"Mulai sekarang kita putus! Lo jangan pernah muncul lagi di hidup gue! Dasar cowok bajingan, gak tahu diri!"
Kalimat pedas masih saja beruntun keluar dari mulut Rena, Lexi yang menerima ungkapan itu tak dapat berkata apapun lagi. Diputuskan oleh Rena adalah hal yang benar-benar menyakitkan baginya.
Ia adalah orang yang sangat Lexi sayangi. Tapi apa boleh buat, ia tak boleh bersikap egois, sebesar apapun rasa sayangnya tetap saja tak akan sebanding dengan rasa sakit yang Rena rasakan. Semua ini memang kesalahan dirinya, semua berakibat dari kebodohan dirinya. Sungguh ia benar-benar menyesal.
"Oke kalo itu mau kamu, sekali lagi aku minta maaf. Semoga dari penjelasan yang barusan aku bilang, kamu bisa ngertiin gimana buntunya pikiran aku. Sekali lagi, Ressa itu dijebak, yang ada di dalam poto itu bukan Ressa, tolong jangan benci dia lagi."
"LO.EMANG.BAJINGAN!"
Lexi hanya bisa tersenyum saat mendengar kalimat menohok itu, "Perlu kamu tahu kalo kamu adalah salah satu bagian yang bikin hidup aku terasa sempurna. Kamu orang yang bisa bikin aku berubah jadi lebih baik. Kamu orang yang entah sampai kapan bakal terus aku sayangi. Sekali lagi aku minta maaf, dan mulai sekarang aku gak akan pernah datang di kehidupan kamu lagi. Aku pamit."
Rena melihat punggung Lexi yang kian semakin menjauh, badannya terasa lemas dan dengan sengaja ia jatuhkan ke tanah, "Lo emang bajingan, tapi bodohnya gue tetep sayang sama lo, Alexi!"
Tiba-tiba saja rangkulan hangat di bahunya semakin terasa. Ia tahu tangan siapa yang merangkulnya, tak ada gerakan apapun, masih dengan posisi sama keduanya saling terdiam dengan air mata yang terus mengalir.
Ressa mengalah dan membuka suara, "Gue minta maaf, sumpah demi apapun gue gak pernah khianatin dan rebut Lexi dari lo Ren, gue-"
"Gue tahu, Lexi udah ceritain semuanya."
Ressa terkejut dengan jawaban itu, "Berarti lo juga tahu kalo cewek yang di poto itu ad-"
"Iya gue tahu, dan ini semua salah Katty. Dia yang udah bikin permainan sebodoh ini, gak bernilai sama sekali."
"Kayaknya kita harus kasih dia pelajaran deh biar kapok!"
Keduanya saling bertatapan, kemudian tersenyum seolah bahasa isyarat yang mengatakan rencana itu, "Oke sip besok kita lancarin misi!"
"Res, sekali lagi gue minta maaf gue bener-bener gak maksud apalagi sampe nampar-"
"Gak usah dibahas, yang lalu biarin berlalu." Rena membalas senyuman tulus itu, kemudian mereka saling memeluk menghantarkan rasa persahabatan yang begitu besar.
-o0o-
Satu minggu kemudian..
Kini sedikit demi sedikit masalah mulai mereda, kasus poto rekayasa itu telah terungkap dan mengembalikan nama baik Ressa. Ia tak jadi di DO begitu juga dengan Lexi.
Hanya saja setelah kejadian minggu Lalu Lexi menghilang tanpa kabar sedikit pun. Banyak rumor yang berkata bahwa Lexi pindah ke luar negeri.
Rena yang telah resmi tak menjalin hubungan lagi dengan Lexi pun merasa sangat bersalah, ia tahu alasan Lexi pergi adalah karena dirinya. Namun apa boleh buat toh luka dan rasa kecewa yang ia torehkan masih belum bisa terobati sampai sekarang.
Kini tinggal giliran Ressa yang harus perlahan menata hatinya kembali. Berbagai kepingan peristiwa yang telah dilalui harus ia jadikan sebagai pelajaran.
Veno, lelaki berjiwa dingin yang dua hari lalu telah menembaknya kini semakin menjauh. Apa Ressa terlalu keterlaluan saat menolak Veno? Apa ia sampai membuat Veno trauma karena telah mengenal cinta?
~Flasback On
"Res, gue mau ngomong."
"Hm, tinggal ngomong aja kali."
Veno menarik napas panjang sebelum mengeluarkan kalimat yang tak pernah ia ucapkan seumur hidupnya.
"Gu-gue, gue sebenernya punya, punyaaa-" Veno yang menggantung kalimatnya jelas membuat Ressa penasaran. Setelah ditunggu beberapa saat ternyata Veno masih tak melanjutkan ucapannya, sebenarnya lelaki itu ingin mengucapkan apa kepada dirinya?
"Mau ngomong apa sih Ven, cepet kali ah gue banyak urusan nih, gue bak-"
"Gue sayang sama lo, gue mau lo jadi pacar gue!" ucapnya cepat dengan satu tarikan napas. Ressa melongo dengan wajah cengo, tak menyangka jika Veno akan mengucapkan kalimat itu.
Bukan wajah Ressa yang memerah, namun wajah Veno yang semakin lama seperti kepiting rebus. Jika dipikir-pikir ternyata lucu juga ekspresinya.
"Apa lo mau jadi pacar gue Res?" tanyanya sekali lagi.
Dengan wajah tanpa ekspresi akhirnya Ressa membuka suara, "Sorry Ven, bukannya mau nolak atau apa, tapi buat sekarang ini gue lagi nata hati yang udah hancur, gue mau istirahatin hati yang selalu orang-orang buat remuk. Lagian gue juga cuma anggap lo sebagai abang Ven, gak lebih."
Pertama kali menyatakan cinta pertama kali itu pula ia ditolak. Sakit. Perih. Sesak. Ya, semua rasa itu bercampur menjadi satu. Namun apa boleh buat, toh jika memaksakan cinta juga memang tak baik. Ia hanya bisa menerima semua itu dengan lapang dada sambil tersenyum dengan lebar menutup pedihnya luka hati yang sudah menganga.
"Makasih buat semuanya, gue bakalan inget terus pengorbanan lo karena lo adalah abang terbaik yang gue punya. Sekali lagi gue minta maaf gak bisa bales perasaan lo."
Sebuah pelukan singkat tiba-tiba Ressa lakukan kepada Veno, dan setelah itu ia pergi meninggalkan Veno yang hanya diam dengan ditemani bayang-bayang pikiran melayang tentang Ressa.
-o0o-
"Jadi sekarang lo jalin hubungan sama siapa?" tanya Rena disela obrolan santai yang mereka lakukan.
Bukannya menjawab, Ressa malah melamun mencerna pertanyaan darinya, "Gue gak jalin hubungan sama siapa-siapa kok."
"Loh Veno? Bukannya lo lagi deket sama dia?"
"Iya, beberapa hari yang lalu dia ngasih gue teddy bear over size, dia juga nembak gue."
Dengan mata membulat, Rena masih tak percaya terhadap ucapan Ressa. Lelaki sedingin Veno bisa menembak perempuan? Oh shit tidak!
"Terus lo terima?"
Ressa menggelengkan kepalanya sekali, "Gue cuma anggap dia sebagai abang, gue juga takut kalo perasaan yang gue punya terhadap dia itu semata-mata cuma pelarian karena Nathan."
Rena hanya mengangguk-anggukkan kepalanya pelan, "Oh iya apa kabar sama hubungan lo dan Nathan?"
Ia memejamkan matanya sejenak, entah mengapa jika menyangkut hal tentang Nathan semua peristiwa dulu yang ia lalui tiba-tiba saja muncul di kepalanya.
"Akhir-akhir ini gue gak pernah lihat Nathan lagi, gue gak tahu dia ada dimana."
Rena berpikir sejenak, memang benar hampir dua minggu ini ia juga tak melihat Nathan, bahkan semua orang di sekolahnya tak ada yang tahu tentang keberadaan Nathan. Begitu juga dengan semua sahabatnya, mereka seperti tutup telinga.
"Res, lo nyadar gak kalo Nathan andthechick juga udah lama menghilang dari sekolah? Terakhir gue lihat ya tentang si Lexi itu."
Benar juga, karena terlalu fokus dengan masalahnya Ressa sampai tak menyadari keberadaan Nathan beserta sahabatnya. Sebenarnya mereka kemana? Mengapa menghilang bersamaan seperti ini? Apa ini ada hubungannya dengan dirinya lagi? Veno juga setelah ditolak malah ikutan menghilang. Ah ada apa lagi?
-o0o-
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cogans Maniac [COMPLETED]
Teen FictionMAAF INI CERITA YANG DIBIKIN PAS DULUUUU BANGETTTT JADI MASIH BANYAK KATA RANCU JUGA KEGAJEAN, MOHON DIMAKLUM. MAAF ❤❤ #4 in primadona (07-04-2019) Berawal dari dua remaja cantik yang selalu terobsesi ketika melihat laki-laki tampan. Entah itu diman...