18. Strategi Perang

2.2K 78 1
                                    

Happy Reading☆
Semoga suka dengan part ini.
Jangan lupa vote dan coment!

~~~

18. Strategi Perang

Acharya terlihat tergesa-gesa berjalan menuju ruangan kamar Chandragupta. Beberapa menit sebelumnya, salah satu pelayan istana memberitahunya jika Chandragupta saat ini telah sadarkan diri dan kini mungkin dirinya tengah di periksa oleh seorang tabib kerajaan. Setelah sampai di ruangan kamar Chandragupta, kecemasan Acharya sedikit berkurang.

"Chandra, bagaimana keadaanmu?" tanya Acharya pada Chandra.

"Aku baik-baik saja, Acharya." Chandragupta sudah bisa berbicara kembali meskipun hanya sediliy pelan saja. Kondisinya pun masih belum pulih seperti biasanya.

"Acharya, kondisi maharaja sudah sedikit membaik sekarang. Hanya saja dia masih sedikit lemah dan memerlukan istirahat yang cukup. Bukan hanya itu saja, lukanya pun belum sepenuhnya sembuh. Benturan pada kepalanya cukup parah jadi untuk membuatnya pulih kembali itu memerlukan banyak waktu. Aku sudah memberikan ramuan pada Maharaja agar luka dalam tubuhnya dapat segera sembuh," ucap sang Tabib yang selesai memeriksa kondisi Chandragupta.

"Baiklah jika begitu."

"Chandra, kau dengar sendiri kan apa yang di katakan tabib? Kau perlu banyak istirahat. Jadi sementara waktu, kau tidak boleh kemana-mana. Kau harus istirahat agar kondisi mu cepat pulih. Kau tidak perlu memikirkan apapun dulu saat ini," ucap Nandini yang duduk di samping Chandragupta.

"Itu benar sekali, ayah. Lebih baik pulihkan dulu kondisi mu, Ayah. Kau harus sembuh seperti sebelumnya. Kau tidak perlu mencemaskan hal lain dulu," tambah Bindusara.

"Aku tau itu. Tapi besok kita harus pergi ke medan peperangan. Kondisiku akan membaik dengan secepatnya. Acharya apa kau sudah menyusun strategi kita?" ucap Chandragupta yang masih sempat-sempatnya untuk memikirkan peperangan nanti.

"Aku sudah memiliki strategi yang bagus, Chandra. Tetapi rasanya mau tidak bisa ikut dalam peperangan itu. Kondisi mu masih lemah. Aku tidak akan membahayakan dirimu, Chandra," balas Acharya yang berkata benar. Bagaimana bisa Chandragupta mengikuti peperangan itu? Sementara kondisinya saja masih lemah seperti ini.

"Apa yang dikatakan Acharya benar ayah. Kau tetap disini saja. Pulihkan dulu kondisi mu," ucap Bindusara yang ikut menimpali.

"Tapi aku adalah raja. Mana mungkin aku membiarkan peperangan itu terjadi tanpa ada aku disana?" balas Chandragupta dengan suara yang terdengar lemah.

"Chandra, dengarkanlah perkataan Acharya dan putramu. Kau tidak boleh keras kepala seperti ini. Aku tidak ingin terjadi sesuatu lagi padamu," ujar Nandini yang kesal dengan sikap Chandragupta.

"Itu benar, Paman. Kesehatanmu jauh lebih penting dari pada peperangan itu. Jadi kau tetap istirahat saja. Ada kami disini untuk mengatur peperangan itu," ucap Bhadraketu.

"Tanah ibu Pertiwi bagiku jauh lebih penting dari pada nyawaku sendiri. Aku tidak bisa membiarkan orang asing mengotori dan merebut tanah ibu Pertiwi ku. Tanah India yang paling aku cintai," balas Chandragupta. Ia memang sangat keras kepala. Baginya tidak ada hal yang lebih penting selain menyelamatkan tanah Indianya.

"Baiklah, Chandra. Aku mengerti keinginanmu. Dari dulu kau memang sangat memperdulikan tanah ibu Pertiwi dari pada hal yang lain. Tetapi dengarkan aku, Chandra. Kali ini nyawamu juga jauh lebih penting. Jadi selama peperangan itu berlangsung, kau harus tetap di istana Magadha. Aku, Bindusara dan yang lainnya akan pergi untuk melawan pasukan Yunani. Serahkan tanggungjawab mu sementara kepada Bindusara. Kau harus kasih dia kesempatan untuk membuktikan bahwa dirinya mampu melawan pasukan Yunani itu," ucap Acharya berusaha membuat Chandragupta mengerti dan meyakinkannya.

BINDUSARADHARMA [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang