Happy Reading;)
Semoga kalian suka dengan part ini.~~~
10. Ungkapan dan Berita
Dharma cukup senang kali ini karena bisa bertemu lagi dengan teman-temannya yang tinggal di desa Champa, setelah sekian lama tak bertemu. Beberapa jam yang lalu teman-teman Dharma di perbolehkan berkunjung ke istana meski hanya di perintahkan untuk diam di luar saja. Dharma senang bisa kembali mengobrol dengan teman-temannya.
Kehidupan Dharma cukup berbeda dengan kehidupannya yang dulu. Kini ia sudah menjadi istri seorang pangeran dan tentu saja ia cukup sulit membiasakan diri dengan hidup sebagai seorang Putri raja.
Saat ini Dharma masih berada di taman istana, duduk di ayunan dekat pohon mangga waktu itu sambil melihat-lihat sekeranjang bunga yang ia petik tadi.
Disisi lain, Bindusara yang sedang berjalan-jalan, tiba-tiba ia tak sengaja melihat Dharma tengah duduk sendirian di ayunan dekat pohon. Senyumannya mengembang ketika melihat Dharma yang terlibat cantik meski dari kejauhan. Tanpa berpikir panjang, Bindusara bergegas pergi dari sana untuk menghampiri Dharma.
Setelah beberapa langkah lagi ia sampai ke dekat Dharma, Bindusara memelankan langkah kakinya. Kali ini ia ingin membuat Dharma terkejut karena ia itu ia langsung menutup sepasang mata Dharma dari belakang. Dan benar saja Dharma terkejut saat merasakan ada seseorang yang menutup matanya.
"Siapa ini?!" ujar Dharma namun dengan sengaja, Bindusara tidak menjawabnya. Ia ingin melihat apa Dharma bisa mengenalinya atau tidak.
"Aku bilang siapa ini?!"
"Apa ini kau Chitra? Jika benar, aku mohon lepaskan aku. Untuk apa kau menutupi mataku seperti ini?" ujar Dharma yang malah menganggap jika yang menutupi matanya itu adalah Chitralekha.
"Kau salah, Dharma." Mau tak mau, Bindusara harus berbicara dengan nada perempuan membuat Dharma sedikit heran. Suara siapa itu? Sebelumnya Dharma belum pernah mendengar suara seperti ini.
"Si-siapa ini?"
"Ayolah tebak aku." Lagi-lagi Bindusara berbicara dengan nada seperti perempuan.
"Siapapun kau, aku tidak akan pernah memaafkanmu! Sekarang aku minta jauhkan tanganmu dari mataku!" gertak Dharma. Dia cukup ketakutan karena ia belum pernah mendengar suara perempuan seperti itu.
Bindusara pun akhirnya melepaskan tangannya yang menutupi sepasang mata Dharma lalu beranjak menghampiri dan duduk di sampingnya. "Kau ini, menebak ku saja tidak bisa!"
"Pangeran? Jadi kau yang..." Dharma terlihat terkejut ketika mengetahui bahwa Bindusara lah yang telah menutupi matanya.
"Ya, ini aku. Akulah yang telah menutupi matamu itu," ucap Bindusara terlihat kesal.
"Pangeran! Jadi ceritanya kau ingin mengejutkan aku begitu?" ujar Dharma sedikit kesal.
"Tidak, aku hanya ingin melihat mu saja. Apa kau mengenali aku atau tidak saat matamu tertutup? Dan ternyata kau tidak mengenali aku," balas Bindusara
"Bagaimana bisa aku mengenalimu? Kau saja berbicara dengan nada seperti wanita," tanya Dharma memberikan alasan.
"Sudahlah lupakan saja itu. Aku ingin bertanya, kenapa kau kemari?" tanya Dharma dengan nada tidak suka. Hal ini membuat Bindusara sedikit heran, kenapa sikap Dharma selalu berubah-ubah ketika ia mendekatinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
BINDUSARADHARMA [Completed✓]
RomansaKisah cinta Dharma dan Bindusara yang di penuhi konflik keluarga, cinta dan juga memperebutkan tahta kekuasaan istana Magadha sampai lahirnya seorang pangeran yang akan menjadi pemimpin besar keturunan dinasti Maurya. ~ Cerita ini terinspirasi dari...