Chapter 52

165 14 3
                                    

Bintang itu indah dan bulan memang tak seindah rupanya bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bintang itu indah dan bulan memang tak seindah rupanya bintang. Tapi seindah apapun itu gue gak mau jadi bintang, karena apa? Karena tanpa rasa kasihan bintang selalu ninggalin bulan seorang diri. Bahkan gue lebih rela jadi bulan yang selalu siap ditinggalin tanpa pernah berniat untuk meninggalkan kembali.

Alveno Brace

-o0o-

"Huaaaaaaaaahhhhh indah bangetttttttt!" Ressa berdecak kagum saat melihat pemandangan indah di tempat ini. Seperti sebuah rooftop yang mengantarkan kenyamanan di setiap sudutnya. Lampu terlihat menyala remang remang di atas bangunan yang menjulang tinggi. Langit malam disertai banyak bintang yang memancarkan cahaya berkelap-kelip.

"Gue gak nyangka bakal dibawa ke tempat seindah ini." Ressa kembali menyunggingkan senyuman lebarnya

"Suka?"

"Suka bangetttttttttttt!" kemudian mereka duduk berdampingan di ujung bangunan itu sambil menatap indahnya pemandangan malam.

Veno kembali membuka suara, "Tahu?"

"Hah?"

"Alesan diajak kesini?"

Ressa hanya menggelengkan kepalanya pelan. "Tempat ini sunyi." Ressa menoleh ke arah Veno, "Tempat ini sepi." Ressa kembali mengernyitkan dahinya tak mengerti, "Tempat ini jarang dikunjungi orang." Ressa hanya bisa cengo mendengarnya, "Tempat ini gelap, mereka gak akan tahu kalo di sini ada orang." Tetap saja wajah Ressa masih menunjukkan ekspresi melongo

"Tempat ini jauh dari pemukiman warga. Sepi, senyap, sunyi, aman."

Ressa yang awalnya cengo berubah menjadi terkejut. "Jadi maksudnya lo mau macem-macemin gue? Mentang-mentang disini sepi dan gak terlihat sama orang lo mau gerayangin tubuh gue? Atau jangan-jangan lo mau perkosa gue?????" Ressa berteriak dengan tatapan menyala-nyala, sampai tak sadar jika posisi duduknya akan jatuh ke bawah.

"Gu- ahhhhhhhh!" Badannya tak lagi duduk di pinggiran tempat itu, namun kini ia seperti melayang terjun ke bawah sana, untung saja Veno sigap dengan segera menahan tangannya lalu menarik kembali tubuh Ressa ke atas, jika telat mungkin Ressa hanya tinggal nama saja.

Veno menyentil dahi Ressa, "Lo tuh pikirannya negatif mulu!"

"Lah terus maksud lo apaan bilang kata-kata kayak tadi?"

Veno menghela napas berat, "Gue tahu lo lagi banyak pikiran, mulai dari tentang Nathan, perginya Lucas, bahkan semua orang yang terus nyinyir ke arah lo. Gue tahu gimana sedihnya ada di posisi lo, gue tahu gimana bimbangnya perasaan lo, dan gue tahu bahwa lo sangat terpuruk karena hal itu." Ressa hanya diam mengatupkan bibirnya rapat.

"Alesan gue bawa lo ke tempat ini biar lo bisa keluarin semua uneg-uneg yang lo pendam sendirian. Disini lo bisa teriak sekencang mungkin, lo bisa nangis sejadi-jadinya, dan disini juga gue siap jadi pelampiasan setiap amarah lo." penjelasan Veno membuat pikiran Ressa melayang meratapi kejadian yang dialaminya bersama Nathan. Mulai dari kenangan manis sampai kenangan pahit sekalipun.

The Cogans Maniac [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang