"Makasih!" ucap Rena
Yaa pagi ini Rena diantar sekolah oleh Bagas. Ia tak tahu mengapa Lexi tak menjemput atau sekedar datang saja ke rumahnya. Apakah ia marah?
Semenjak kejadian naas sore kemarin, Rena tak bisa menggunakan ponselnya kembali. Salam bukan silim ternyata semalaman ia tak dapat dihubungi karena ponselnya masuk ke dalam kloset. Sungguh Rena sangat kesal akan hal itu, ponselnya tak dapat lagi ia gunakan.
"Murung gitu Ren, kenapa?" tanya Bagas
"Gak papa!"
"Eh sorry rambut lo berantakan nih." Bagas merapikan dan menyelipkan rambut Rena ke samping
Dari kejauhan ternyata Lexi dkk sedang memperhatikannya, jika saja Lexi tak dicekal pasti Bagas akan habis di tangannya.
Setelah Bagas pergi, Lexi segera menyusul Rena dengan langkah gontai.
"Oh jadi ini yang lo lakuin di belakang gue? Hahaha gila anjir gila ternyata cowok lain lebih penting dibanding pacar sendiri!"
"Le- Lexi eh-"
"Apa? Barusan gue bilang apaan? Pacar ya? Hahaha emang cowok macam gue masih pantes di sebut pacar dari seorang putri kayak lo?" lanjutnya
"Ma- maksudnya apa?"
"Gak usah sok polos!"
"Aku- aku beneran gak ngerti apa maksud dari ucapan kamu. Emm soal tadi, tadi itu rambut aku berantakan, terus tiba-tiba kak Bagas rapihin gitu aja, aku juga gak tahu dia bakal kayak gitu, aku mohon kamu jangan salah paham Lex!" lirihnya
Lexi bertepuk tangan ria namun tak terlalu antusias karena tubuhnya masih merasakan sakit.
"Bagus, bagus, bagus. Hebat, drama.queen!" ucapnya dengan penuh penekanan
"Maksudnya apa? Aku bener-bener gak ngerti."
"Baru sadar selama ini gue gak pernah di anggap pacar sama lo!"
"Aku gak bilang kayak gitu Lex."
"Lo gak bilang tapi gue yang ngerasain. Baru beberapa minggu pacaran gue ngerasa cuma berjuang sendirian tahu gak. Gue mikir seakan- akan cuma gue yang selalu butuhin lo dan lo gak pernah sedikit pun butuhin gue!" ucapnya mengeluarkan semua perasaan yang selama ini ia pendam
"Gue berusaha perjuangin lo tapi lo malah mati-matian merjuangin orang lain. Berandal gini gue masih punya hati Ren, gue punya perasaan, dan gue punya harga diri yang gak bisa di injek-injek seenak hati lo."
"Lex, aku minta maaf. Aku gak maksud kayak gitu."
"Jadi inget sama quotes yang pernah gue baca, 'Di mata lo gue itu bagaikan nun sukun di antara idgom bilagunnah. Terlihat, namun tak di anggap!'"
"Lexi maafin aku, aku gak tahu dan aku gak sadar udah bikin hati kamu sakit-"
"Gak cuma bikin sakit, tapi bikin gue kecewa!"
"Kecewa, maksudnya?"
"Lo ke mana waktu gue lagi sekarat hah? Lo ada di mana waktu gue butuh banget bantuan dan semangat?" emosinya benar benar pecah, Lexi langsung meninggalkan Rena yang masih diam mematung mencerna ucapannya
***
"Kamu ngapain sekolah sih bukannya diem aja di rumah sakit!" gerutunya
"Di rumah sakit itu gak enak Res, bau obat, bau mayat, bau setan!"
"Semprot aja make spirtus, entar juga harum."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cogans Maniac [COMPLETED]
Teen FictionMAAF INI CERITA YANG DIBIKIN PAS DULUUUU BANGETTTT JADI MASIH BANYAK KATA RANCU JUGA KEGAJEAN, MOHON DIMAKLUM. MAAF ❤❤ #4 in primadona (07-04-2019) Berawal dari dua remaja cantik yang selalu terobsesi ketika melihat laki-laki tampan. Entah itu diman...