punggung Ressa sampai ia tersungkur dan pelipisnya berdarah karena terbentur banyak batu kerikil tajam
"Aww." pekiknya
Veno menoleh, ia cukup terkejut dengan kejadian itu.
"Lebay! Makanya jangan cari masalah sama gue!" Kathy pun pergi meninggalkan mereka
***
Ressa menyandarkan tubuhnya di salah satu pohon. Menahan rasa sakit di pelipisnya, entah kenapa kepalanya terasa sangat pusing, darahnya pun tidak bisa hanya dibilang sedikit."Gak papa?" tanya Veno dengan wajah datarnya, namun jauh di lubuk hatinya ia mencemaskan Ressa
"Gak papa kok kak, orang gila kek dia mah gak usah ditanggepin. Hehee." ucapnya memperlihatkan deretan gigi putihnya
"Anjir baru inget, gue belum buka hp daritadi!" teriaknya dengan suara nyaring
Ressa meraih ponselnya, hendak membuka aplikasi whatsapp yang sudah ia tunggu sejak malam. Yaa ia menunggu balasan cintanya dari seorang Nathan. Oh tuhan hatinya sangat dagdigdug serrr, takut jika Nathan menganggapnya perempuan agresif dan terlalu berlebihan.
"Loh kok?"
Ressa kaget bukannya mendapat balasan dari Nathan justru dia malah di blokir olehnya, sakit, yaa sangat sakit yang saat ini ia rasakan.
"Kok kak Nathan blokir gue? Emangnya selama ini gue punya salah apa sama dia? Apa dia sebenci itu sama gue? Kak Nathan, gue itu sayang sama lo." cairan bening di pelupuk matanya pun akhirnya menetes, entah kenapa cairan itu terus menetes dengan sendirinya
Veno yang melihatnya hanya bisa berdiam diri tanpa berani bertanya kenapa.
"Dia nangis cuma gara gara cowok kayak lo Than." batinnya
Diam- diam aku selalu memperhatikan dan peduli walau kamu tak tahu itu..
~Alveno Brace Allaver
***
~Veno itu ibaratkannn ehem2² :v
Jan lupa tekan bintang yaa manteman alapyu :*:*:*
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cogans Maniac [COMPLETED]
Teen FictionMAAF INI CERITA YANG DIBIKIN PAS DULUUUU BANGETTTT JADI MASIH BANYAK KATA RANCU JUGA KEGAJEAN, MOHON DIMAKLUM. MAAF ❤❤ #4 in primadona (07-04-2019) Berawal dari dua remaja cantik yang selalu terobsesi ketika melihat laki-laki tampan. Entah itu diman...