Chapter 46

234 17 2
                                    

Air mata laki-laki itu tulus, murni, tanpa ada kepalsuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Air mata laki-laki itu tulus, murni, tanpa ada kepalsuan. Jika ia menangis karena perempuan, percayalah bukannya lemah, tapi tandanya ia benar-benar menyayangi perempuan itu..

Nathaniel Fonzo

--------

"Kak, tahu Nathan ada dimana?" tanya Ressa ketika melihat teman-teman Nathan a.k.a Nathan andthechick sedang berkumpul

"Lah bukannya tadi tu anak bilang mau nemuin lo yah." ucapan Lexi membuat sebuah kernyitan halus di dahi Ressa

"Tapi daritadi dia gak ada nemuin gue kok, terus chat gue gak di bales-bales, telpon gak di angkat-angkat, kan kesel gue tuh, serasa kek jadi awkarin gini."

"Yaudasih cari aja, lagian tu anak gak akan kemana ini."

Ressa segera pergi untuk mencari Nathan. Mulai dari kelasnya, kamar mandi, kantin, gudang, mesjid, taman belakang, bahkan ruang guru pun ia masuki. Tapi tetap saja Nathan tak ada.

"Sebenarnya dia kemana sih kok gak ada dimana-mana, apa jangan-jangan dia mau bunuh diri?" heboh Ressa dengan suara naik 5 oktaf

Oh ya, Ressa ingat! Ada satu tempat lagi yang belum ia kunjungi, rootop!

"Astaga, apa Nathan mau loncat dari rooftop kali ya? Oemji hellowwwwwww jangan sampe- jangan sampe plis deh gue belum mau lo koit Than!" ucap Ressa sambil berlari menuju rooftop. Walau bel masuk berbunyi daritadi, tapi ia tak menghiraukannya. Yang menjadi pusat utama saat ini adalah Nathannya.

Saat pintu dibuka, Ressa akhirnya bisa bernapas lega karena Nathan ada di sana. Ressa melangkahkan kakinya terburu-buru mendekati Nathan. Tapi saat satu meter di belakang Nathan, Ressa melihat banyak puntung rokok bertebaran di sana.

"Astagfirullah Nathaannnnnn kamu apa-apaan? Maksudnya apa hah ngerokok sampe sebanyak itu?" Ressa berteriak sambil terus berjalan ke arah Nathan. Namun anehnya Nathan tak bergeming sedikit pun dari tempatnya.

"Nathannnnnnnn ih kok gak ngerespon sih?"

Ressa mengerucutkan bibirnya karena tak mendapat sahutan dari Nathan. Ia pikir di cuekkin itu enak apa ya. Ressa mengambil tempat duduk di samping Nathan, tapi cowok itu sama sekali tak menoleh sedikit pun.

"Nathan aku daritadi nyari kamu kemana-mana, bahkan sampe ke toilet cowok pun aku masukin." adu Ressa lembut kepada Nathan

"Than kamu kenapa sih? Terus kok kamu ngerokok sampe sebanyak ini? Nanti kamu sakit, aku gak mau kamu sakit Than."

Karena tak mendapat respon dan Nathan tetap menyesap rokoknya, Ressa pun membuang rokok yang berada di tangannya. Benar saja setelah itu ia menoleh kepada Ressa. Tapi tunggu, wajahnya pucat, matanya sembab dan sayu. Astagfirullah Nathan kenapa?

Dengan cepat Ressa menangkup pipi Nathan yang terasa hangat, "Yaampun Nathan kamu sakit? Wajah kamu pucet banget, mata kamu juga sembab, kamu kenapa hei?" tanya Ressa sangat lembut

Nathan tetaplah Nathan yang sangat keras kepala, ia tetap tak menjawab sekata pun. Nathan hanya memandang Ressa kosong.

Ressa segera menarik badan Nathan ke bahunya, menyandarkan kepalanya sambil terus mengusap rambutnya penuh kelembutan.

"Than kalo ada masalah bilang sama aku, jangan kayak gini. Kamu gak papa ngerokok, karena itu hal yang wajar buat seorang cowok. Tapi aku minta, tolong jangan terlalu berlebihan, itu bahaya buat kesehatan kamu Than, aku gak mau kamu sampe kenapa napa." ucapan Ressa berhasil membuat hati Nathan merasa sesak. Kini tangannya beralih membelai lembut pipi Nathan penuh kehangatan.

"Aku tahu gak setiap masalah bisa kamu ungkapin sama aku, ada kalanya itu menjadi sebuah privasi dimana hanya kamu yang bisa tahu, termasuk aku juga sama Than. Bukan karena ingin berbohong, tapi kita belum menemukan saja waktu yang pas untuk berbicara bahkan menceritakannya kepada seseorang." Nathan hanya memejamkan matanya menikmati belaian demi belaian lembut di pipinya.

Ressa tak tahu saja jika ucapannya barusan ditunjukkan untuk dirinya sendiri. Kini tangannya beralih mengusap lengan Nathan dan memeluknya dari samping.

Nathan cukup kaget dengan gerakan tiba-tiba tersebut, namun lama-kelamaan ia menikmati pelukan yang telah lama tak ia rasakan lagu bersamanya.

"Nathan aku pengen minta maaf sama kamu. Aku sayang banget sama kamu." entah dorongan apa Ressa langsung mengungkapkan hal itu

Tanpa sadar tangan Nathan membalas pelukan Ressa, ia menenggelamkan kepalanya di lekuk leher Ressa, menghirup aroma tubuhnya mungkin untuk terakhir kali. Tak ada yang bergerak atau berniat melepaskan pelukan itu walau sudah 5 menit lamanya. Keduanya bahkan sampai tak sadar akan dibuai kenyamanan yang masing-masing rasakan.

Pelukan ini entah mengapa terasa berbeda dri sebelumnya. Apa mungkin karena pertama kalinya lagi atau bahkan karena pertanda hal lain.

"Mulai sekarang kita putus Ressa." ucap Nathan dengan cepat

Tubuh Ressa menegang, bahkan Nathan juga bisa merasakannya, "Ke- kenapa Than?"

Ia berusaha melepaskan pelukannya namun Nathan tak mengijinkan malah semakin mempererat pelukannya.

"Ijinin gue buat peluk lo terakhir kalinya, gue mohon." lirih Nathan dengan suara yang amat pelan

Ressa tak dapat menjawab apapun lagi, air matanya mengalir dengan sangat deras bak air terjun yang tak pernah henti, badannya bergetar hebat, tak lupa tangannya terus memeluk erat pinggang Nathan, bukan hanya memeluk tapi juga meremas seragam yang tembus ke dalam kulitnya.

Tanpa sadar, cairan bening di pelupuk mata Nathan pun turun tetes demi tetes. Tapi ia segera mengusapnya dengan cepat.

⚱⚱⚱

Ressa Nathan putus huaaaaa:'(

The Cogans Maniac [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang