Chapter 10

322 25 1
                                    

"Heh lo! Tunggu sebentar!" teriaknya keras namun Rena tak mendengarnya

"Heh berenti dulu woy!" panggilnya lagi

"Yaampun berenti bentar ngapa, kembarannya Ressa!"

Saat nama Ressa tertangkap oleh telinganya, Rena pun berhenti lalu membalikkan badannya. Alangkah terkejutnya saat melihat Nathan berlari ke arahnya dengan tergopoh-gopoh.

Apa sebegitu berharganya Rena di mata Nathan sampai ia rela berlari hanya untuk mengejarnya. Oh Tuhan Rena sangat percaya diri jika Nathan akan mengajak ngobrol dirinya dan bonus akan menembaknya.

Sebelum Nathan datang Rena merapikan tatanan rambut agar terlihat cetar di hadapannya.

"Huh- huh- huh." napasnya terengah engah

"Nih minum dulu kak." Rena memberikan botol air minum, lalu Nathan pun meminumnya

"Fyuh ternyata cape banget ngejar lo!"

"Hah mak- maksudnya gimana ya?" Rena mulai ke geer an tingkat provinsi

"Iyee daritadi gue manggil-manggil nama lo tapi gak nyaut terus, makanya mesti lari-larian gini. Untung ganteng, meskipun keringetan muka gue tetep aduhai kan?"

"Anjir ni cowok pede nya tinggi bangetttt. Untung fakta." batin Rena

"Gak usah bengong gitu, ngaku aja lo juga terpukau kan sama kegantengan gue." tanyanya sambil menaik turunkan alis

Jujur saja Rena tak dapat membohongi dirinya sendiri untuk tidak mengakui ketampanan Nathan sang cowok idamannya.

"Oiya kak lo mau ngapain manggil gue? Mau nembak ya?" celetuknya

"Iyee mau nembak, tapi nembak kembaran lo. Hahaaha."

"Sampe lupa nama lo sapa sih? Gue Nathan, saingannya Dilan." Ia mengulurkan tangannya

"Gue Rena." jawabnya tanpa membalas jabatan tangan nathan

"Gak mau jabat tangan? Jarang loh gue yang nawarin buat kenalan, biasanya cewek-cewek yang berebut sama gue."

"Gak usah banyak bacot deh, lo ada perlu apa sama gue?" mood Rena berubah hancur seketika

"Gila jutek amat boskuh. Lagi PMS ye?"

"Bacot! Yaudah gue pulang aja ya dah."

"Eh bentar, maen pergi aja. Gue gak lihat Ressa hari ini."

"Ya terus? Mau lo ketemu Ressa ataupun nggak juga gue gak peduli."

"Sensian amat sih ni cewek PMS. Cuma mau nanya si Ressa hari ini gak masuk ya?"

"Iyaa dia sakit, semaleman demam. Nih sekarang gue mau ke rumahnya."

"Serius? Gue boleh ikut ya? Sekalian mau nengok."

Rena tampak berpikir, apa iya dia harus mengajak Nathan ke rumah Ressa.

"Gak usah kelamaan mikir, gue bonceng deh. Kapan lagi coba lo dibonceng sama cogans kek gini."

"Kak kalo ngomong pede-nya tolong disaring ya. Yaudah iya mau deh kalo nebeng ma. Lumayan irit ongkos, gratisan, bonusnya bareng ama cogans."

"Huu seneng amat lu sama yang gratisan."

¤¤¤

"Kok lo bisa tau password apartement nya sih?"

"Karena dikasih tahu sama Ressa."

Saat Rena dan Nathan masuk ternyata Ressa sedang tertidur pulas. Wajahnya sangat pucat dan badannya begitu hangat. Rena hanya bisa mendengus kesal melihat keadaan kamarnya yang super d'uper berantakan.

The Cogans Maniac [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang