"Ada Rena?" tanya seseorang di balik pintu
Yang di panggil pun akhirnya menghampiri orang itu.
"Ada apa ya?"
"Lo Rena kan? Cepet ke gerbang si Lexi kecelakaan, dia manggil terus nama lo!"
Bukan hanya Rena tapi seantero kelas yang mendengarnya langsung kaget dan langsung berhamburan ke luar. Rena diikuti oleh Ressa di belakangnya, sungguh ia tak henti-hentinya meneteskan air mata.
Mengapa Lexi bisa kecelakaan? Bagaimana jika terjadi apa-apa terhadap dirinya? Rena semakin mempercepat larinya menuju gerbang utama.
Langkah kakinya semakin melemah saat sampai di gerbang itu. Apa maksudnya ini? Mana Lexi yang sedang terkapar kecelakaan? Mengapa banyak siswa berjajaran menyambut dirinya? Apa Rena dikerjai oleh Lexi? Tapi tak mungkin, buktinya sekarang Lexi tak ada disini. Atau jangan-jangan dia sudah di bawa ke rumah sakit karena Rena terlalu lama datang ke sini? Oh tuhannnn Rena terlambat!
"Ressa?" tanya Rena mencari Ressa yang tiba- tiba menghilang, kemana dia?
"Lexi? Lexi ke mana? Lo kenapa? Gak papa kan?" teriaknya
"Lexi dimana?"
"Woy gue nanya Lexi ada dimana?"
"Lo semua budek atau gimana hah? Lexi ada di mana?" teriaknya penuh emosi dengan air mata yang terus mengalir
"Lexi lo dimana?"
"Gue di sini Ren!" ucapnya memeluk Rena dari belakang, ia kaget bukannya Lexi kecelakaan?
"Lo gak papa? Tadi katanya kecelakaan? Apa yang sakit? Gak ada luka parah kan? Gak perlu di bawa ke rum-"
"Sutt." ia menempelkan jari telunjuknya di bibir Rena
Tiba-tiba tiba saja Lexi menepuk tangannya sekali dan wow balon kecil berbentuk hati pada beterbangan, sangat indah. Lalu Lexi berlutut di hadapan Rena dan menggemgam tangannya.
"Rena.." ucapnya lembut
"Anjir gila kok gue deg-deg an banget!" batinnya
"Gak usah deg-deg an gitu, gue bukan mau melamar kok."
"Loh kok dia tahu isi hati gue?"
"Iyalah tahu, Lexi gituloh!"
"Gue bakal ditembak sekarang gila!"
"Yey kata siapa mau ditembak, ge-er banget sih!" Rena pun mengerucutkan bibir mungil nya dan jelas itu membuat Lexi tersenyum
"Woy cepet ngapa nembak nya panas nih!" teriak Nathan sambil merangkul Ressa.
"What sejak kapan mereka ada di sana? Dan Ressa? Apa iya dia tau tentang hal ini? Gila tu anak minta dijadiin gue cobek!"
"Iye bawel bentar gua lupa naskah!" lagi lagi Lexi seperti itu
"Rena?"
"I- iya?"
"Gak usah gugup gitu. Gue- emm gue cuma mau bilang kalo gue itu sayang sama lo. Mulai sekarang lo harus jadi cewek gue!"
"Hah?" Rena tak percaya, upacara penembakan macam apa ini_-
"Woy kutu kupret kalo nembak yang bener! Apa perlu gue ajarin?" Kennard menoyor kepalanya, dan hendak merebut tangan Rena darinya
"Apaan sih lo gak usahhhhh gue juga bisa, udah sana pergi hangru!" Kennard pun pergi kembali ke belakang
"Ren.."
"Apa?" jawabnya ketus
Lexi menarik napas dalam dalam, "Gue tahu gue itu bukan cowok yang romantis, gue bukan cowok yang bisa ngasih segalanya buat cewek, dan gue juga bukan cowok yang di idamkan sama semua cewek. Di sini gue cuma cowok yang ngandelin sisi humoris yang gue punya supaya bikin orang yang ada di deket gue bahagia, termasuk lo Rena."
Hening.
"Gue sayang sama lo. Gue gak tahu apa alesannya, yang pasti rasa ini tiba tiba-tiba muncul gitu aja. Lo beda dari yang lain Ren. Tiap deket sama lo gue selalu ngerasa nyaman. Lo itu bersikap apa adanya tentang diri lo, itu hal alami yang gue suka dari lo."
Lagi lagi hening..
Lexi menarik napasnya dalam dalam, "Apa lo mau jadi pacar gue?"
Deg. Apa yang harus Rena jawab.
"Gue- gue-"
"Cup." ia mengecup kening Rena, "Lo mau kan jadi pacar gue?"
"Ha- emm gue- gue it-"
"Cup." ia mengecup pipi kanan Rena, "Mau kan jadi pacar gue?"
"Haiy- gue- itu anuu-"
"Cup." ia mengecup pipi kiri Rena, "Lo mau kan jadi pacar gue Ren?"
"Hague itu emm gue-"
"Cup." ia mengecup hidung Rena, "Sekali lagi gue tanya, Rena lo mau kan jadi pacar gue?"
"Gue itu anu ini itu gue anu-"
Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Rena, Rena tahu sasaran terakhir lelaki itu mengarah kemana, dengan secepat kilat Rena menjawab, "Iyaa gue mau jadi pacar lo!"
Suara tepuk tangan dan surakan cieee bahkan peje berkumandang dengan sangat lantang. Tak lama kemudian balon besar berbentuk hati bertuliskan ALEXI SAYANG SERENA pun berhasil diterbangkan.
Sontak hal itu membuat Rena menutup mulut dan menitikkan air mata, tak menyangka jika seorang Alexi mau melakukan hal seperti ini hanya untuk dirinya."Hei jangan nangis." ucap Lexi mengusap air matanya dan langsung merengkuh Rena ke dalam pelukannya. Hal itu membuat para pecinta Lexi menjerit histeris.
"Opppaaaaaaaaaaaaa!"
"Gue juga pengen dipeluk opppaaaaaaa!"
"Anjir oppa gue beneran taken? Kok gak rela yah."
"Oppaaaaa apa ini akhir dari perjuangan cinta dalam diam yang gue lakuin?"
"Longlast ya kalian berdua, gue bahagia lihatnya walaupun hati gue bagai tersayat yang sakitnya tiada tara."
"Opppaaaa huuuuuuuu pengen mewek acuuuu, potek nih potek!"
"Opppaaaaaaa!"
Tak hanya Lexi dan Rena yang saling peluk- pelukan, namun hal itu dilakukan oleh Nathan dan juga Ressa.
Tiba-tiba saja suara menyeramkan terdengar jelas di telinga murid Wellington High Scholl, ternyata itu BuLuk. Sontak semua murid langsung berhamburan masuk ke dalam kelas masing masing.
"Eh guys makasih banyak buat bantuan kalian, tanpa bantuan dari kalian gue tetep bisa nembak Rena kok!" teriaknya yang langsung mendapat cubitan keras di lengannya
"Maksud gue tanpa bantuan kalian mungkin rencana ini gak akan berjalan dengan lancar. Sekali lagi makasih banyak, thanks ya!" teriaknya sebelum murid itu masuk ke dalam kelas
Lalu BuLuk pun menjewer telinga Lexi, "ah ah ahhhh sakit bu sakittttttttt!" pekiknya
Semua yang ada disana hanya bisa menertawakannya, tak terkecuali Rena.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cogans Maniac [COMPLETED]
Teen FictionMAAF INI CERITA YANG DIBIKIN PAS DULUUUU BANGETTTT JADI MASIH BANYAK KATA RANCU JUGA KEGAJEAN, MOHON DIMAKLUM. MAAF ❤❤ #4 in primadona (07-04-2019) Berawal dari dua remaja cantik yang selalu terobsesi ketika melihat laki-laki tampan. Entah itu diman...