Selamat membaca:)
Semoga kalian suka dengan part ini.
Jangan lupa juga buat vote dan coment. Berikan komentar kalian tentang cerita ini.~~~
3. Duri Beracun dan Tuduhan
Sudah dua jam lebih Tabib mengobati Dharma, tetapi keadaan Dharma masih tetap sama. Bahkan Tabib masih melakukan tugasnya untuk mengobati Dharma. Beberapa kali tabib juga membuat ramuan herbal untuk mengatasi dan mengeluarkan racun yang sudah tersebar di dalam tubuh Dharma. Kondisi Dharma begitu mengkhawatirkan saat ini juga. Seluruh tubuh dan wajah terlihat sangat pucat. Bekas tusukan duri beracun itu sekarang berwarna kebiruan. Membuat semua orang dan juga Bindusara sangat cemas. Bagaimana jika Dharma tidak selamat seperti yang diinginkan Charumitra? Tidak. Itu tidak boleh terjadi!
Tabib tiba-tiba terdiam dan tidak melanjutkan pengobatan untuk Dharma. Keterdiamannya seolah-olah memberikan kode jika terjadi sesuatu yang menyangkut keadaan Dharma. "Maafkan aku, Maharaja, Ratu, Pangeran. Racun pada duri yang menusuk pada kaki putri Dharma cukup berbahaya. Beberapa ramuan yang sudah aku buat masih belum juga membantu untuk mengeluarkan racun itu. Aku tidak tau harus melakukan apa lagi? Segala cara sudah aku lakukan tapi hasilnya tetap sama."
"Kau harus menyelamatkan Dharma, tabib! Kau adalah seorang tabib dan aku yakin ada ramuan yang bisa membantu kondisi Dharma! Aku ingin Dharma selamat bagaimanapun caranya!" ujar Bindusara.
"Bindusara, sabarlah. Kau tidak boleh seperti itu. Kau harus yakin jika Dharma akan selamat," ucap ratu Moora yang mencoba menenangkan Bindusara.
"Tabib lakukan yang terbaik untuk Dharma. Aku mohon selamatkan dia. Keluarkan semua racun yang berada dalam tubuhnya. Aku mohon padamu," pinta Nandini pada tabib itu.
"Aku akan berusaha sebisa mungkin, Ratu. Semoga ini berhasil," balas Tabib. "Acharya apa kau memiliki tumbuhan yang mampu mengeluarkan racun seperti ini? Mungkin kita bisa membuat ramuan baru untuk menyembuhkan Putri Dharma."
"Sepertinya aku memiliki sedikit. Tunggu disini, aku akan mengambilnya." Acharya langsung bergegas pergi untuk mengambil tumbuhan yang berkhasiat mengeluarkan racun.
Tidak berselang lama, Acharya telah kembali dengan membawa sedikit tumbuhan kering yang khasiatnya cukup besar. Ia memberikan tumbuhan itu kepada tabib. Sementara, tabib langsung meracik tumbuhan yang diberikan Acharya dan dicampurkan dengan tumbuhan miliknya. Mungkin dengan hal itu bisa menyembuhkan Dharma.
Setelah ramuan itu berhasil di buat, Tabib langsung meminumkannya pada Dharma. Berharap ramuan yang ia buat berhasil menyembuhkan Dharma.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
Semuanya terdiam saat ramuan itu tidak menimbulkan hasil. Namun detik kemudian, Dharma tiba-tiba sadar dan batuk mengeluarkan lendiri. Mungkin lendir tersebut adalah racun yang berbahaya itu. Dengan sergap, Tabib memberikan mangkuk agar Dharma bisa memuntahkan semua racun itu. Semuanya sedikit lega karena Dharma kini sadar meski keadaannya belum membaik.
"Keluarkan semuanya saja. Kau harus bisa keluarkan racun itu." Itulah kata Tabib yang meminta kepada Dharma. Setelah semuanya telah dikeluarkan, Dharma kembali berbaring.
Pandangannya masih kabur. Ia belum bisa melihat semua orang dengan jelas. Mungkin efek dari racun itu masih ada.

KAMU SEDANG MEMBACA
BINDUSARADHARMA [Completed✓]
RomanceKisah cinta Dharma dan Bindusara yang di penuhi konflik keluarga, cinta dan juga memperebutkan tahta kekuasaan istana Magadha sampai lahirnya seorang pangeran yang akan menjadi pemimpin besar keturunan dinasti Maurya. ~ Cerita ini terinspirasi dari...