"Tapi kal- ahhhhhhhhh!"
Nathan berteriak dengan suara yang sangat nyaring, jelas saja hal itu membuat perhatian Ressa terkecoh dan berubah menjadi pandangan terkejut.
Salam bukan silim ternyata skateboard Nathan masuk ke dalam selokan (tempat mengalirnya air di sekolah) lantas saja badannya tersungkur dan kepalanya terbentur tangga yang ada di depannya.
Sakit. Satu kata yang bisa mewakili perasaan Nathan saat itu. Sedangkan Ressa, Lucu. Itulah satu kata yang mewakili perasaannya.
"Aduh sejak kapan sih di sini ada jalur beginian? Sejak kapan ada tangga di sebelah sini?" tanyanya dengan mengusap kening yang tadi terbentur keras
"Hahahhaa lucu banget hahahhaaa itu kening lo benjol, jadi ungu. Serasa nanam terong di jidat. Wkkkkk!" Ressa tertawa habis habisan sampai mengeluarkan air mata, sungguh pertunjukan yang sangat indah
"Apaan sih lo bukannya bantuin malah ngetawain gitu! Ah njir skate gue patah lagi!" ucapnya dengan wajah ditekuk
"Ya itu salah lo sendiri, makanya kalo lagi maen skate fokus sama jalan bukan sama gue."
"Serah lu deh, gak ada perhatian perhatiannya sedikit pun sama gue, udah tahu ni jidat sakit mana darahan gini, untung cuma dikit."
"Alah gitu doang lebay banget sih!"
Nathan segera beranjak dan tak menghiraukan ucapannya, ia sungguh kesal dengan ucapan Ressa. Bukannya di bantuin atau basa basi apa eh ini malah di ledek. Gitu gitu Nathan juga punya hati kali, bisa meren bantu di obatin. Hahahaaa emang dia siapa nya Ressa? Pacar? Ya bukanlah, jangankan jadi pacar, jadi temen aja dia ma gak pernah dianggap. Hmm:(
"Eh tu orang ngapa yaa maen pergi aja, apa dia marah? Duli ah emang dia siapa gue coba." batinnya
Sepanjang perjalanan, sesekali Nathan memegang luka di keningnya. Apakah sesakit itu??? Tapi apa peduli Ressa, toh rasa sakit hatinya lebih besar daripada luka yang hanya sekecil itu.
Saat melewati ruang UKS tiba tiba Ressa menahan langkah Nathan dengan memegang pergelangan tangannya, sontak saja ia menghentikan kakinya.
"Hei sebentar, ayo masuk dulu." ucapnya lembut
"Mau ngapain?"
"Obatin dulu lukanya, takut infeksi. Pasti sakit banget kan?"
"Hah? Eh nggak kok gak terlalu sakit, cuma rada pusing aja gitu. hehee."
"Makanya ayo biar gue obatin."
Tanpa melakukan penolakan lagi akhirnya ia menurut saat tangan kanannya ditarik oleh Ressa.
"Duduk dulu, gue mau ngambil air anget."
Ressa menghidupkan dispenser agar air menjadi panas, sambil menunggu ia segera menyiapkan antiseptik dan plester. Jangan salah, walaupun pecicilan Ressa -ralat Ressa dan Rena itu adalah anak PMR.
"Gue kompres ya lukanya, sorry kalo sakit."
Perlahan namun pasti, Ressa mulai mengompres luka di keningnya. Jarak wajah mereka tak lebih dari satu jengkal, sontak hal itu membuat jantung Ressa berlari marathon dengan kecepatan yang abnormal.
Sesekali Nathan memejamkan matanya, menyerap rasa hangat dari kompresan itu, terlebih lagi ia menikmati kehangatan dan perhatian yang Ressa berikan. Tak disangka ternyata gadis itu masih mau membantu lelaki 'bajingan' seperti dirinya.
Selesai mengompres Ressa memberikan antiseptik di lukanya, Nathan menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit. Gerakan refleks itu membuat Ressa gagal fokus, ia malah menelan salivanya dengan susah payah saat melihat bibir seksi Nathan tak sengaja tergigit oleh pemiliknya.
"Udah kelar noh, jangan lupa entar plester nya diganti."
"Udah? Kok cepet banget?"
"Kalo mau lama ya harus kecelakaan dulu yang parah. Wkkk."
"Emang lo mau gue kecelakaan parah? Gak akan khawatir?"
"Khawatir? Emang lo siapanya gue? Ngarep banget sih! Hahahaa."
Jleb. Bagai belati yang menusuk hatinya tajam. Ternyata dia tak pernah peduli dengan keadaan Nathan, sekarang mungkin hanya rasa empati saja dia mau mengobatinya.
"Yaudah pulang yu udah sore."
"Lo pulang naek apa? Bawa mobil?"
"Ehm, mobil gue lagi di servis soalnya tadi mogok."
"Terus pulangnya gimana?"
"Ya gak gimana gimana lah, naek taksi juga jadi."
"Bareng sama gue aja, entar kelamaan nunggu taksi keburu malem." tawar Nathan
•••
"Buat prom night nanti, lo mau ikut?"
"Gak tahu, gimana nanti aja. wajib gak sih?"
"Yang wajib ma solat."
"Itu ma bukan wajib tapi kewajiban!"
"Serah lu dah tong. Kalo lo dateng, mau gak jadi pasangan gue?"
Deg. Tak mungkin! Apa iya lelaki itu mengajak dirinya menjadi pasangan di acara from night nanti? Tidak! Mungkin ini hanya sebuah mimpi.
•••
~Ayeyy wkkkkkk 😁😁😁 alapyu yaa😽😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cogans Maniac [COMPLETED]
Teen FictionMAAF INI CERITA YANG DIBIKIN PAS DULUUUU BANGETTTT JADI MASIH BANYAK KATA RANCU JUGA KEGAJEAN, MOHON DIMAKLUM. MAAF ❤❤ #4 in primadona (07-04-2019) Berawal dari dua remaja cantik yang selalu terobsesi ketika melihat laki-laki tampan. Entah itu diman...