Chapter 55

133 13 6
                                    

"Yaampun-yaampun pelan-pelan Veno ih, itu semutnya keinjek sama gue!"

"Lo gak papa kan?"

Ressa mengernyitkan keningnya bingung, "Loh emangnya gue kenapa?"

Veno berdecak kesal, "Nanti malem jalan, gue yang jemput."

"Jal-"

"Gak terima penolakan!" Setelah mengucapkan itu Veno langsung berjalan meninggalkan Ressa.

"Dasar cowok es!"

Ressa berbalik dan berjalan cepat menuju kelasnya, namun karena tak hati-hati ia pun menabrak seseorang.

"Aduh sorry gue gak sengaja." Tak kunjung mendapat jawaban, Ressa mendongakkan kepala untuk melihat siapa yang ia tabrak.

"Ka-kak Nat-han, ma-af akuu- aku gak sengaja tadi aku- aku tadi ituu-inii enggak-"

"Iya gak papa, gak usah gugup gitu. Gue juga minta maaf ya."

"Minta maaf soal apa? Kan gue yang nabrak kakak."

"Maaf karena gue udah bikin luka besar yang membekas di hati lo." Setelah mengucapkan itu Nathan kembali berjalan tanpa menoleh sedikit pun ke arah Ressa.

Ressa berbalik dan berlari menyusul Nathan, ia memeluknya dari belakang secara tiba-tiba. Nathan diam, tak membalas atau bahkan menolak. Jujur, ia juga rindu dengan pelukan ini, tapi ia sadar bahwa perempuan yang sedang memeluknya ini bukanlah miliknya.

"Akuu- aa-aku minta maaf, aku- aku kangen sama kak Nathan. Apa kita kayak dulu lagi? Akuu- aku masih sayang sama kak Nathan."

Deg! Inilah pengutaraan hati Ressa yang tak ingin Nathan dengar, ia tak ingin jika rasa cinta di hatinya semakin besar lagi setelah mendengar kejujuran dari Ressa. Sungguh, ia tak mau mengecewakan sahabat untuk kedua kalinya. Nathan tak mau kejadian itu terulang lagi. Tapi, ego di hatinya lebih besar untuk membalas pelukan Ressa.

Ya di taman yang sepi tak ada satu orang pun ini mereka berpelukan, saling memadu rindu yang telah lama tertahankan. Tapi, lagi-lagi ucapan yang keluar dari mulut Nathan meruntuhkan rasa bahagianya.

"Aku juga rindu kamu, tapi maaf, aku gak bisa jalin hubungan kayak dulu lagi."

Tes.. Air mata Ressa mengalir begitu saja, "Kenapa? Kenapa Than? Kenapa gak bisa? Apa perasaan kamu buat aku udah hilang? Apa kam-"

Ucapan Ressa terpotong begitu saja saat sesuatu yang kenyal menyentuh bibirnya, matanya membelalak dengan sempurna. Namun Ressa juga tak ingin munafik bahwa ia sangat merindukan ciuman dan sentuhan Nathan.

Perlahan Ressa membalas ciuman itu, air matanya terus saja mengalir. Awalnya hanya sebuah ciuman lembut, namun lama-kelamaan ciuman itu semakin menuntut, Nathan tak memberikan Ressa kesempatan untuk bernapas. Ressa meronta meminta dilepaskan namun Nathan tak memberinya kesempatan. Ciuman itu makin kasar, Ressa tak sanggup lagi.

Di tengah perlawanannya terhadap Nathan, Ressa merasakan sesuatu yang asin mengalir ke arah mulutnya. Ia membuka mata dan terkejut saat melihat Nathan meneteskan air matanya. Ressa tak lagi membalas ciuman itu, dan Nathan? Ya lelaki itu langsung memeluk Ressa dengan erat. Punggungnya bergetar, Ressa bisa merasakan itu. Nathan, lelaki itu menangis, lagi-lagi karena dirinya.

Nathan langsung melepaskan pelukannya secara kasar, dan ia berlari tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ressa hanya bisa memandang tubuh yang semakin lama mulai menghilang. Ya lebih tepat menghilang dari hidupnya.

Tuhan, Ressa rindu Nathan..

Tak jauh dari sana ternyata seseorang sedang memperhatikan keduanya, "Sebenernya perasaan lo sama dia itu gimana? Lo bohong sama gue?"

⚱⚱⚱

Malam pun kian datang. Namun perasaan Ressa tak kunjung tenang setelah kejadian siang tadi bersama Nathan. Saat sedang melamun tiba-tiba ponselnya bergetar.

Veno:
Udah siap?

"Ah shit!!! Gue lupa ada janji sama Veno! Ah gimana nih mana belum siap-siap lagi!"

Ven, sorry kayaknya gue gak bisa, lupa soalnya. Lagian gue juga belum siap-siap👉🏻👈🏻

Veno:
Ok

Lo gak marah kan?
Maapin gue ya, kita jalannya kapan-kapan aja😅
Yah di read doang, gue minta maaf✌🏻
Yaudah kalo gitu gue tidur dulu, bye 🖐🏻👋🏻

Ressa mematikan ponselnya dan beralih memeluk boneka di kamarnya.

"Gue masih sayang sama lo Nathan. Good night!" gumamnya dengan pelan.

Sementara di luar sana, tepat di depan pintu apartemen Ressa Veno berdiri sambil memeluk Teddy Bear besar. Rencana yang sudah ia siapkan ternyata sia-sia, istilah lainnya adalah gagal sebelum dilaksanakan. Ditolak sebelum sempat mengutarakan. Itulah penggambaran dirinya saat ini.

Veno menyimpan Teddy Bear itu di depan pintu, tak lupa ia menyelipkan sebuah kertas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Veno menyimpan Teddy Bear itu di depan pintu, tak lupa ia menyelipkan sebuah kertas. Setelah itu ia pergi dari sana, namun bukan rumah tujuannya, melainkan club malam.

⚱⚱⚱

Hollaaaa, maaf baru update sekarang gaesss huaaa abisnya mood aku bilang males mulu siii ah✌🏻✌🏻 oiya ini part yang udah detik-detik mau ending loh, jangan bosen baca ya gaess zeyeng zeyengnya ddek mmuachh zeyeng kaleannn😻😻😻😽😽😽😽❤❤❤❤

The Cogans Maniac [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang