Happy Reading;)
Semoga suka dengan part ini.
Jangan lupa buat vote dan coment☆~~~
13. Serangan II
Dharma secepatnya bergegas pergi ketika ia melihat Bindusara terluka dalam peperangan. Sebenarnya ia sedikit berhati-hati untuk pergi dari penjagaan yang begitu ketat. Tetapi rasa cinta dan cemasnya terhadap Bindusara, membuat ia nekat dan berhasil melarikan diri dari penjagaan prajurit. Bahkan sesampai di lorong istana, ia juga sangat berhati-hati. Tatapan matanya tak henti-henti melirik ke seluruh arah untuk berjaga-jaga apa ada prajurit Magadha atau prajurit Yunani yang melihatnya.
"Aku harus bertemu dengan Pangeran. Tetapi bagaimana caranya aku bisa ke halaman utama Magadha? Di sana sangat ricuh dan peperangan sedang terjadi," gumam Dharma. "Tidak, Dharma. Kau harus bisa menyelinap dan melihat bahwa pangeran baik-baik saja."
Tanpa ada rasa takut sama sekali, Dharma terus melangkahkan kakinya menuju area keluar dari istana. Namun belum saja ia sampai ke tempat tujuan, tiba-tiba dua orang prajurit Yunani menghadangnya. Bagaimana bisa para prajurit Yunani itu berhasil masuk ke dalam istana?
Dharma menjadi ketakutan dan langkah kakinya perlahan mundur. "Ka-kalian mau apa? Ja-jangan dekati aku. Pergi kalian!"
Kedua prajurit itu tertawa dan memegang pedangnya semakin kuat. Seolah-olah ingin menyerang Dharma kapanpun juga. "Kau seorang putri dan kebetulan sekali kita sedang membutuhkan seorang putri istana yang cantik."
"Jangan sentuh aku! Pergi kalian! Jika tidak, aku akan berteriak sekarang juga!" gertak Dharma semakin ketakutan. Apalagi kedua prajurit itu baru saja membelai tangannya membuat Dharma semakin tak nyaman dan ketakutan.
"Silahkan saja berteriak. Semua prajurit Magadha sedang sibuk bertarung di halaman. Sedangkan di sini, tidak ada siapapun. Jadi kau tidak bisa berteriak meminta tolong."
"Aku mohon jangan dekati aku! Pergi kalian!" Dharma kembali berjalan mundur karena ketakutan melihat sorot mata dan tingkah kedua prajurit yang bisa di katakan mesum. "TOLONG!! TOLONG!!"
Ketika Dharma ingin beranjak lari dari sana, tiba-tiba kedua prajurit itu menahannya dan mencegah agar Dharma untuk lari. Ketakutan Dharma semakin memuncak. Dia berusaha meronta-ronta agar kedua prajurit itu melepaskan tangannya. "LEPASKAN AKU! TOLONG!! TOLONG!!"
Pangeran tolong aku. Kau dimana? Tolong aku, rintih Dharma dalam hati. Air matanya terus berjatuhan turun menyusuri pipinya itu.
Dharma tiba-tiba di seret entah mau di bawa kemana. Dharma berusaha melepaskan dirinya dari cengkeraman kedua prajurit mesum itu tetapi nihil, ia tidak bisa karena tenaga prajurit Yunani itu lebih kuat.
BRUUKK
Dharma terkejut ketika salah satu prajurit itu tersungkur terjatuh. Kemudian ia menoleh dan ternyata itu adalah Bindusara. Banyak luka yang terlihat di sekitar tubuh Bindusara. Namun terlihat bahwa laki-laki itu masih kuat untuk menyerang para musuhnya.
"Pangeran?" Senyuman Dharma mengembang setelah melihat Bindusara datang untuk menyelamatkannya.
"Lepaskan Dharma!" ujar Bindusara pada prajurit yang masih memegangi tangan Dharma. Namun prajurit itu masih tetap setia memegangi tangan Dharma membuat Bindusara tak bisa menahan amarahnya lagi. "AKU BILANG LEPASKAN DIA! Jika tidak, aku akan melenyapkan mu saat ini juga!"

KAMU SEDANG MEMBACA
BINDUSARADHARMA [Completed✓]
RomanceKisah cinta Dharma dan Bindusara yang di penuhi konflik keluarga, cinta dan juga memperebutkan tahta kekuasaan istana Magadha sampai lahirnya seorang pangeran yang akan menjadi pemimpin besar keturunan dinasti Maurya. ~ Cerita ini terinspirasi dari...