Chapter 33

236 18 0
                                    

Nathan masuk ke dalam apartemen Ressa -ralat bahkan masuk ke kamarnya karena Ressa tak membalas bahkan tak menjawab telepon darinya. Untung saja Nathan sudah di beritahu password nya, jadi ia tak perlu susah susah untuk masuk ke sini.

Saat pintu di buka, ia sungguh terkejut dengan pemandangan di hadapannya.

"Masya Alloh Ressaaaaaaaaaa!" teriaknya

"Ressa bangunnnnnnn!" ia mengguncang tubuh Ressa

"Hoammm." ia menguap dengan lebarnya

"Res bangun woy ini udah jam berapa!"

Perlahan Ressa membuka matanya, namun sedetik kemudian matanya kembali terpejam.

"Resssaaaaaa bangunnnnnnnnn!" teriaknya sekali lagi di samping telinga Ressa

"Eh? Nathan? Kok kamu ada di sini? Kangen ya kangen yaa cieee kangen, tahu kok aku emang ngangenin!"

"Kangen kangen gigi lu ompong Res! Gak inget apa sekarang kita mau nonton, udah berap-"

"Hah? Iya aku lupa astagfirullah! Jam berapa sekarang?" teriaknya histeris

"Kuping aku sakit, jam 7 lebih 11 men-"

"Aku mandi dulu, serius cepet kok paling 10 menit gak akan setengah jam!"

Ressa meloncat dari ranjang tidurnya, ia meraih handuk dan masuk ke dalam kamar mandi. Tapi sesaat kemudian pintu kamar mandi terbuka kembali, secepat itukah dia selesai mandi?

"Nathannnn kamu tunggu di bawah, aku mandi dulu!"

Nathan tak menjawabnya, ia hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat tingkah Ressa yang menurutnya sangat lucu. Bayangkan saja sudah kelas XI tapi kelakuannya tak beda jauh dengan anak usia 9 tahun.

Cukup 15 menit Ressa mandi ternyata tekor 5 menit dari perkiraanya, padahal tadi ia sudah berusaha sangat cepat, bahkan seperti mandi kadal. Ressa langsung membuka pintu kamar mandi namun matanya masih sibuk menunduk membenarkan posisi handuknya yang sebentar lagi hampir melorot.

Saat mendongak ke depan alangkah terkejutnya Ressa mendapati Nathan yang sedang bengong menatap lurus ke arahnya tanpa berkedip sedikit pun.

"Yaampun Nathaannnnnnn ngapain kamu di sana? Tadi kan aku nyuruh nunggu di bawah!" teriaknya sambil tetap memegang handuk

Bukannya menjawab Nathan malah beranjak dari ranjangnya dan bergerak mendekat ke arah Ressa. Apa yang akan dia lakukan????

"Than jangan deket-deket sama gue ya, awas aja lo kalo berani macem-macem, gue tonjok!" ancamnya menunjukkan kepalan tangan saat Nathan semakin mendekat

Ternyata ancaman itu tak berlaku bagi seorang Nathan. Ia tetap bersikeras mendekati Ressa. Sedangkan Ressa ia terus berjalan mundur saat Nathan semakin maju, sampai akhirnya tak ada jalan lagi untuk ia mundur, badannya sudah sampai di dinding.

"Shit! Tembok sialan! Gue mesti lakuin apa si Nathan makin ngedeket anjir!" batinnya geram

Saat Nathan tepat ada di hadapan Ressa, ia langsung menempelkan kedua tangannya di dinding, mengunci Ressa di dalamnya. Lalu ia pun menatap Ressa dalam bahkan sangat dalam. Tatapan yang membuat siapa saja luluh, termasuk dirinya.

"Nathan, jangan apa-apain gue plissss!" pintanya dengan ketakutan

Nathan pun tersenyum tulus. Ia langsung menarik Ressa, dan memeluknya sangat lama. Untung saja Ressa memegang handuknya jika tidak, mungkin saat Nathan menariknya pasti akan terlepas.

"Gue sayang banget sama lo Res!" ucapnya lembut

Pelukan Nathan sungguh sangat erat, seakan- akan tak ingin Ressa lepas sedikit pun. Napasnya cukup memburu dan terasa hangat di tengkuk Ressa. Pasti Nathan bisa merasakan oppai Ressa di dadanya yang tanpa memakai bra atau apapun itu. Modus seorang Nathan.

The Cogans Maniac [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang