Chapter 9

292 25 0
                                    

"Rena!" teriaknya dengan napas terengah-engah

Rena pun membalikkan badan ke sumber suara itu, dan apa kalian tahu? Yang memanggilnya adalah Lexi. Oh tuhan apa yang akan dilakukan oppanya ini.

"Ren ayo ikut gue sekarang!" Lexi menarik tangan Rena dan mengajaknya berlari

"Ehh mau kemana kak?"

Sesampainya di sana Rena terkejut bukan main. Apa yang sedang mereka lakukan? Apa yang diperbuat Ressa dan Kathy di sana? Ia pun segera menghampiri keduanya yang sekarang sedang menjadi tontonan gratis murid di sini.

"Ressa apa yang lo lakuin?"

Bukannya menjawab, justru Ressa semakin gencar dengan emosi yang sudah meluap-luap.

"Lo yang anjing bitch!" ucap Ressa

"Jadi ade kelas punya sopan santun gak hah? Dasar jalang! Gak usah sok suci njing, badan lo udah dicoba sama berapa cowok?"

"Jaga ucapan lo, jaga mulut lo bitch! Yang jalang di sini tuh siapa? Gak punya kaca di rumah ya? Nih gue kasih kaca biar lu sadar!"

Ressa mengeluarkan cermin berbentuk kucing kesayangannya di depan muka Kathy, tak lama kemudian ia pun melempar cermin itu ke sembarang tempat sampai pecah berkeping-keping.

Semuanya terkejut dengan sikap Ressa saat ini, termasuk sahabatnya sendiri Rena. Ia bingung apa yang sebenarnya terjadi antara mereka berdua, setahunya Ressa tidak pernah marah seperti ini, dan ini adalah kali kedua emosinya sampai setinggi ini.

"Plak!" sebuah tamparan mendarat di pipi Ressa. Yaa Kathy menamparnya.

"Anjing lo!" teriaknya kencang saat Ressa menahan panas di pipinya

"Lo yang anjing jalang!" ucap Nathan yang tiba-tiba datang dan mendorong Kathy sampai ia tersungkur ke belakang.

"Jangan pernah ganguin dia lagi kalo gak mau berurusan sama gue!"

"Sana pergi jalang!" Lelaki itu mendorong Kathy lalu ia membantu Ressa untuk berdiri.

Akhirnya Kathy dan semua kurawa-kurawanya pergi dengan wajah yang masih tercetak rasa dendam.

Nathan mencoba memanggil namanya dengan lembut, guna agar tidak membuat emosi Ressa semakin meledak, "Ressa."

Bukannya menjawab, Ressa malah berlari kencang tak tahu kemana. Ia hanya mengikuti arah kakinya yang bergerak tanpa tujuan. Nathan pun mengejarnya, ia khawatir akan terjadi apa-apa terhadap Ressa. Tanpa disadari Nathan tahu ia berlari kemana, yaa ini adalah jalan menuju rooftop.

"Ress, lo gak papa kan?" tanyanya dengan hati-hati

Ressa tak meresponnya sedikit pun, ia duduk sambil menangis sesenggukan, terlihat dari bahunya yang terus bergetar. Sungguh Nathan tak tega melihatnya seperti ini, apa yang sebenarnya terjadi?

Ia duduk di samping Ressa, "Lo gak papa kan?"

Lelah menunggu respon yang tak kunjung keluar dari mulut Ressa, Nathan pun menarik tubuh Ressa ke dadanya, mendekapnya lembut dan berusaha menenangkannya.

"Lo kenapa? Ada apa? Punya masalah? Jangan sungkan, lo bisa cerita sama gue." ia membelai puncak kepala Ressa dengan lembut.

"Gila ni cowok bisa banget bikin gue melting, anjir kapan lagi moment gini bisa keulang." batin Ressa

"Gue nangis bukan karena tamparan si Keket begundal itu."

"Terus kenapa? Karena ucapan dia yang nusuk hati lo?"

"Bukan juga. Lagian tu orang gila udah biasa bikin perkara kek gitu."

"Loh terus kenapa dong?" tanyanya makin penasaran

"Karena nyesel lemparin kaca kesayangan gue yang udah bertahun taun setia nemenin di saat suka maupun duka, dan sekarang dia tewas dengan cara yang mengenaskan." tangisnya pecah kembali

"Si kampret sarap! Kalo lu bukan manusia udah gue pites-pites dah tu badan." batinnya geram

***


"Beneran lo?" tanyanya tak percaya

"Masa sih? Gue gak percaya ah!

"Ada dua kemungkinan kek nya nyet."

"Maksudnya?"

"Yang pertama si Nathan emang suka beneran sama Ressa-"

"Terus yang kedua apaan?" sekatnya

Kennard pun menoyor kepala Lexi "Makanya kalo orang belum kelar ngomong jangan maen potong aja!"

"Yang kedua si Nathan cuma mau manfaatin atau ada maksud lain sama itu cewek. Lo semua tahu kan dia playboy udah kelas kakap." jelas Lucas

"Woy lagi ngapain lu pada?" Nathan tiba-tiba datang

"Lagi ghibahin lu Than." jujur Veno

"Iyee kita gibah tentang lu. Sebenernya lu suka beneran sama si Ressa atau ada maksud lain sih, kayak ya lo care banget sama dia."

"Hahahaa gue? Hmmm jawab kagak yah. Elah kepo amat sih kaliannnn sayang-sayangkuuhhhh." ucapnya diiringi gerlingan mata dan cengiran tak jelas sebelum akhirnya ia pergi sambil meloncat kegirangan.

"Temen lu sarap tuh!" ucap Lexi yang masih terbengong

"Temen lu juga babon noh!" jawab Lucas

"The Master Playboy kayaknya bakal lengser nih." timpal Kennard

"Si Nathan pubertas lagi ye?" tanya Veno tak kalah bingungnya

Mereka semua masih heran dengan ulah Nathan barusan. Apa iya dia menyukai Ressa? Ah rasanya tak mungkin. Hmm akhirnya mereka berempat melanjutkan makan di kantin walau dengan pikiran yang menerka nerka tentang Nathan dan Ressa.

"Seandainya Raymond ada di sini." ucapnya lirih

***

~Yeee akhirnya chapter 9 kelar uyeeeyyyy.
Tunggu kedatangan babang raymond okee. Baca terus ya manteman jan lupa kasi vote sama commentnya juga. Alapyuuuu :*

The Cogans Maniac [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang