51. Sasaran Utama

1.7K 51 4
                                    

Happy Reading:)
Jangan lupa untuk vote dan coment!
Semoga kalian suka dengan part ini ya.

~~~

51. Sasaran Utama

Dharma datang menghampiri Sushima yang saat ini tengah berlatih pedang. Dia harus berusaha membuat anak lelaki itu menerimanya. Kedatangannya membuat Sushima menghentikan latihannya. Wajahnya kesal seolah-olah dia tidak menyukai kedatangan wanita yang di sebut sebagai ibu keduanya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sushima tanpa menatap Dharma sedikit saja.

"Sushima, aku tau kau sangat membenci diriku. Tetapi sekali saja tolong dengarkan penjelasan dariku," jawab Dharma yang langsung mengatakan inti kedatangannya.

Sushima menoleh menatap tajam pada Dharma. "Mendengarkan penjelasan mu? Memangnya apa yang ingin kau jelaskan? Kau ingin menjelaskan bahwa kau memang ingin melenyapkan diriku, begitu?" ujarnya.

"Lebih baik kau pergi saja dari sini sekarang dan bawa putra mu itu pergi bersama mu!" ujar Sushima kembali.

Dharma cukup terkejut mendengar ucapan Sushima padanya. "Tidak nak. Tidak seperti itu. Kau hanya salah paham saja menilai diriku. Jika ku berpikir bahwa aku berusaha melenyapkan dirimu dan Bindusara lebih mencintai diriku, itu semua salah. Memang benar jika dulu sering terjadi kesalahpahaman antara aku dan ibumu. Tetapi aku tidak pernah sekalipun membenci ibumu. Bindusara mencintai kedua istrinya dengan setara," tutur Dharma.

"Itu semua bohong! Ayah maupun dirimu sama-sama tidak pernah menyayangi ibuku. Kalian berdua hanya mementingkan kebahagiaan kalian sendiri. Apa kau tau saat kau bersama Bindusara, apa yang ibu ku rasakan? Apa kau tau berapa lama ayahku menderita kehilangan dirimu dan bagaimana perasaan ibuku saat melihat itu? Selama beberapa tahun ibuku menderita karena tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ayahku. Yang ada di hati ayahku hanya dirimu. Dharma, Dharma dan Dharma!" ujar Sushima.

Sepasang mata Dharma berkaca-kaca mendengar penuturan Sushima padanya. Hatinya benar-benar tersayat. Dia tidak pernah menduga jika anak lelaki itu begitu membencinya dan berpikir sampai sejauh itu.

"CUKUP SUSHIMA!" Suara itu tiba-tiba datang. Membuat Dharma maupun Sushima langsung menoleh. Keduanya melihat Ashoka ada disana. Wajahnya begitu marah menatap pada Sushima.

Ashoka berjalan menghampiri ibu dan saudara tirinya. "Cukup Sushima. Kau benar-benar sudah buta dan kau juga sudah melebihi batasan mu. Untuk kedua kalinya kau membuat ibuku menangis dan aku tidak akan tinggal diam saja melihat ibuku diperlakukan seperti itu!" ujarnya.

"Yang melebihi batasannya adalah kau dan ibumu. Kalian berdua sudah membuat hubungan ku dengan ayahku menjadi renggang. Kalian juga telah merebut posisi berharga aku dan ibuku di hati ayah Bindusara!" balas Sushima.

"Aku maupun ibuku tidak pernah menginginkan apapun dari istana ini ataupun dari ayah Bindusara. Jika kau cemburu karena kedatangan kami membuat ayah Bindusara memberikan posisi berharga kepada kami, maka kami tidak menginginkan posisi itu. Simpan saja posisi dan lainnya yang ada di istana ini!" gertak Ashoka menatap tajam Sushima.

Ashoka memegang bahu Sushima. Mencoba berbicara secara baik-baik dan membuat lelaki itu dapat mengerti. "Kau adalah saudaraku, Sushima. Aku dan ibuku datang ke istana ini hanya ingin berkumpul kembali bersama oramg yang sudah kami tunggu selama bertahun-tahun, itu saja. Kami sama sekali tidak pernah ada niat untuk merebut posisi siapapun. Dan untuk kesalahpahaman yang sudah terjadi bertahun-tahun, kau telah salah menanggapinya. Ibu mu mengatakan semuanya padamu karena pada saat itu dia masih membenci ibuku. Ibumu berpikir bahwa apa yang terjadi padanya adalah ulah ibuku. Tetapi itu semua tidaklah benar," ucap Ashoka.

BINDUSARADHARMA [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang