Happy Reading:)
Jangan lupa untuk vote dan coment!
Semoga kalian suka dengan part ini♡~~~
53. Bersama
Helena dan Justin datang ke ruangan kamar raja Magadha. Keduanya telah di.minta datang oleh Bindusara untuk menemuinya. Bahkan tidak ada lagi rantai besi yang mengikat leher ataupun tubuh ibu dan anak itu. Ada raut wajah bersalah saat menemui Bindusara yang sudah ada di sana.
"Kau memanggil kami Bindusara?" tanya Helena.
"Iya Ibu Helena. Ada hal yang ingin aku bicarakan dengan kalian berdua," jawab Bindusara. Membuat Helena dan Justin saling menoleh sejenak.
"Aku sudah memikirkan hal ini secara baik-baik. Aku memutuskan untuk membebaskan kalian berdua. Meski kalian telah melakukan kesalahan dan juga menyadari semuanya, aku maupun Dharma merasa jika aku harus memberikan kesempatan kedua untuk kalian," tutur Bindusara yang langsung mengatakan niatnya memanggil ibu dan anak itu.
Tentu saja membuat Helena maupun Justin merasa terkejut sekaligus tidak percaya jika Bindusara memutuskan untuk membebaskan mereka.
"Apa maksudmu Bindusara?" tanya Helena.
"Iya benar apa maksud mu? Kenapa kau ingin membebaskan kami?" tambah Justin yang ikut bertanya pada Bindusara.
"Karena aku merasa jika kalian pantas mendapat kesempatan kedua dari ku. Aku sangat yakin pada kalian jika kalian mampu berubah menjadi diri yang lebih baik," jawab Bindusara.
"Tapi Bindusara, kami sudah melakukan banyak kesalahan. Bagaimana bisa kau memberikan kesempatan kedua pada kami? Seharusnya kau tetap memberikan kami hukuman Bindusara. Apa yang telah aku dan putraku lakukan itu semua kesalahan besar dan tidak bisa dimaafkan begitu saja," ucap Helena pada Bindusara. Dia terlihat begitu malu mengingat apa saja yang telah ia lakukan.
"Aku memang telah memaafkan kalian dan aku juga akan membebaskan kalian. Tetapi aku akan tetap menghukum kalian berdua. Kalian akan tinggal di istana ini tetapi bukan sebagai seorang ratu dan Pangeran. Kalian berdua tidak akan menikmati kemewahan yang ada dalam istana ini sampai sikap kalian benar-benar telah berubah. Bagiku itu hukuman yang tepat bagi kalian," balas Bindusara. Dia memang mengikuti keinginan Dharma, tetapi ia juga tetap melakukan apa yang menurutnya benar. Menuruni keinginan dari seorang istri adalah salah satu caranya menghormati istrinya itu.
"Kau begitu baik Kak Bindusara. Aku akan menerima hukuman apa saja yang kau berikan termasuk hukuman yang satu ini. Aku tidak akan menikmati kemewahan yang ada di setiap istana ini. Aku akan hidup dengan kesederhanaan," balas Justin.
"Itu benar Bindusara. Semua perhiasan yang aku miliki akan aku serahkan pada mu. Aku tidak akan memakai perhiasan yang mewah. Aku dan putraku akan hidup dengan sederhana," tambah Helena.
"Baiklah ibu Helena, Justin. Aku senang mendengar jika kalian setuju dengan keputusan ku ini," balas Bindusara.
Helena dan Justin terdiam. Keduanya tidak mengatakan apapun lagi. Sepertinya mereka benar-benar telah sadar dan mengakui semua kesalahan yang selama ini mereka lakukan.
"PELAYAN!" panggil Bindusara.
"Pelayan!"
Seorang wanita yang menjadi pelayan istana datang dan memberikan penghormatan pada Bindusara.
"Cepat kemasi barang-barang ibu Helena dan Justin. Berikan mereka kamar yang cukup sederhana dan layak untuk mereka tinggali," titah Bindusara pada pelayan itu.
"Baik Yang Mulia."
Pelayan itu pergi. Bindusara kembali menatap ke arah Helena dan juga Justin. Karena hukuman yang ia berikan adalah sebuah hukuman dimana keduanya tidak akan menikmati kemewahan yang ada di istana, maka mereka juga harus tidur di kamar yang sederhana seperti yang di katakan mereka sendiri. Jika mereka mau hidup dengan kesederhanaan tanpa kemewahan sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINDUSARADHARMA [Completed✓]
RomanceKisah cinta Dharma dan Bindusara yang di penuhi konflik keluarga, cinta dan juga memperebutkan tahta kekuasaan istana Magadha sampai lahirnya seorang pangeran yang akan menjadi pemimpin besar keturunan dinasti Maurya. ~ Cerita ini terinspirasi dari...