Happy Reading💙
Semoga suka dengan part ini.~~~
12. Serangan
Setelah mendengar bahwa pasukan Yunani telah kembali memasuki wilayah India, saat ini Bindusara dan Bhadraketu berlatih pedang. Tetapi dalam pikiran Bindusara masih terkait pada kejadian malam tadi. Amarah terus mengendalikan dirinya sehingga ia begitu bersemangat menyerang Bhadraketu. Setiap Bhadraketu mengarahkan pedang kepadanya, ia langsung menepis pedang itu.
Kali ini Bindusara menyerang Bhadraketu seperti kesetanan. Pikirannya terus tersangkut paut dengan Dharma. Seperti inilah Bindusara, jika ia sudah di kuasai oleh amarah, ia tidak akan segan-segan melakukan sesuatu terhadap orang lain yang sama sekali tidak bersalah.
"Bindu, apa yang kau lakukan? Bindu?!" tanya Bhadraketu yang sudah kehilangan keseimbangan untuk melawan Bindusara. Bahkan Bindusara sama sekali tidak mendengar ucapan Bhadraketu.
"Maafkan aku, Pangeran. Aku tidak bisa melakukan itu denganmu."
"Aku seperti ini atas keinginanku sendiri. Aku belum siap menyerahkan diriku kepadamu."
"Meskipun dengan cinta kita melakukan itu, aku tetap tidak bisa melakukannya denganmu, Pangeran."
Ucapan Dharma kembali terngiang-ngiang di telinga Bindusara. Membuat dirinya semakin brutal menyerang Bhadraketu. Dengan berusaha sebisa mungkin, Bhadraketu mengimbangi penyerangan Bindusara terhadapnya.
"Bindu, hentikan! Bindu ini aku, Bhadra! Bindusara!" ujar Bhadraketu tetapi Bindusara tidak mendengar ucapannya. Dalam penglihatan Bindusara bahwa apa yang ia serang saat ini adalah orang lain. "Bindusara! Bindu hentikan!"
Disisi lain, Dharma dan Chitralekha yang tengah berjalan-jalan di sekitar istana, mereka tak sengaja melihat Bindusara bertarung pedang dengan Bhadraketu. Membuat langkah kaki keduanya berhenti dan memperhatikan kedua pangeran itu.
"Pangeran?" gumam Dharma.
"Dharma, Bhadra dan Bindusara sedang berlatih pedang. Tetapi kenapa aku melihat Bindusara begitu semangat menyerang Bhadra. Seolah-olah dia ingin melenyapkan Bhadra saat ini juga," ucap Chitralekha yang mulai menyadari jika serangan Bindusara di luar dari latihan.
Dharma juga merasa begitu. Ia yakin jika Bindusara menyerang Bhadraketu karena dirinya. Tanpa berpikir panjang, Dharma langsung bergegas pergi menghampiri kedua pangeran itu.
"Dharma!" panggil Chitralekha lalu bergegas menyusul Dharma. Ia dan Dharma melihat kedua pangeran itu bertarung dalam arena latihan. Namun keduanya tak berani menghentikan latihan mereka.
Bhadraketu menoleh ke Dharma dan juga Chitralekha sekilas. "Dharma, tolong hentikan Bindusara! Dia sudah kehilangan akal! Dia mencoba melenyapkan aku! Cepat hentikan!"
Bindusara menyerang kembali sehingga ia berhasil membuat pedang yang di genggam oleh Bhadraketu terlepas. Bukan hanya itu saja Bhadraketu pun terjatuh dan mengalah. Tetapi penyerangan Bindusara belum sampai situ, ketika Bhadraketu berhasil ia kalahkan, ia mengangkat pedangnya dan mengarahkannya tepat ke leher Bhadraketu.
"JANGAN!!" teriak Dharma sehingga Bindusara berhenti dan kali ini ia sadar. Pedangnya yang ia pakai sudah ada di atas bahu dekat leher Bhadraketu. Jika sedetik saja Bindusara tidak sadar, entah apa yang akan terjadi nanti?
Bindusara menoleh ke arah Dharma dan juga Chitralekha lalu kembali melihat ke arah Bhadraketu. Ia betapa terkejut ketika melihat dirinya sendiri nyaris menghabisi saudaranya itu. Bindusara melepaskan pedang itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
BINDUSARADHARMA [Completed✓]
RomanceKisah cinta Dharma dan Bindusara yang di penuhi konflik keluarga, cinta dan juga memperebutkan tahta kekuasaan istana Magadha sampai lahirnya seorang pangeran yang akan menjadi pemimpin besar keturunan dinasti Maurya. ~ Cerita ini terinspirasi dari...